Pagi hari ayam telah berkokok sejak subuh dan matahari juga telah tersenyum dengan indahnya. jarum jam menunjukkan pukul 5.30 pagi, zea telah bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Bremm...bremm...cittt, suara motor berhenti didepan rumah zea. zea yang sedang menikmati sarapan pagi, secepatnya menyelesaikan makannya karena tidak ingin Reza menunggu terlalu lama. zea melihat kearah jam dinding yang menunjukkan tepat pukul 6 pagi.
" tepat waktu juga si kutu kupret ini " ucap zea.
" sayang... makannya pelan-pelan saja" ucap Dina.
" zea terburu-buru ma... sudah ditunggu teman diluar. aku berang sekolah dulu " ucap zea.
zea berjalan keluar rumah kemudian menghampiri Reza yang menunggunya diatas motor. Dina yang penasaran dengan siapa anaknya berangkat sekolah apalagi naik motor. Dina mengintip dari balik jendela kaca dan menatap zea yang sedang berbicara deng seorang anak laki-laki kemudian naik motor berboncengan.
" siapa ma..."tanya Johan.
" tu zea sama teman cowoknya lagi diatas motor, sayang banget mama gak bisa lihat wajahnya karena tertutup helm. padahal mama mau pastiin itu cowok yang kemarin dirumah Rosa bukan." ucap Dina.
" iihh...mama ini kepo banget ya, kali zea tahu mama kayak gini. diapasti bakal marah" ucap Johan.
" ah ..si papa ini mama harus tahu siapa saja cowok yang sedang dekat dengan anak kita, terus mama nikahin mereka. mama gak ingin zea salah pergaulan" ucap Dina.
" zea itu masih sekolah ma, baru juga mau naik kelas 11 mask iya disuruh nikah. mana mau dia" ucap Johan.
" emm..gitu ya, gimana kalau tunangan saja dulu" tawar Dina.
" Huuuhh...si mama ini susah ya kalau dibilangin, papa yakin zea bukan anak seperti itu kok" ucap Johan.
"tapi mama tetep khawatir pa... pokoknya mulai hari ini mama akan menyelidiki siapa cowok anak kesayanganku" ucap Dina.
"Haisst....terserah mama aja deh".
Johan ke teras depan untuk minum kopi sambil membaca koran pagi ini. Dina kembali kedalam untuk membantu bik inem membereskan meja makan.
**
Di sekolah
ciiiitt....suara rem motor Reza berhenti didepan gerbang sekolah. zea melepaskan helmnya dan memberikannya kepada Reza. para siswa harus turun dan mematikan mesin kendaraan mulai dari gerbang sekolah dan mendorongnya sampai keparkiran yang telah disiapkan ( tata tertib SMA XX).
zea menemani Reza berjalan sampai parkiran motor. Anita yang dari tadi dibelakang mereka menunggu kesempatan ditempat yang sepi dan tidak terlihat oleh guru. tangan zea ditarik oleh Anita.
Plaaakk... tamparan keras mendarat di pipi zea yang putih hingga memerah seperti buah tomat.
"Ouuhh... sakit, apa-apaan sih kamu ini main tampar orang seenaknya" ucap zea.
" Heh...ini hukuman buat Lo, gue udah bilang jauhi Reza. jangan pernah deketin dia" ucap Anita membentak.
" O... jadi kamu cemburu, sama aku" ucap zea.
Plaaakk...tamparan keras mendarat di pipi Anita.
" Ini hadiah dari aku, supaya kamu ingat apa yang aku katakan padamu kemarin. jangan ganguin aku, aku tidak mudah kau tindas seperti cewek-cewek lainnya" ucap zea tegas.
Reza yang baru saja selesai mencari tempat parkir menghampiri zea dan Anita yang sama-sama sedang pegang pipi bekas tamparan.
" Tumben Lo sama Anita zeey" ucap Reza.
" gak sengaja ketemu aja" ucap zea.
" Lo kenapa pipi kamu kok bisa merah begini" tanya Reza menyentuh pipi zea.
"O...ini, ini hasil ditimpuk anjing gila barusan" ucap zea.
sial dia anggap gue anjing gila, awas saja Lo gue bales entar (suara Anita dalam hati).
Reza tahu benar apa yang dimaksud zea. namun Reza sebagai laki-laki tidak mungkin memukul Anita.
"mana anjing gilanya... beraninya timpuk pipi lo, seharusnya gue yang nimpuk pipi Lo...tapi gak pake tangan tapi pake ini" ucap Reza memonyongkan bibir.
Anita yang melihat tingkah dan perlakuan Reza pada zea berlari menjauh dan menangis.
"sialan kamu ni rez...kagak punya hati banget, nangis tu anak orang" ucap zea.
" kamu ni zeey...hatimu gak sesuai tampilanmu banget sih" ucap Reza.
" ah kamu sotoy deh (sok tahu)"ucap zea
zea dan Reza berjalan ke UKS untu mengambil kompres untuk zea, kemudian ke kelas masing-masing.