Chapter 10 - ketulusan hati revan

Dalam kamar adeli mulai merenung dan berfikir kejadian tadi bersama revan,tiba" di merasa bersalah telah bersikap kasar ke revan dan meninggalkannya begitu saja, dia tidak menyadari bahwa sebenarnya dia sudah mulai peduli ke revan,hanya saja rasa ego yang begitu tinggi sehingga dia berusaha menutupinya.

Ke esokan harinya Revan mulai sibuk mencari pekerjaan, untuk memelikan adelia hadia, hari itu saat mereka berjalan di sebuah mall,adelia tanpak menatap sebuha layung yang cantik dari etalese di salah satu stand di mall tersebut, dia diam" memperhatiakn adelia tapi dia pura" seakan tak melihat apa-apa,makanya di haribulan tahun adel dia ingin membelikan kalung itu dengan uang hasil keringatnya sendiri.

Di mulai bekerja siang dan malam,di berusaha mencari pekerjaan lain karna dia sadar jika hanya mengandalkan nyanyi di cafe omnya gery itu tidak akan pernah cukup jadi dia berusha mencari pekerjan lain,appun itu asalkan bisa menhasilkan uang dan halal tentunya,termasuk manjadi drever ojek online skalipun.

Disi lain adelia mulai gelisah karna sudah berapa hari ini revan tak pernah muncul di hadapannya,dia tiba- tiba teringat kejadian yang terkhir kali bersama revan,di berfikir apa mungkin revan merah dan berusaha menghindar darinya. Baru saja di berimajinasi tentang apa yang revan fikirkan tiba-tiba terdengar suara dari hp adelia,seakan revan merasakan apa yang di fikirkan adelia, diapun tiba-tiba mengirimi pesan ke adelia

✉️✉️✉️

Sayang maaf yah akhir-akhir ini aku sibuk banget,sepertinya satu bulan kedepan aku tidak bisa menemanimu dan mngantar mu kekampus,jangan marah yah sayang dan jangan berfikir yang tidak perlu,aku selalu sayang sama kamu,i love u my honey

Seketika itu persaan adelia mulai merasa agak tenang,setidaknya dia tahu kalau revan tidak merah kepadanya,namun disisi lain dia merasa hampa,bagaiman tidak hampir setahun ini dia menghabiskan hari-harinya bersama revan,walauphn di selalu cuek tapi revan selalu sabar menghadapinya,dia sellu datanga walau hanya sekedar mengantarkan dia makanan,atau membantunya mengerjakan tugs-tugas yang kadang sampe larut malam, saat hari liburpun revan sellau mengajak adelia keluar untuk jalan-jalan,ini adalah pertama kalinya dia tak bertemu revan untuk waktu lama.

Keesokan harinya adelia berangkat kekampus tak seperti biasanya hari ini adelia berangkat sendiri tanpa revan,amel melihatnya dan mualai menyapanya

"adelll ..." panggil amel

y"eh.. Kamu mel...."

"del.. Ko tumben sendiri,revan mana" tanya amel dengan rasa penasaran

"ngk tau mel.. Katanya akhir-akhir ini dia lagi sibuk,ada sesuatu yang lagi dikerjakan"

"ah.. Aku ngk percya,jangan-jangan kamu nyakitin revan lagi yah.."

"ko' kamu nanyanya gitu shi mel" adel mulai kesal

"yah iyalah del,selama ini kan kamu selalu buat revan kesal dan marah sama kamu,kamu thu jangan terllau jahat ke revan del.. Dia itu anak yang baik"

"sebenarnya kamu ini shabat aku,atau sahabt revan shi mel.."

"del... Aku tau selama ini kamu ngk pernah ada rasa sama revan,tapi coba deh del kamu liat pengorbanan revan selama ini,dia thu selalu melakukan apa saja demi kamu tanpa memperdulikan dirinya sendiri"

"maksud kamu apa shi mel"

"jujur del aku thu kasian liat revan,dia terlalu sayang sama kamu,sedangkan kamu selalu marah - marah tidak jelas hanya masalah sepele,kadang hanya karena dia telat jemput kamu,kamu marah dan minta putus,saking takutnya dia dipuskan sama kamu del,dia itu rela keluar di tenga- tenga perkuliahan hanya untuk menjemput kamu del,da oh iya... Kamu masih ingat ngk yang waktu itu kamu suru revan jemput kamu jam 5 sore tapi mendadak kakak senior mengumpulkan kita semua sampe jam 10 malam,di nunggu kamu di tempat parkir dari jam 5 sore,dia lebih memilih menunggu mu dari pada dia balik dan telat menjemputmu dan kemudian kamu marah dan minta putus del,dan masih banyak hal lain lagi del,aku tidak mungkin cerita smuanya sama kmj satu per satu.

Adelia ".."

"del.. Coba deh kamu berusaha bersikap baik sama revan,walaupun kamu tidak bisa memberinya perasaan yang sama,setidaknya perlalukan dia lebih baik.

Adelia "..."