Chereads / My senior's / Chapter 7 - chapter 6

Chapter 7 - chapter 6

DAY 4

"Hai." Sapa daniel saat melihat anya membuka gerbang rumahnya.

"Eh daniel?" Kaget anya.

Bang bama segera mengeluarkan mobilnya dari garasi menuju keluar gerbang.

"Niel, tumben ngapain kesini?" Tanya bang bama.

"Anya minta bareng sama gue bang." Ucap daniel dengan senyuman nakal nya.

"Bisa gue percaya lo?" Tanya bama.

"Yaelah bang kaya kesiapa aja lo." Ucap daniel.

"Becanda, bawa ade gue hati-hati lecet dikit aja awas lo." Ancam bama.

"Ih abang paansi, anya ga minta daniel jemput anya tau. Anya mau sama abang aja." Oceh anya.

"Suka pura-pura lo mah nya, udah ayo cepetan ah jok belakang motor gua udah ada sarang laba-laba nya nih saking gaada yang mau naikin." Ucap daniel miris.

"Yaudah nya gapapa sana." Suruh bang bama.

"Ih abangg, yaudah deh ayok cepetan." Ucap anya sambil cemberut menaiki motor KLX milik daniel.

Daniel manusia yang penuh teka-teki.

"Apaansi daniel ngapain coba bilang anya yang minta bareng sama daniel." Kesal anya.

"Pengen berangkat bareng aja, kenapa si anyaa." Ledek daniel.

"Anjir anya lupa el. Yah marah lagi deh tuh anak, daniel si ah." Ucap anya.

"Engga ko, tadi el gue suruh duluan ke sekolah." Ucap daniel.

"Lah ko dia mau?" Heran anya.

"Iya lah daniel yang suruh pasti mau lah." Ucap daniel dengan bangga.

Anya hanya cemberut di belakang punggung daniel.

Sesampainya di parkiran sekolah anya langsung turun dan berlari masuk ke dalam sekolah tanpa ada bilang makasih ke daniel.

Toh biarin aja, dia yang paksa anya kan?.

"Hai anya." Sapa zefan saat anya sedang berjalan di koridor dan mengikuti anya jalan.

"Ha-hai ka." Jawab anya ragu, sambil mempercepat langkahnya.

"Ada apa sih buru-buru?" Tanya zefan heran.

"Eughh- anya dicariin kaka osis tadi, iya hehe duluan ya ka." Ucap anya seraya berlari.

Anya bohong, tidak ada yang mencarinya. Ia hanya menuruti apa kata abangnya saja, bahwa ia tidak boleh dekat-dekat dengan zefan lagi.

Anya jadi sangat terkenal di kalangan kaka kelas mau pun teman seangkatannya.

Sesegera mungkin anya berlari menuju aula untuk mengikuti MPLS hari ke-empat ini.

Anya mencari el, dan akhirnya ketemu.

Lalu anya duduk di samping el, kebetulan sekarang duduknya di perbolehkan mengacak.

El bercerita bahwa ia tadi pagi di suruh daniel pergi kesekolah dan di sogok roti isi blueberry salah satu makanan kesukaan el.

Tentu el tidak menolak, lagi pula el tahu bahwa daniel tertarik dengan anya.

"Itu yang dinamakan sohib?" Tanya anya sambil memasang muka juteknya.

"Yamaap nya." Ucap el.

"Beliin gue cireng bang mail 10ribu oke." Tawar anya.

"Iya deh iya." Ucap el pasrah.

"Oiya el gue udah cerita belom tentang ka zefan?" Tanya anya.

"Zefan?" Heran el.

"Oh belom berarti, yaudah nanti di kantin gue ceritain." Jelas anya.

"Sekarang aja si nya." Pinta el.

"Nanti aja el, sekalian ada bang bama nya." Ujar anya.

"Yahh yaudah deh." Pasrah el.

Mereka berdua fokus pada pemateri hari ini yang bisa dibilang tegas. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mengobrol.

Bahkan kaka osis nya semakin banyak dan memperhatikan dimana-mana.

Ada yang di balik jendela, di belakang barisan, di sela-sela barisan.

Dan Daniel, masih sama memotret siapapun yang melanggar aturan.

###

"Bang, masa tadi pematerinya ngeselin banget, terus juga osis osis nya juga sama. Anya sama el jadi gabisa ngobrol tau." Ucap anya kesal.

Saat ini. Anya,el dan bama sedang makan siang di kantin.

"Ya kalo udah di sekolah dan ada yang ngomong di depan tuh harus di dengerin ga boleh ngobrol." Ceramah bama.

"Ah abang mah sama aja kaya yang lain." Kesal anya.

"Oiya nya tadi lo mau ngomong apa? Siapa tuh tadi zefan ya? Siapa sih." Tanya el penasaran.

"Masa dia nanya-nanya anya ade nya bang bama bukan, terus ngajak anya pulang bareng, makan bareng, ih. Ganteng si tapi kata abang dia playboy terus juga tukang php. Yakan bang." Jelas anya panjang lebar.

"Yep." Jawab bama.

"Ooh dia, sebelum el solat dia juga nanya ke el, el temen anya bukan, terus el jawab iya aja." Jelas el.

"Eh? El juga? Kalian harus hati-hati ya. Gue bakal suruh daniel, taya, efan, sama sella jagain kalian." Ucap bama.

"Ka sella? Yang tomboi itu bang?" Tanya anya.

"Iya, buat jagain anya kalo kemana-mana oke. Eh udah kan makannya ayo balik sana ke aula, nanti di marahin lagi." Suruh bama.

Anya, el dan bama meninggalkan kantin menuju aula.

Setelah bama mengantar anya dan el, ia pergi ke kelas nya. Ia memiliki banyak sekali teman.

Tapi yang dekat dengan dia hanya 3 orang. Yaitu ada gian, maca, sama ian. Tapi kalau bama sedang sama anya dan el mereka bertiga tidak pernah bama ajak.

Karena bama gamau kalau adik tercinta nya di jaili oleh mereka yang super jail.

"Bam, ade lo masih suka di gangguin sama zefan ya?" Tanya maca.

"Masih, gue takut mac. Gue takut kejadian aca ade lo terjadi sama anya." Ucap bama sedikit tegang.

"Ga akan si bam, anya punya el sama daniel yang selalu ada." Ujar gian.

"Gue bilang juga apa, pacarin sama gue bam." Ucap ian bangga.

"Yeeeh." Ucap bama, maca, dan gian berbarengan.

"Tapi ya bam, el kan punya pacar pasti bucin terus. Nah si daniel dia kan anak osis pasti sibuk banget, saran aja nih bam lo jangan terlalu ngelepas anya sama orang." Ucap gian berpendapat.

"Engga gi, gue udah suruh sella buat jagain anya sampe ke kamar mandi pun." Ucap bama.

"Baguslah bam, udah ah santuyin dulu aja." Ian menepuk pundak bama.

"Oi, anjir gua lupa pr pa ruslan liat dong bam." Pinta ian memelas.

"Kebiasaan." Kesal bama seraya melempar buku ke ian.

###

"Anya pulang sama gue kan?" Tanya el

"Gatau ah bingung." Anya duduk lesehan di depan kelas.

"Anyaaaa, ngapain disini mau pulang bareng ga?" Zefan mendekati anya.

"A-anu el tadi katanya pusing ya? Ayo gue aja yang bawa motor lo." Anya serentak berdiri dan mengambil kunci motor el yang tergantung di leher el.

"Engga ka, kasian el lagi sakit." Ucap anya sendu.

"Yaudah ayo nya, ka el sama anya duluan ya." El menarik tangan anya menjauhi zefan.

"Udah tau toh ternyata haha." Senyum zefan penuh kepicikan.

Hai, vote+komen ya!?

Ayaflu.