"Tante kan bilang obat, gak bilang dia loh sayang hahaa.." sambil meledek Yumna, seketika membuat pipi Yumna memerah dan bundanya ikut tersenyum melihat anak gadisnya malu-malu.
Yumna pergi ke kamar dan berlalu meninggalkan tante serta bundanya yang sedang menggodanya dengan wajah memerah.
🔹🔹🔹
Satu minggu berlalu dengan cepat, waktu liburan sudah usai. Hari ini saatnya Yumna ke Surabaya untuk bekerja besok pagi.
Di depan rumah Yumna sudah terparkir mobil mewah putih. Seseorang berwajah tampan serta berpakaian rapi terlihat turun dari sisi pengemudi, berjalan mendekati rumah Yumna.
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam, loh dokter Arsya ngapain disini?" Yumna kaget melihat Arsya sudah di depan rumahnya.
"Loh ada tamu kok gak disuruh masuk to?" bunda Yumna keluar dari dalam
"Iya bunda, ayo dok silahkan masuk"
Mereka akhirnya masuk dan duduk di ruang tamu Yumna sambil berbincang.
"Kamu berangkat ke Surabaya hari ini kan? naik kereta?"
"Iya dok, keretanya sore ini"
"Baguslah kalau begitu, biar aku antar"
Sambil menyipitkan alisnya "Loh bukannga dokter Arsya hari ini harusnya ada shift 3 ya?"
"Sudah ku bilang na, panggil saja Arsya (sambil tersenyum manis). Nggak papa na, hari ini msuk shift malam udah tuker dinas sama temen jadi sore ini free biar bisa antar kamu". Ucap Arsya tanpa ekspresi.
"Makasih mas Arsya, maaf malah jadi merepotkan"
"Iya sama-sama, dengan senang hati nona"
Mereka berbincang, dan tidak terasa waktu sudah berlalu. Waktu ashar tiba, Arsya permisi untuk sholat berjamaah di masjid dekat rumah Yumna.
Seusai sholat ashar dan makan bersama keluarga di rumah Yumna, mereka berpamitan untuk segera ke stasiun.
*di stasiun Malang...
Sambil menunggu kereta Yumna yang tiba 1 jam lagi, mereka berbincang dan sesekali tertawa hingga membuat orang di sekeliling terlihat iri. Mereka seperti pasangan dan terlihat sangat serasi.
15 menit lagi adalah jam keberangkatan kereta ke Surabaya, Yumna pun akhirnya berpamitan dengan Arsya untuk segera masuk ke dalam.
"Sekali lagi makasih ya mas udah antar Yumna, dibelain tukar dinas segala. Hati-hati dijalan pulangnya, Yumna pamit assalamu'alaikum"
"Iya na, kamu juga hati-hati jangan lupa kabarin kalau udah sampai terutama ayah bunda ya biar mereka nggak khawatir. Oh iya ini obat dan vitamin siapa tau kamu butuh"
"baik bos, waah makasih banget mas Arsya ini akan sangat berguna" sambil tersenyum dan mata berbinar Yumna melangkah masuk ke ruang tunggu.
Surabaya, selepas maghrib
Kereta Yumna tiba di Surabaya pukul 18:30 wib, Yumna berjalan menuju pintu keluar dan ternyata Fahri sudah menunggunya.
Fahri adalah teman semasa kuliah, mereka sudah bersahabat sejak pertama masuk kampus ternama di Yogyakarta. Fahri sekarang bekerja sebagai pengacara dan namanya sudah dikenal meski umurnya masih sangat muda.
Fahri : 💌 "udah ku jemput, sekarang udah didepan cafe biasa. Cepet kamu kesini"
Sebuah pesan whatssap diterima Yumna dan tanpa membalas, dia berjalan menuju tempat yang dimaksud.
"Pengertian banget aku kan gak minta jemput ri, aku bisa sendiri naik kendaraan umum. Nanti tante mirna marah kamu jemput aku"
"Hallah gaya gak mau jemput, padahal mengharap kan? " sambil mengambil bawaan yang ditenteng oleh Yumna.
"Makan dulu ya, aku lapar na"
"Aku gak mau, kan yang lapar kamu.Hmm terserah saja aku udah capek Fahri pengen cepat sampai kos tau" jawab Yumna sedikit ketus
"Oke"
10 menit kemudian mereka berhenti disebuah restoran dan Fahri memesan makanan kesukaan Yumna.
Tiba-tiba teringat jika Yumna belum memberi kabar bunda dan ayahnya, dan diseberang sana juga ada seseorang yang sedang gusar menunggu pesan Yumna yaitu Arsya.
Yumna : 💌 "Assalamu'alaikum bund, yah Yumna sudah sampai Surabaya sebentar ini berhenti makan dulu" pesan terkirim
Yumna : 💌 "Tugas telah dilaksanakan laporan selesai, assalamu'alaikum Yumna sudah sampai mas Arsya"
Arsya : 💌 " Waalaikumsalam, alhamdulillah kalau begitu na. Sudah sekarang bersih bersih, istirahat ya"
Yumna : 💌 "Iya mas, siap"
Hari berganti hari, berganti minggu dan berganti bulan. Yumna dan Arsya semakin sering bertukar kabar, sedangkan Yumna dan Fahri semakin jauh terlebih tante Mirna yang tidak menyetujui kedekatan putranya dengan Yumna meski hanya bersahabat.
Hari demi hari Yumna lalui dengan penuh semangat, sekarang dia tidak lagi peduli dengan cinta yang dilakukan hanya kerja keras dan tidak kenal lelah. Semakin hari prestasinya di kantor juga semakin membanggakan. Yumna semakin dilirik oleh atasan dan direkomendasikan untuk kenaikan posisinya.
Yumna tidak percaya jika posisinya sekarang bisa diraih dalam waktu terbilang singkat. Yumna sangat bersyukur kerja keras dan pasti do'a bundanya dikabulkan Allah.
** kantor Yumna
Hari berlalu dengan membosankan, nyatanya ketika Yumna naik ke posisinya sekarang banyak rekannya yang tidak menyukai. Saat masih menjadi staff juga banyak mata yang memandangnya dengan tatapan ketidaksukaan, baik laki-laki maupun perempuan.
Yumna sedang merasa lelah, ingin menyerah dan tidak sanggup lagi berada dengan pekerjaannya saat ini. Yumna hanya menangis di kamar kos, karena lelah dan merindukan pelukan bunda yang menenangkan.
"bunda, Yumna kangen. Yumna ingin pulang, Yumna lelah bund" sambil menangis lalu dia terpejam.
**Hari libur
Hari libur dimanfaatkan oleh Yumna untuk beristirahat total di kos, dan bertukar kabar dengan orang-orang terkasihnya di kota seberang.
Pagi ini Yumna menerima pesan dari Fahri yang juga sengaja mengambil libur untuk mengajak Yumna berkeliling Surabaya. Sejak 2 tahun lalu Yumna memutuskan untuk merantau ke Surabaya, mereka bahkan jarang sekali bertemu.
Di taman yang ramai dan nyaman ada yang sedang gusar ingin menyampaikan sesuatu.
"Kamu kenapa ri, dari tadi terlihat tidak nyaman? ada yang mau kamu sampaikan?"
Ucap Yumna yang sedari tadi memerhatikan Fahri yang gelisah
"Emm anu na, iyaa .. Hmm kamu tahu kan jika dari dulu aku sayang sama kamu? kamu mau buka hati untu aku lagi? Aku janji akan membuat kamu bahagia. Setelah ini aku akan minta ijin bunda dan Ayah kamu untuk meminangmu secara resmi"
Sambil tersenyum kecut Yumna menjawab pertanyaan Fahri
"Fahri dulu kamu juga pernah berkata demikian. Jujur iya aku sayang sama kamu, dari dulu sampai detik ini sebagai teman. Aku juga pernah membuka hati, berharap kamu yang memang Allah kirim untukku tapi ternyata setelah meyakinkan dalam istikharah hatiku berkata lain."
diam sejenak
"Fahri, aku tidak ingin kamu membantah mama kamu. Apa yang mama kamu ucapkan benar, kamu tidak pantas untukku. Kamu pantas mendapatkan wanita yang baik, dari keluarga yang baik pula. Bagaimana pun terima kasih kamu menyayangiku dengan tulus dan mau membantu keluargaku saat dalam kesulitan".
Lanjut Yumna
"Kamu yang ada saat aku dalam kondisi terburukku setelah kepergian mas Dicky..."
nada suara Yumna sudah begetar dan air mata sudah hampir jatuh. Melihat Yumna dalam keadaan demikian Fahri juga merasakan sakit di hatinya.
Kemudian Yumna tarik nafas melanjutkan ucapannya.
"Saat bunda dan ayah butuh bantuan kamu juga ada untuk kami. Saat aku berada di titik terendah kamu berusaha ada. Tapi... Mama kamu sudah pasti ingin yang terbaik untuk kamu, jadi patuhi beliau ri demi kebaikanmu". sambil menyeka air matanya.
Fahri yang melihat itu tidak tahan dan mengusap air mata Yumna yang jatuh.
"Jangan menangis na, aku paling gak bisa lihat kamu nangis"
"Sungguh? lalu bagaimana bisa dulu kamu pergi dan membuatku semakin menangis? aku kehilangan dua sosok sekaligus. Aku kehilangan mas Dicky, dan sahabat yang juga tiba-tiba pergi menghilang tanpa pesan" Yumna mencoba teringat beberapa tahun silam di saat terburuknya.
"Sebentar lagi adalah hari pernikahanmu, kamu sudah bertunangan tidak sepantasnya kamu berucap seperti ini. Tolong sayangi dan jaga calon istrimu dengan tulus, jangan pedulikan aku lagi"
Mendengar itu yang terucap dari Yumna membuat hati Fahri sakit berkeping-keping.
'Mungkin ini yang dirasakan Yumna dulu saat aku memilih pergi' batin Fahri.