Chereads / DOSA BESAR ALMIRA / Chapter 36 - HIDUP BARU REVAN

Chapter 36 - HIDUP BARU REVAN

SEMARANG, JAWA TENGAH

Sejak Sabtu sore Revan,larisa dan kenzo telah sampai di kota semarang. mereka mengendarai mobil untuk menuju kesana. Revan bisa saja naik pesawat agar lebih cepat sampai tapi dia membutuhkan mobilnya disana. Akhirnya dia mengendarai sendiri mobilnya dari Bandung sampai Semarang. perjalanan begitu melelahkan. Baby Kenzo seringkali rewel karena berada didalam mobil dalam waktu yang lama membuatnya merasa tidak nyaman.

Revan belum pernah ke Semarang sebelumnya. hanya berbekal google map saja dia bisa sampai di Semarang. dia menghubungi Rendra sahabatnya. Rendra memberi alamat perumahan yang akan mereka tinggali selama berada di Semarang.

Florensia Homes salah satu perumahan elit di Semarang. salah satu perumahan garapan Abimana Property milik Narendra Abimana sahabat Revan. Sebagai pengusaha property, tidak sulit bagi Rendra menyediakan rumah untuk sahabat dekatnya waktu kuliah di Jogja itu.

Tiba di perumahan  Revan melapor pada satpam yang berada di pintu masuk perumahan. Satpam itu menunjukkan arah lokasi rumah yang Revan tuju. Rupanya Rendra sudah menunggu di depan rumah. dengan gaya kasual kaos polo putih dan celana pendek selutut warna abu dilengkapi dengan kaca mata hitam menambah kegagahan laki-laki itu.

Mereka berada di depan sebuah rumah minimalis dengan cat warna putih yang mendominasi.cukup besar untuk seorang yang single seperti Revan.

Revan segera turun dari mobil diikuti Larisa. Sejenak Rendra berfikir bukankah Revan mengajak temannya? tapi kenapa mengajak istri dan anaknya? Rendra hanya tahu sahabatnya ini sudah menikah, tapi belum tahu bagaimana wajah istrinya. dia mengira yang sedang bersama Revan adalah istrinya.

"Assalamualaikum bro, gimana kabar lo?" Revan dan Rendra berpelukan

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah baik Van. Van, itu istri lo?"

"Ah bukan dia temen gue Ren. yang mau tinggal disini juga. lo udah siapin rumah buat dia juga kan?

"iya udah. itu sebelahan sama rumah lo. gue juga tinggal di daerah sini juga Van."

"Apa ga berlebihan lo nyediain rumah segede ini buat gue yang sendirian Ren?"

"Apa sih yang ga buat lo brother. eh by the way lo nggak ngenalin gue sama temen lo Van."

"oh ya sampai lupa. Ren, ini temenku namanya Larisa. Larisa ini Rendra"

"Rendra"

"Larisa" mereka saling berjabat tangan . Rendra tak bisa melepaskan pandangannya dari wanita cantik dengan tinggi semampai dan rambut kecoklatan yang diikat asal. dia membayangkan kalau rambutnya tergerai pasti tambah cantik.

"heh udah jangan lama-lama jabat tangannya" Rendra salah tingkah ditegur Revan. dia terpesona dengan kecantikan Larisa. tapi dalam hati dia bertanya-tanya apa wanita ini sudah punya suami. karena Larisa yang sedang menggendong anak.

"Ayo kita masuk dulu aja. barang-barang kalian nanti tak bantuin bawa ke dalam."

"lo bantuin punya Larisa aja Ren"

Rendra membantu membawa barang-barang Larisa ke dalam rumahnya yang bersebelahan dengan rumah Revan.

"Kamu bisa istirahat dulu di kamar Sa. kasihan anakmu tidurnya nyenyak banget".

"iya makasih ya Ren udah bantuin kita"

"suamimu mana koq ga ikut?"

"udah meninggal waktu Kenzo masih dalam kandungan" ucap Larisa sambil meletakkan baby Kenzo diatas sofa.

"maaf aku ga tahu Sa. aku turut berduka"

"ga papa koq".

"Aku ke tempat Revan dulu ya. lama-lama disini berdua sama kamu bisa bikin aku khilaf nanti.hahaha".

Larisa dan Rendra tertawa bersama.

"ya sudah sana ke tempat Revan aja. sekali lagi makasih ya bantuannya."

"oh ya kamu bisa kerja di tempatku Sa. nanti anakmu biar dijagain sama asisten rumah tanggaku dulu. rumahku ga jauh koq dari sini"

"makasih banyak ya Ren. aku hutang budi sama kamu.

"no problem Sa. aku senang bantuin kamu koq. udah y aku ke sebelah dulu" Larisa mengangguk.

"gimana Van udah lihat-lihat semua ruangan?" Revan yang sedang duduk menatap langit-langit dengan tangan merentang di sofa di kejutkan dengan suara Rendra.

"Belum Ren. gue mau istirahat dulu. pegel banget punggung gue"

"Eh mana bini lo? koq ga ikut Van?" ucap Rendra sambil duduk disebelah Revan.

"gue udah cerai Ren" Rendra melihat Revan. temannya ini memang sering bercanda tapi ketika mengatakan cerai ada keseriusan diwajahnya. jadi dia pikir Revan tidak mungkin berbohong dalam hal ini.

"koq bisa Van? bukannya lo nikah belum lama ya?"

"Gue mandul Ren. gue pernah kecelakaan waktu itu dan hasil CT SCAN menyatakan ada kerusakan di testis gue. yang bikin ga bisa menghasilkan sperma lagi. gue ga mau istri gue menderita karena gue g akan bisa hamilin dia.makanya gue ceraiin dia"

"Gila lo Van.emang ga ada solusi buat masalah lo. teknologi udah canggih bro. masak g bisa dioperasi"

"di Indonesia belum ada Ren. ini baru dikembangin di Amerika dan belum tentu berhasil juga".

"complicated banget ya masalah lo Van. terus lo ngapain pindah kesini. posisi lo sebelumnya di perusahaan bonafit udah keren banget. malah lo tinggalin Van".

"gue mau mulai hidup baru di sini Ren. Gue g bisa di jakarta terus. keinget bini gue terus disana".

"Y sudah serah lo deh. eh Van Larisa cantik juga ya.kasihan banget masih muda udah ditinggal suaminya".

"iya makanya gue bawa kesini. dia takut di nikahin lagi sama orang yang ga dia cintai sama orangtuanya. napa lo senyum-senyum ga jelas gitu Ren? jangan bilang lo jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama ya Ren?"

"Lo peramal ya Van? koq tau sih? hahaha. bantuin gue ya Van dapetin hatinya Larisa."

"Serius lo Ren?"

"Iya Van gue serius. g tau kenapa sejak tadi ketemu dia ada getaran aneh dalam hati gue.apa gue jatuh cinta ya Van?"

"terlalu dini buat ngomong cinta Ren. kenal dulu lah sama dia. biar lo tahu kelebihan kekurangan dia. jangan buru-buru bilang cinta".

Revan tidak sadar kalau dia juga cinta pada Almira pada pandangan pertama.

"Gue ga mau pacaran Van. gue udah umur berapa sekarang? gue pengen langsung merid aja lah.

"lo kan belum kenal Larisa dan keluarganya? maen nikahin anak orang aja lo".

"gue kan bisa tanya sama lo. lo kan temennya. dan gue bisa nebak lo deket sama dia. kalau ga deket g mungkin kan lo mau ajakin dia kesini. "

"Bisa aja lo. gue emang sahabatan sama Larisa sejak SMA. jadi gue tau banget tentang dia. gini gue ceritain semuanya. tapi rumah ini ga perlu gue bayar ya. gue rasa informasi gue itu mahal Ren. setimpal lah sama harga rumah ini?"

"whatt... wah bener-bener lo Van. sama temen aja itung-itungan"

"Tapi buat cewek secantik Larisa gue kasih potongan 30% deh buat lo"

"ogah ga mau gue. dikit banget diskon nya. "

"ya udah 50% nih. mau ga? aduh bisa bangkrut gue dikerjain sama lo.

"emmm 50% ya. y udah deal. gue bakal bantuin lo dapetin Larisa Ren. lumayan kan dapat potongan 50%. tenang Ren kehilangan 50% dari harga rumah ini g akan bikin lo jatuh miskin. aset lo aja dimana-mana ada. bagi-bagi lah sama gue"

" ngelunjak juga lo lama-lama Van"

"hahaha"

********