Di pagi harinya, sebelum berangkat ke Sokcho, aku menuju tempat tidur terlebih dahulu, lalu duduk dimana Chunghee sering kali berbaring di sampingku.
Aku mengambil bantal yang sering digunakan olehnya, lalu menciumnya dengan memejamkan mata untuk menikmati aroma lembut yang masih dapat aku rasakan di bantal ini. Setidaknya, dengan aroma tubuhnya yang tersisa, ini sudah sedikit melepas kerinduanku padanya walau hal itu juga semakin menyesakkan dadaku.
Namun, apa boleh buat? Dengan aroma ini sebagai pelepas rindu, aku seakan seperti mengecup keningnya dengan lembut. Aku membatin, "Chunghee, saat bertemu nanti, bahkan jika kau tidak ingin pulang bersamaku, aku akan memaksamu. Tunggu aku, sayang, aku mencintaimu."
Setelah itu, aku pun segera berdiri, lalu keluar menuju mobil dimana Hoonsik sedang menunggu, dan segera berangkat tanpa membuang waktu lebih lama.
Di perjalanan yang lama, aku hanya terdiam dan mengenang semuanya.
