Beberapa hari kemudian, siksaan yang aku terima malam itu masih terasa begitu jelas di beberapa bagian tubuhku. Cengkeraman tangannya, bagaimana ia mencekikku, tamparan di wajahku, semuanya seperti tertinggal di kulitku. Luka-luka yang tertinggal juga masih jelas, seperti beberapa lebam kebiruan dengan rasa sakit yang aku rasakan saat aku bergerak. Untungnya, baju lengan panjang dan mantelku bisa menutupi seluruh memar, sehingga orang-orang di tempat kerjaku tidak bisa melihat memar-memar itu.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika orang-orang melihat semua itu. Entah itu akan membuat mereka menganggapku bodoh atau mereka akan mengutuk Donghae.
Malam penyiksaan itu, setelah Donghae meninggalkanku dalam keadaan hancur secara fisik dan juga mental, itu benar-benar menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.