Chereads / cinta sejati tidak mudah bersama / Chapter 4 - episode 3

Chapter 4 - episode 3

ibunda memiliki teman dan dia dayang pribadi ibunda, dia bernama laras. Dia membantu ibunda untuk kabur dan bertemu dengan ayahmu, ternyata ayahmu menunggu ibunda dipantai hingga malam hari. Ibunda bahagia karena ibunda bisa melihat ayahmu lagi, karena ibunda pikir ayahmu mungkin marah dan membenci ibunda karena ibunda meninggalkan dia begitu saja. Tapi yang ibunda lihat dari wajah ayahmu adalah kerinduan dan kekhawatiran. Tidak lama kemudian kami memutuskan untuk menikah tanpa sepengetahuan romo, berbulan-bulan kami menunggu kehadiran seorang anak akhirnya penantian kami terkabul. Ibunda hamil kamu, sembilan bulan berlalu. Hari dimana ibunda melahirkan kamu, ada banyak kejadian yang terjadi".

Aku bertanya pada ibunda "kejadian apa ibunda dan dimana ayahku berada sekarang?''

Ibunda menjawab "tidak lama setelah ibunda melahirkan kamu, dayang pribadi ibunda datang dan memberitahu bahwa romo sudah tau semua yang terjadi pada ibunda. romo berencana membunuh ayahmu dan kamu dihari itu juga. Ibunda binggung apa yang harus dilakukan, dan tidak lama setelah dayang itu mengatakan semuanya. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang, ayahmu menghampirinya dan karena ibunda penasaran ibunda mengikuti ayahmu dan mendengar pembicaraanya.

penggawal itu mengatakan "yang mulia pangeran harus kemabali ke istana sekarang juga, karena yang mulia raja sedang sakit".

Ayahmu pun menjawab "ayah sakit apa?".

Penggawal pun mejawab "yang mulia raja diracuni dan yang mulia raja ingin bertemu dengan anda".

Ayahmu menjawab "baiklah tunggu aku diluar, aku ingin berbicara dengan istri dan putriku".

Penggawal menjawab "baik yang mulia pangeran".

ibunda bergegas pergi belakang dimana kamu digendong dayang pribadi ibunda, ayahmu menghampiri ibunda. penggawal itu menunggu diluar.

ibunda bertanya "siapa dia mas?".

Ayahmu menjawab "dia adalah penggawal yang diutus oleh ayahku untuk menyampaikan pesan bahwa ayahku sakit dan ingin bertemu denganku".

Ibunda bertanya "apakah mas sekarang akan pergi meninggalkan aku dan putri kita?".

Ayahmu menjawab "aku pasti akan kembali dan suatu hari nanti kita pasti bersama, aku sangat menyayangi kamu dan putri kita. Percayalah bahwa kamu dan putri kita akan selalu ada dihatiku selamanya".

Kami berpelukan, dan aku mengatakan pada ayahmu "baiklah mas, mungkin ini takdir kita. Semoga suatu hari nanti kita bisa bersama"

Ayahmu mengeluarkan sebuah kalung dari kantung celananya dan mengatakan "ini adalah kalung turun temurun, setiap keturunan anggota keluargaku memilikinya"

Ayahmu memakaikan kalung yang ditanganya ke lehermu dan tiba-tiba kalung itu bersinar "kalung ini tiba-tiba ada ditanganku saat putri kita lahir, kalung ini sudah ditakdirkan untuk dia. Kalung ini hanya bisa dilepas oleh putri kita dan kalung ini akan melindungi putri kita dari bahaya apapun saat dia memakai kalung ini".

Setelah memakaikan kalung itu ayahmu berkata "jika kelak kamu ingin bertemu dengan ayahmu maka kalung itu yang akan menuntunmu menemui ayahmu".

Setelah mengatakan hal tersebut ayahmu pergi meninggalkan ibunda, dengan linangan air mata, ibunda tau ayahmu pasti berat meninggalkan ibunda dan kamu. Setelah kepergian ayahmu, ibunda menyuruh laras membawamu ke rumah sakit, siapa tau ada yang mau menjaga dan merawatmu. Saat di rumah sakit laras melihat bayi perempuan yang sudah meninggal dan dia menukar bayi itu dengan kamu.

Ibunda selalu mengawasi kamu dari kejauhan, cincin yang kamu pakai adalah benda turun temurun keluarga duyung. Dengan cincin itu ibunda bisa melihat dan menolong kamu dari bahaya apapun, dan hanya kamu yang bisa melepaskan cincin itu. Namun jika cincin itu kamu lepas maka ibunda tidak bisa menolongmu.

Setelah bercerita aku bertanya "bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan ayah???"