Day 1
Hari ini, hari pertama masuk sekolah. Di rumahnya anya sedang hendak berangkat ke sekolah.
"Bang bamaa, anya berangkat. Assalamualaikum." Ucapnya sambil berjalan ke luar rumah.
Bama, abang anya satu-satu nya dan keluarga anya satu-satunya.
"Anyaa, ga mau bawa bekel?" Teriak bang bama seraya berlari mengikuti anya.
"Engga bang, anya nanti jajan aja di kantin." Ucap anya yang sudah menaiki motor el.
El, teman dekat anya. Nama aslinya Eldo gerald pratama.
Kenal dengan anya dari SD.
"El, gila baru jam berapa ini. Kepagian banget el anjir." Ucap anya kesal sambil memukul punggung kiri el.
El yang sedang berfokus menyetir seketika kaget.
"Jangan mukul anjir, goyang kan motornya. Mau mati lo?." Ucap el dengan kesal.
"Lagian sekarang hari pertama sekolah malih, lo harus berubah dong!"
Dengan wajah BeTe anya menjawab "iya el yang mau jadi psikolog"
El dan anya kemana-mana selalu berdua, kecuali ke toilet.
El juga udah punya pacar, nah pacarnya temen anya sendiri. Jadi anya kadang menjadi nyamuk.
Sesampainya di sekolah, ternyata udah masuk. Pintu gerbang nya juga udah di kunci.
"Lo kan nya jadi terlambat deh kita." Kesal el.
"Ya maaf mana gua tau bakal telat, yaudah sih santuy aja biasanya juga kita telat mulu." Ucap anya.
Plok!
Ada yang menepuk pundak anya dan el.
"El, perasaan gua gak enak jangan nengok." Bisik anya ke el yang masih diam di tempat.
El hanya memejamkan mata tanda takut.
"Balik badan." Suruh seseorang itu dengan tegas.
Anya dan el menurut.
Dan langsung memasang cengiran ala orang polos.
"Kenapa ya kak?" Tanya anya lugu.
"Hehe iya ka." Ucap el dengan cengiran.
Kakak itu melipatkan kedua tangannya di depan dada nya.
"Kalian ya anak baru, hari pertama sekolah telat!" Tegasnya.
"Maaf ka, macet. Ya kan el?." Tanya anya ke el.
"Engga.. eh iya ka macet." Ucap el.
"Alasan klise buat di zaman sekarang, kalian kan tau jakarta emang macet kan?" Ucapnya terus menerus.
Anya dan el hanya tertawa kikus sambil menggaruk tengkuk belakang leher.
"Kalian telat 1 jam, harusnya masuk jam 6 lewat 15 dan kalian baru datang jam 7 lewat 15." Jelas kaka tersebut.
"Ya elah kak cuma sejam doang, maaf deh ya. Boleh masuk dong." Pinta anya.
"Yaudah sekarang masuk, besok jangan di ulangi." Tegas kakak tersebut.
"Makasih ka." Ucap anya dan el.
Anya dan el bergegas menuju gerbang dan masuk.
"Anjir el, gua rasa dia ketua osis." Ucap anya ke el yang sama-sama berlari menuju lapangan belakang sekolah di mana para siswa baru berkumpul.
Saat anya dan el masuk, semua mata tertuju pada anya dan el.
"Nya gugus kita dimana jir." Bisik el bingung.
"Duduk dimana aja deh el ayo." Ucap anya seraya menarik tangan el untuk duduk bersama yang lain.
Anya dan el asal duduk dimana saja.
"Itu yang baru duduk tolong sebutkan nama dan asal sekolah. Dan berdiri." Suruh anggota osis tersebut.
"Mampus nya." Umpat el.
El dan anya berdiri.
Perempuan dari anggota osis memberikan microfone.
"Nama saya anya dari SMP PELANGI." Ucap anya dengan lancar dan PD.
Anya menyerahkan microfone ke el.
"Na-nama saya Eldo gerald pratama dari SMP PELANGI." Ucap el dengan gugup.
Yang menyuruh mereka memeperkenalkan diri bukan kakak yang tadi di gerbang ko, tapi ini cewe. Ngeselin, emang.
"Kalian pacaran yaaa" tanya salah satu anggota osis.
Pertanyaan yang sering anya dan el terima.
"Kami saudara." Ucap anya tegas.
"Ya udah, ya udah duduk ya el dan anya." Suruh dia.
Anya dan el duduk.
Para anggota osis menyuruh untuk pergi ke aula sekolah.
Dan perempuan dan laki-laki di pisah. Tentunya itu bukan halangan bagi el dan anya.
El dan anya duduk bersampingan, anya di kubu perempuan dan el di kubu laki-laki.
"El, ketua osis nya yang tadi dimana ya. Ko ga keliatan." Tanya anya berbisik.
"Mana gua tau jir, bagus dong gak ada. Emang nya mau lo kena semprot?" Tanya el gemes.
"Ya engga el." Tolak anya tegas.
"Assalamualaikum semua, perkenalkan saya ka revin ketua osis periode 2018-2019." Jelas ka revin di depan.
"Lah? Lah? Gua kira kaka yang tadi ketua osis ternyata bukan." Heran anya.
"Syukurlah kalo gitu" ucap el lega.
Hari semakin siang dan sekarang saatnya istirahat, sholat dan makan.
"Solat ga nya?" Tanya el.
"Lagi ga solat el, oiya el beliin cilok sama cireng dong kalo ada yayayayayaya." Pinta anya dengan memelas.
"Iya ah." Ucap el seraya mengelus muka anya kasar.
Anya tersenyum bahagia.
"Kamu noni? Ayo ikut kaka ke kelas XI ipa 4 ya kita ibadah." Ucap kaka kelas anya.
Ini yang tadi di gerbang kan?
Iya ini kaka yang tadi di gerbang.
"Engg-- saya islam ka." Ucap anya.
"Ohh sorry. " ucapnya lalu meninggalkan anya.
####
"El dimana si." Gerutu anya di parikiran.
"Eldo gerald pratamaaa." Teriak anya.
Suasana perkiran sudah sepi.
"Lah anya bego, motor el udah gak ada." Ucap anya kesal.
"El gila dasar, pasti mau bucin. Kalo udah bucin gitu tuh gatau diri." Rutuk anya.
"Keliling sekolah dulu kali ya." Ucap anya seraya berjalan kedalam sekolah kembali.
Anya mengelilingi sekolah dari taman, perpustakaan, kantin dll.
Yang kebetulan memang sudah sangat sepi. Benar-benar tidak ada orang.
"Eh ada kucing lucu banget,, puss puss sini ck! Ck!"
Kucing tersebut berlari ke arah ruangan yang sedikit agak terbuka dan gelap.
Anya mengejarnya.
Anya menutup pintunya agar kucing tersebut tidak kabur.
"Ck!ck! Sini sini"
"Nah kena kan." Ucap anya senang setelah mendapat kucingnya.
Anya hendak keluar, tetapi pintu tersebut tidak bisa di buka.
"Lah ko ga bisa di buka anjay." Panik anya.
Anya masih terus mencoba membuka.
Dengan tertatih anya mencoba menyalahkan lampu. Dan lampu menyala.
"Ini ruangan apa si ko banyak kursi gini." Heran anya.
Lalu anya melihat di papan tulis tersebut.
"Rapat osis tanggal 22 juli?"
"Lah sekarang 22 juli."
"Ini ruang osis dong. Mampus anya."
Anya terus berusaha membuka pintu dengan sekuat tenaga.
"Ayodong kebuka." Doa anya.
"Ck! Sialan."
Anya benar-benar pasrah, karena pintunya tak mau terbuka.
Anya duduk lesehan di lantai.
Cklek! Cklek!
"Eh ada orang masuk, pasti osis mampus anya." Ucap anya panik yang langsung mengumpat di bawah meja bersama kucing tersebut.
Seseorang itu masuk dan duduk diantara banyak kursi.
"Pus diem ya." Bisik anya ke kucing tersebut yang di sekap mulutnya oleh anya.
Kaki seseorang tersebut kelihatan, dia cowok karena memakai celana.
"Meong.."
"Pus diem" geram anya berbisik.
"Eh ada kucing." Ucapnya yang melihat ke bawah meja.
"Ngapain lo di bawah meja, bangun lo." Suruhnya.
"A-anya lagi nyari kucing hehe" ucap anya seraya mengasihi kucing di depan muka dia.
"Ih lucu banget warna putihh, sini sini." Ucapnya gemes yang langsung menarik kucing tersebut.
Pas dia sebelum dan sesudah melihat kucing mukanya beda banget. Pas sebelum liat kucing muka nya galak banget. Pas udah liat kucing muka nya jadi kyut gitu hahaha.
"Eh?" Bingung anya melihat tingkahnya.
Tak sengaja anya melihat name tag osisnya.
"Ooh namanya daniel." Ucap anya dalam hati.
"Ka, anya pergi dulu ya dah." Ucap anya seraya berlari ke arab pintu.
Anya mencoba membuka kembali.
"Lah ko gabisa lagi." Kesal anya.
"Masa gabisa, sini." Ucapnya sambil mencoba membuka.
Namun gagal. Pintunya tak terbuka.
"Daniel bego anjir, kan pintunya rusak." Rutuknya.
"Eh maksudnya gimana ka." Tanya anya bingung.
"Iya jadi, pintunya cuma bisa di buka dari luar." Jelasnya yang masih menina bobokan kucing tersebut.
"Jadi sekarang kita kekunci dong?" Tanya anya panik.
"Ya bisa lu liat sendiri kan." Jelasnya datar.
Sampai kapan?
Hai
Ini cerita ke 2 gua
And enjoy.