Almira akhirnya mengikuti perkataan bu Dahlia diantar pulang oleh Alvin dan Bu Dahlia. Almira berada dikursi belakang bersama bu Dahlia. sedang Alvin mengemudi di depan seorang diri seperti seorang sopir.
"Bunda dengar kamu dulu satu kampus sama Alvin ya Al?" Tanya bu Dahlia mencairkan suasana hening diantara mereka.
"Iya bu dulu saya satu jurusan sama Alvin"
"Berarti kalian udah kenal lama donk. "
"iya bu"
"syukurlah berarti kalian udah tahu watak masing-masing ya"
Almira hanya tersenyum mendengar pertanyaan bu Dahlia. dalam hati Almira menjawab, bukan kenal lagi udah sangat kenal malah karena Alvin adalah mantan kekasihnya. sekaligus orang pertama yang menyentuhnya. terkadang masih ada rasa sakit hati pada Alvin kala mengingat semua kejadian itu. kejadian yang membuat dia merasa menjadi orang yang sangat hina dan rendah. Harusnya dia ingin melupakan semua itu. tapi lagi-lagi takdir malah mempertemukan mereka kembali.
"maaf Almira boleh bunda tanya sesuatu?"
"silahkan bu"
"apa kamu sekarang sedang menjalin hubungan dengan seseorang?"
"ehemmm.. bun, apaan sih nanya-nanya hal pribadi sama Almira" sergah Alvin
"tidak ada bu. saya baru saja bercerai sekitar 4bulan yang lalu" ibu Dahlia nampak kaget mendengar kejujuran Almira. pasalnya dia tidak pernah tahu kalau Almira sudah menikah. Alvin juga tidak pernah bercerita tentang Almira. dia pikir Almira masih gadis .Tapi masa bodoh, bagi bu Dahlia dia sudah sangat menyayangi Almira sejak mereka bertemu pertama kali.toh sekarang mereka sudah bercerai dan itu tandanya Almira memang ditakdirkan bersama Alvin.ย Bu Dahlia tersenyum sendiri.
"Bunda kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Alvin saat menatap wajah ibunya dari kaca spion.
"Ah enggak papa. kamu fokus nyetir aja Vin".
Bu Dahlia tiba-tiba menggenggam erat tangan Almira. Almira menatap Bu Dahlia dengan tatapan teduh. Almira seperti sedang digenggam oleh seorang ibu. wajar bagi Almira yang merasa sangat nyaman berada di samping bu Dahlia. Sebagai seorang anak yang sudah tidak punya orangtua, kehadiran Bu Dahlia seperti oase dalam hidup Almira saat ini.
"Rumah kakakmu masih jauh Al?" tanya Alvin tiba-tiba.
saat ini sudah pukul 5 sore.dan sebentar lagi maghrib.
" sebentar lagi juga nyampe Vin"
"kasih tahu arahnya ya."
"iya"
10 menit kemudian mereka telah sampai di depan rumah Fajri yang pagarnya tertutup rapat.
"mari bu masuk ke dalam" ajak Almira pada ibunya Alvin sambil membuka pintu pagar.
Almira segera memencet bel rumah Fajri.diikuti Bu Dahlia dan Alvin yang mengekori Almira di belakang.
"Assalamualaikum"
"waalaikumsalam.. Naura membuka pintu dan mendapati Almira bersama lelaki dan perempuan paruh baya. tapi yang lelaki tampak tidak asing baginya.
"Almira, kamu sama siapa dek? Tanya Naura. "Dek Alvin ya?" Naura ingat mereka pernah bertemu di kedai Gelato beberapa waktu yang lalu.
"iya mb. ini Bu dahlia danย Alvin mbak.tadi pas ditoko buku aku nolongin adiknya Alvin yang sedang kesakitan karena datang bulan mbak, aku mengantarnya pulang. dan sekarang malah ibu dan kakaknya mengantarku pulang.
"Aisyah ya yang sakit? mari silahkan duduk Dek Alvin, Bu Dahlia"
Naura mempersilahkan Bu Dahlia dan Alvin duduk.mereka mengamati rumah Fajri yang desain interiornya bernuansa Shabby chic. ya karena Naura adalah penggila barang shabby chic. Shabby Chicย akan selalu mengingkatkan tentang gaya desain berbau desa-desa cantik di Paris yang terasa nyaman dan tenang. Tapi bagi Fajri shabby yang sebagian besar selalu bertema floral membuat dia sedikit risih. karena rumahya menjadi seperti rumah seorang wanita saja. padahal ada laki-laki juga yang tinggal disana. Fajri dan Alfa. tapi mereka tak akan berani melarang Naura menata semua itu. baginya kenyamanan seorang istri adalah yang utama. rumah akan terasa indah apabila si istri hatinya merasa nyaman dan bahagia. dan dengan menata sesuai dengan keinginan sang istri, Fajri berharap rumahnya akan selalu dipenuhi kehangatan dan keceriaan.
"Dimana orangtua mu Almira?"
"Sudah meninggal sejak saya berusia 9th bu. saya sudah yatim piatu. dan kakak sayalah yang merawat saya selama ini."
"maaf ya nak, bunda tidak tahu. mulai sekarang kamu boleh anggap bunda sebagai ibumu ya" bu Dahlia menggenggam erat tangan Almira.
"Silahkan diminum Bu Dahlia, Dek Alvin" Naura datang dari dapur membawa minum dan beberapa cemilan. tak lama mereka berbincang ,tiba-tiba ada seorang yang mengucapkan salam memasuki rumah.
"Assalamualaikum.. "
"Waalaikumsalam abi" Naura menghampiri suaminya mencium punggung tangannya dan mengambil tas kerjanya.
"Ada siapa mi? koq ada mobil mewah terparkir di depan?"
"Ada temannya Almira dan ibunya Bi"
"memangnya ada apa mi?"
"mereka hanya mengantar Almira pulang karena tadi Almira sudah menolong adiknya yang sakit dan mengantarkan pulang.
"oh begitu ya. Abi akan menemui mereka."
"iya bi" Fajri berjalan menuju ruang tamu dan menghampiri tamu Almira. Fajri sedikit kaget melihat wajah temannya Almira itu.
"Pak Alvin Pratama Handoko ya?" Fajri yang tadinya biasa saja, setelah melihat wajah Alvin, dia merasa familiar dengan wajah laki-laki itu. Fajri tahu kalau Alvin adalah pemilik perusahaan sakinah Property. yang belakangan wajahnya pernah menghiasi sampul majalah property karena keberhasilannya mengembangkan property berbasis syariah.
"Koq mas Fajri bisa tahu?" Tanya Almira.
"siapa yang tidak tahu Pak Alvin?dia ini pengusaha yang hebat Al. mas tahu dari majalah properti.
"Anda berlebihan Pak Fajri"
Alvin berdiri dan mengulurkan tangganya pada Fajri. mereka pun berbincang sebentar.
"Pak Fajri saya ijin pulang dulu ya. sudah mau maghrib soalnya"
"iya Pak Alvin senang sekali bisa bertemu anda. dan suatu kehormatan Pak Alvin mau mampir ke gubug kami.
"Saya rasa Pak Fajri berlebihan." mereka tertawa.
"Bunda pulang dulu ya Al. sering-seringlah maen kerumah bunda ya. "
"insyaAllah bu"
Alvin dan bu Dahlia meninggalkan rumah Fajri. sepanjang jalan bu Dahlia selalu tersenyum. dia pikir selangkah lagi keinginannya mendapatkan menantu dari Alvin akan segera terwujud. membayangkan mereka memiliki anak-anak yang lucu membuat Bu Dahlia senyumnya mengembang. sedang Alvin menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah ibunya.
"Vin, kamu kapan mau melamar Almira?"
"Apaan sih bun? Almira baru saja cerai bun. dia ga akan mungkin mau terima laki-laki lain secepat ini."
"Tapi kamu mencintai Almira kan Vin?bunda bisa lihat itu dari tatapan matamu. feeling ibu ga akan salah Vin."
"Iya bun, Alvin memang mencintai Almira bahkan sejak kami masih di bangku kuliah. Tapi Alvin tidak mau memaksa Almira menerima Alvin setelah dia bercerai dari suaminya.biarlah semua mengalir sesuai dengan takdirnya bun. Alvin ga mau Almira membenci Alvin."
"Tapi cinta perlu diusahakan nak. jangan-jangan Almiralah alasan kenapa kamu belum juga mencari pendamping sampai sekarang? apa perlu ayah dan bunda yang melamar Almira untukmu? jangan sampai keduluan orang lagi nak. kamu akan menyesal seumur hidup kalau sampai itu terjadi."
"Alvin tahu bun, tadi siang waktu kami berbincang di Gazebo , Alvin sudah mengutarakan niat untuk meminangnya. tapi Almira menjawab belum siap membuka hatinya saat ini bun. Alvin hargai keputusannya. dan Alvin akan menunggu sampai Almira mau menerima Alvin bun."
"Terserah kamu nak, tapi berjanjilah untuk segera meminangnya ya."
"Insyaallah bun"
*******
Fajri, Naura, kedua anak mereka dan Almira sedang menikmati makan malam di meja makan bersama-sama.
menikmati nasi goreng buatan Almira yang sangat enak.
"Al, Pak Alvin sepertinya tertarik sama kamu"
"uhuk uhuk.."
"maaf Al mas ngagetin kamu ya. minum dulu Al."
"enggak koq mas. kenapa mas berfikir seperti itu?"
"sesama laki-laki pasti tahu Al bagaimana tatapan lelaki yang mempunyai perasaan lebih pada seorang wanita"
"Al belum mikirin menjalin hubungan dengan seseorang lagi mas"
"Tapi kalau dia melamarmu kamu akan menerimanya?
"Al belum berfikir sejauh itu Mas "
"semoga saja kamu berjodoh dengannya Al"
"apaan sih maaaassss"
******