Mobil Fajri melaju dengan kencang membelah kota jakarta. saat itu sudah pukul 7 malam. Almira tak sabar ingin segera sampai rumah Revan.
"mas cepetan donk mas"
"iya iya Al"
pukul setengah 9 malam mereka sampai di rumah Revan. Tapi Almira tampak terkejut.
"mas , koq rumah mas Revan gelap?" ucap Almira saat akan turun dari mobil Fajri. dia melihat hanya lampu teras yang menyala. Almira berjalan cepat kearah pintu. dia memencet bel berulang kali. tapi sudah hampir 10x dia pencet tak ada tanda-tanda orang yang membuka pintunya.
Fajri pun tak kalah cemas. dia mengintip celah gorden rumah yang terlihat sangat gelap dibagian dalam. bahkan semua ruangan tak ada yang menyala.
"kemana mas Revan ya mas?koq ga ada yang bukain pintu? mbak Larisa dan mbak Tami mana ya?"
"coba kita tanya tetanggamu Al, barangkali ada yang tahu dimana Revan. sepertinya didalam sudah kosong"
"masa sih mas? coba aku tanya bu Rina dulu mas" Bu Rina adalah tetangga sebelah rumahnya Revan yang kenal dekat dengan Almira selama dia tinggal di sana.
Almira memencet bel pintu bu Rina. tak sabar dia menunggu wanita paruh baya itu keluar. beberapa saat yang punya rumah akhirnya keluar.
"Assalamualaikum bu"
"Waalaikumsalam, Almira ada apa malam-malam kesini?"
"maaf bu saya mengganggu waktu istirahat ibu".
"mari nak silahkan masuk"
"terimakasih bu disini saja. saya hanya ingin tahu Rumah mas Revan gelap sekali. mas Revan kemana ya bu?"
"lho kamu belum tahu nak? nak Revan kan sudah menjual rumahnya. tadi siang baru saja keluar dari rumah itu. Tadi dia cuma pamit sama ibu. Tapi waktu ibu tanya mau pindah kemana, dia tidak mau bilang nak. kenapa nak Almira tidak tahu?"
"maaf bu kami sudah berpisah"
"ya Allah, ibu prihatin nak. pantas saja nak Revan kelihatan sedih sekali."
"ya sudah Terimakasih banyak ya bu.saya permisi dulu. maaf sudah mengganggu waktu istirahat ibu" ucap Almira ,lalu mencium punggung tangan wanita itu.
Almira dan Fajri bergegas masuk ke mobil. banyak sekali pertanyaan dalam kepala Almira. Fajri pun tak kalah heran padahal kemaren dia masih melihat Revan di kantor.
"mas, gimana ini mas? kemana lagi kita cari mas Revan?" Fajri diam saja. dia merasa bersalah pada Almira. karena membiarkan adiknya selama 3bulan ini berada dalam kebingungan.
"besok mas cari informasi di kantor ya.siapa tahu ada yang tahu Revan kemana?" Almira mengangguk. dia terisak mencoba menghubungi kontak Revan , tapi tidak aktif.
*******
FLASHBACK ON
"Semua sudah beres Sa?"
"sudah Van" ucap Larisa sambil menggendong putranya.
"mbak Tami saya pamit dulu ya mbak. saya minta maaf kalau selama mbak kerja sama saya, saya banyak salah sama mbak." Revan sudah menganggap perempuan berusia 35th itu seperti kakaknya sendiri. selama ini mbak Tami lah yang tahu perjalanan pernikahannya dengan Almira. berat sekali meninggalkan rumah yang penuh kenangan itu. semua berkelebat seperti kepingan-kepingan puzzel. mulai dari dia membawa Almira ke rumah ini, tidur bersama, makan bersama. semua masih lekat dalam ingatannya. dan kini dia harus meninggalkan semua itu. meninggalkan separuh hatinya yang mungkin sampai kapanpun tak akan ada yang membuatnya utuh kembali.
"kamu ga papa Van?" tepukan Larisa dipundak Revan menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya. dia mengusap airmata yang tanpa dia sadari menetes dari kelopak matanya.
"aku baik-baik saja Sa. ayo kita berangkat. saya pamit ya mbak".
"iya mas Revan , sering-sering kasih kabar ya mas. semoga mas bisa bahagia ke depannya"
"aamiin.. makasih banyak mbak."
mobil Revan pun melaju siang itu.menuju kota kelahirannya Bandung. tidak banyak yang dia bawa. hanya pakaiannya,pakaian Larisa dan Kenzo. semua perabot rumah dia tinggalkan. mbak Tami yang mengurusnya. dia menjualanya dan hasil penjualannya di berikan pada mbak Tami. Pagi tadi juga Revan sudah mengurus semuanya dikantor. 2hari lalu dia sudah mengajukan pengunduran diri. sangat berat meninggalkan pekerjaan dengan posisi penting diperusahaan bonafit seperti Mulia Jaya. tapi dia harus merelakannya demi menjalani hidup ke depannya. Tak banyak yang tahu tentang pengunduran diri Revan.hanya Deril teman dekatnya yang tahu tentang ini.
FLASHBACK OFF
*********
Almira dan Fajri sampai dirumah. semalaman Almira tidak bisa tidur. memikirkan bagaimana caranya menemui Revan. dia harus meyakinkan Revan kalau dirinya bisa menerima kondisi Revan. toh Revan menjatuhkan talak satu.itu artinya mereka bisa rujuk kembali.
Dia menangis sampai matanya bengkak. disepertiga malam dia menumpahkan semuanya. dan mengadukan pada sang pemilik hati. rasa sesak di dadanya perlahan memudar. dan Almira pun tertidur diatas sajadahnya.
Pagi harinya Almira memaksa ikut dengan Fajri ke kantor. tapi Fajri melarangnya.
"mas, aku boleh ikut ya"
"ga perlu Al. biar mas saja yang cari informasi tentang Revan.kamu di rumah saja y temenin mbak Naura di rumah.nanti mas kabari kalau udah dapat informasi kemana Revan pindah.
"yah.. mas.. " Almira merasa kecewa. dia tidak sabar ingin menemui Revan. Tapi dia patuh pada Fajri. biarlah dia menunggu kabar dari Fajri di rumah saja.
Fajri pun berangkat menuju kantornya di jakarta pusat. PT Mulia Jaya. tempat pertama kali Revan bertemu Almira. pertama kali dia mengenalkan Almira pada Revan.
Fajri bergegas menemui orang yang sangat dekat dengan Revan, yaitu Deril. dia melirik ruangan Revan masih kosong.
"Der, Revan belom dateng?"
"Eh bang Fajri, lho emang abang ga tahu kalo Revan udah resign?"
"lho sejak kapan?koq gue g tahu?".
"2 hari lalu dia ngajuin pengunduran diri. dia sekarang udah ga kerja lagi disini. sayang banget padahal banyak yang mau kerja di posisi dia sekarang."
"lo tahu ga dia pindah kemana?semalem gue kerumahnya katanya rumahnya udah dijual."
"aduh koq gue g tahu ya bang. dia ga bilang mau pindah kemana. Gue heran sama tu anak. segitu cintanya sama adek lo bang sampe ngorbanin perasaannya sendiri,ngorbanin karirnya juga. salut gue sama dia." padahal sebenarnya Deril tahu kemana Revan pergi. tapi dia sudah janji pada Revan tidak memberi tahu siapapun.termasuk Fajri kakak Almira.
Fajri segera menghubungi Almira tentang informasi yang dia dapat. dia menelpon Almira dan memberitahu semuanya.
"mas Revan, kenapa kamu tega sekali sama aku mas?" ucap Almira lirih. setelah mendapat telpon dari Fajri dia sangat terpukul mendengar kenyataan bahwa Revan sudah tidak lagi kerja di tempat itu. Tiba-tiba Almira ingat sesuatu.
"Pasti mas Revan ke sana" Almira tiba-tiba ingat kemana dia akan mencari Revan. Tapi kemudian dia terduduk lesu karena dia tidak punya alamat rumah itu. dia hanya pernah kesana 2x itupun dia tidak hafal arah rumah itu dari jakarta. Almira memang susah dalam hal menghafal arah jalan kalau sudah keluar dari jakarta.
Dia mencari no.kontak seseorang..
tut tut tut...
*********