"Eughh-"
Setelah daniel mendengar erangan dari anya ia buru-buru melepaskan tangannya dari pipi anya.
"Anya?" Ucap daniel memastikan.
"Papa jaat, anya benci." Ngigau anya dengan mata yang masih terpejam tanda tidur.
"Eh?" Heran daniel.
Daniel tau apa yang sedang di fikirkan anya sampai terbawa mimpi. Tapi ia tak ingin mengwtahui lebih lanjut, karena menurutnya itu masalah yang pribadi.
Ia menaruh kucing tersebut di atas meja, lalu ia menelungkupkan kepalanya ke arah berlawanan dengan anya.
Daniel dan anya tidur di ruangan yang sama.
Cklek!
Suara membuka pintu.
"ANJIR DANIEL LO KENAPA ANJIR, MATI YA LO!" Teriak histeris wanita itu.
Daniel menggerang dari tidurnya.
"Paansi fir berisik tau ga lo." Kesal daniel.
Fira, nama perempuan itu. Ia lalu salah fokus terhadap perempuan tepat di hadapan daniel.
"DANIELLL LO ABIS NGAPAIN??" tanya fira tak kalah histeris.
"Ya tuhan firaaaaaa berisik banget, nanti ni cewe bangun." Ucap daniel kesal.
"Iya daniel ini anak baru kan? Terus lo abis ngapain sama dia? Terus ko lu bisa disini berduaan?" Tanya fira nyerocos.
"Satu-satu ya fir anj--"
"Eughhh-" geram anya menghentikan ucapan daniel.
"Mama anya mau minum susu." Ucap anya masih sedikit tidak sadar.
"Pffffftt... anak mama toh" ledek fira.
"Eh? Anya dimana?" Bingung anya yang sekarang sudah sadar.
"Akhirat" ceplos daniel.
"Garing anjir."
"Ih udah kebuka pintunya, anya pulang yaaa babayyy." Ucap anya seraya meninggalkan fira dan daniel di ruangan tersebut.
Anya benar-benar telah meninggalkan ruangan awal sejarah baru bersama laki-laki di dalam satu ruangan.
"Siapa lo niel?" Tanya fira ke daniel.
"Bukan siapa-siapa. Dia anak baru anak gugus 7." Jelas daniel seraya membereskan barang-barang nya.
"Ko keliatannya akrab niel?" Tanya fira lagi.
"Anaknya emang asik fir." Ucap daniel berjalan beriringan dengan fira keluar ruangan itu.
"Oiya fir, mau balik bareng? Gue bawa motor." Tawar daniel.
"Engga ah motor lo KLX entar paha gue kemana-mana." Tolak fira.
"Bilang aja lo di jemput kaisar." Ucap daniel datar.
"Hehehe danielllll tau ajaa." Ucap fira polos.
Fira di jemput oleh kaisar; anak kelas XII-ipa 4
Sedangkan daniel menuju ke parkiran belakang sekolah untuk mengambil motornya yang di parkirkan disana.
Daniel mengeluarkan ke luar sekolah.
"Pak, daniel pulangggg." Ucapnya ke pak satpam.
"Siap mas, hati-hati." Ucap pak satpam tegas.
Pak satpam sudah daniel anggap teman sendiri.
Awalnya mereka dekat ialah saat daniel membantu pak satpam atau biasa di panggil pa mulya itu terjatuh dari pohon belakang sekolah dan daniel menolongnya.
Saat daniel mengendarai motornya ia melihat sosok perempuan yang baru saja ia temui.
Tin!
Daniel mengklaksonkan motornya.
"Oi anak mamih." Tegur daniel yang masih di motor menyesuaikan langkah perempuan itu.
"Dasar fakboi." Ceplos anya.
"Yeh siapa yang fakboi. Mau bareng ga lu, udah mau malem ga baik anak gadis jalan." Tawar daniel.
"Gamau." Tolak anya tegas.
"Yaudah kalo gamau, setau gua kalau mau malem itu banyak yang keluar kaya--"
Belum selesai daniel bicara sudah di potong oleh anya "oke bareng."
Anya langsung menaiki motor daniel.
Daniel hanya tertawa puas melihat tingkah anya yang sangat menggemaskan itu.
Diperjalanan daniel dan anya mengobrol.
"Niel-"
"Kakak daniel." Potong daniel.
Anya kesal.
"Iya kaka daniel, eh MPLS itu berapa hari?" Tanya anya.
"Tiga hari doang ko." Jelasnya.
Tiba-tiba ada yang men-stopkan motor daniel.
"Niel ayo nongkrong dulu, lo anak baru ya? Ayo ikut banyak ko ceweknya." Ajak seorang cowo tersebut. Tapi terkesan memaksa.
"Ohiya bang." Jawab daniel terpaksa seraya memarkirkan motornya di tempat tongkrongan itu.
"Niel, gua pengen pulang." Kesah anya berbisik kepada daniel.
"Ya sama nya, mau gimana lagi. Kita gaakan bisa pulang nya." Jelas daniel.
"Ih serius daniel?" Panik anya.
"Eh ayo niel sini." Panggil cowo tersebut.
"Ayo nya kesana dulu aja." Ajak daniel ke anya.
Dengan berat hati anya dan daniel menghampiri beberapa orang disana. Sekitar 8 orangan, 3 orang perempuan dan 5 orang laki-laki yang sibuk sama kegiatannya masing-masing.
"Mana nih angkatan lo, janjinya iya bakal kesini. Mana satu pun ga dateng, lo juga kalo ga gue stop lo ga bakal kesini kan?" Ucapnya.
"Maaf bang, gue ke kunci tadi jadi ga kesini kirain udah pada pulang." Jelas daniel.
"Alesan lo, ini anak baru? Ko bisa sama lo" tanya nya.
Daniel melirik anya yang sedang melihat ke arah sekeliling.
"Ekhem" deham abang kelas tersebut. Bermaksud untuk meng-kode agar anya fokus ke dia.
"Bang, anya sama daniel pulang ya. Udah magrib ni. Nanti anya di marahin mama, kalo anya di marahin mama nanti anya ga sekolah kalo anya ga sekolah nanti guru nya nanyain nanti gurunya di tanyain sama kepala sekolah nah nanti-"
Jelas anya terpotong.
"Ssssssst udah oke, yaudah kali ini lo berdua boleh pulang. Inget niel bilang ke angkatan lo kumpul disini kita ngobrol sambil ngopi." Ucapnya.
"Iya bang, gue sama anya pamit ya bang." Ucap daniel sambil berhigh-five bersama abang kelas tersebut.
"Lucu juga haha." Gumam abang tersebut.
Daniel dan anya pergi meninggalkan tempat tersebut dengan motornya.
"Sumpah gua lupa kalo ada yang nongkrong nya anjirr sorry ya." Ucap daniel yang masih berfokus pada jalanan.
"Iya daniel gapapa yang penting sekarang kita udah pulang." Ucap anya santai.
"Cara lo jitu juga hahaha."
"Yoiii hahahahha"
Mereka saling mengobrol layaknya sudah kenal lama, padahal baru sehari ia bertemu.
Bukan seperti senior ke junior tapi seperti teman.
"Makasih ya niel." Ucap anya yang berada di depan gerbang rumahnya dan baru saja turun dari motor daniel.
"Yoi santuy, mau bareng ga besok?" Tanya nya.
"Engga, anya sama el. Kasian dia anaknya pemalu soalnya." Jelas anya.
"Ooh yaudah gua duluan ya." Pamit daniel.
"Iya hati-hati."
Daniel meninggalkan anya, sedangkan anya memasuki rumah di kawasan Jakarta selatan itu.
Rumah besar itu hanya di tempati oleh anya dan abang nya saja.
Ia dan abangnya ditinggalkan oleh kedua orangtuanya beberapa bulan yang lalu. Mereka adalah korban dari broken home.
Mama, memutuskan untuk keluar dari kota Jakarta dan menikah lagi.
Papa, juga sama. Kalau papa dia masih ada di Jakarta dan masih suka bertemu dengan anya dan bang bama.
Yang mengerjakan pekerjaan rumah itu bergantian dan sudah terjadwal.
Mereka anak yang kuat, mereka tidak melakukan self-harm atau semacamnya. Dan anya mau speak up tentang semua anak broken home itu bejad. Karena anya dan bang bama ga gitu.
Dan kalian kebayang ga betapa sedihnya posisi bama dan anya? Harus benar-benar mandiri ya walaupun mereka masih di kasih uang bulanan sama mama papa nya. Tapi mereka keren karena kuat.
Inget ya, jangan menilai sesuatu hanya dengan satu sisi.
Hallo hai!!
Selamat membacaa part selanjutnya.