Melihat mama da Arsya tertidur menunggunya, Yumna mengambilkan 2 selimut untuk mama dan Arsya. Mendengar langkah dan merasa hangat karena selimut yang diberikan Yumna, Arsya terbangun.
"Loh kamu kok bangun, kalau ada apa-apa panggil saja na"
ucap Arsya sedikit khawatir.
🔹🔹🔹
"Maafkan aku mas, malah jadi merepotkan. Yumna pingsan malah membuat semua khawatir"
"Tidak apa-apa na, aku yang minta maaf memaksa kamu kesini malah jadi pingsan karena kelelahan. Seharusnya kamu boleh bilang kalau lelah" Arsya khawatir
"Gak papa mas, yasudah mas Arsya juga mendingan tidur Yumna udah gak papa"
Setelah melihat Yumna tertidur, Arsya pun merebahkan diri di sofa samping mama yang sudah lebih dulu tertidur disana.
Adzan subuh berkumandang, seperti biasa keluarga Arsya rutin shalat berjamaah di rumah. Yumna yang saat itu sudah merasa baikan melihat keharmonisan keluarga itu. Bunda mengajak Yumna untuk shalat bersama mereka.
Hari sudah terang, mama Arsya sudah berada di dapur untuk memasak sarapan. Yumna yang melihat itu membantu mama Arsya dan mempersiapkan meja makan.
"Kamu sudah tunggu saja di meja, biarkan mama yang mengerjakan"
"Tidak apa-apa ma, Yumna sudah baikan kok. Maafkan Yumna ya, sudah merepotkan"
"Sudah jangan bicara seperti itu ya"
Sambil membawa makanan ke meja makan, disana papa Arsya dan Arsya sudah duduk di kursinya. Sambil tersenyum Arsya memerhatikan Yumna yang tampak semakin anggun ketika sibuk memasak.
Setelah semua selesai, mereka semua sarapan bersama. Mama Arsya tampak mengambilkan sarapan untuk papa, dan ketika Arsya mengambil piringnya Yumna mengambil dari tangannya untuk mengambilkan nasi goreng di meja. Mereka hanya saling tersenyum dan memandang.
"Ini mas, makasih ya mas Arsya tante om Yumna sudah merepotkan"
Melihat kedekatan anaknya dengan seorang wanita membuat mama Arsya lega.
'Terima kasih nduk, sudah membuatnya tersenyum lagi' batin mama Arsya
Sarapan pun berlanjut sambil mengobrol banyak hal. Setelah sarapan papa Arsya pergi ke kantor, sedangkan Yumna dan Arsya bersiap untuk kembali ke rumah Riri.
Yumna berpamitan dengan mama Arsya yang sebenarnya akan tidak mengizinkannya pergi
"Yumna janji tante, lain kali akan kesini lagi" untuk menenangkan mama Arsya yang enggan berpisah dengan Yumna
Sebelum ke rumah Riri mereka berkeliling sebentar di Malioboro, lalu pergi ke tempat yang menarik lainnya di Yogyakarta.
'Heh tempat ini...'
batin Yumna
Melihat Yumna terdiam, Arsya menjadi bingung apa yang salah. Apakah perkataan atau perbuatannya sudah menyinggung Yumna atau ada hal lain yang membuatnya terdiam
#Flash Back
Tahun pertama dan tahun ke dua Yumna berada di Yogyakarta, dia masih sesekali bertemu dengan Dicky yang menempuh pendidikan di Akademi Militer yang berada di Kota Magelang.
Meski jarak antara Yogyakarta dan Magelang yang terbilang dekat, tapi kesibukan Dicky di satuan pendidikannya membuat mereka jarang bertemu.
Setelah lulus SMA, Dicky mendaftar sebagai TNI dan lulus tes masuk ke Akademi Militer Magelang. Dua tahun mereka menjalin hubungan LDR antara Malang dan Magelang. Hanya bertemu sesekali ketika Dicky pulang ke Malang. Sampai akhirnya Yumna lulus dan memutuskan kuliah di kota pelajar, sehingga jarak mereka tidak terlalu jauh lagi.
⏪Flash Back
Yogyakarta, 6 tahun lalu ...
"Aku sudah di depan kos, yang" tertulis pesan itu mengagetkan lamunan Yumna
Seketika itu dengan penampilan seadanya Yumna langsung berlari keluar, dan benar saja sosok yang sangat di rindukan tiba-tiba ada di depan mata.
"Mas Dicky kok bisa ada di sini? kenapa tidak bilang mau ke Yogyakarta?"
Setelah mempersilahkan masuk, Yumna masuk ke dalam untuk mandi dan bersiap.Sembari menunggunya, Dicky sudah tertidur di ruang tamu kos Yumna.
Melihat pemandangan itu, Yumna yang sudah selesai bersiap duduk di samping sambil memandang wajah keren Dicky dan badan kekarnya.
Tiba-tiba tangan Dicky menariknya dan bersuara sehingga mengagetkan Yumna, membuat Yumna terjatuh di pelukan Dicky.
"Sudah selesai memandangnya?"
"Mas Dicky apaan? Tadi Yumna mau bilang kalau sudah selesai bersiap, taunya mas Dicky tidur.Hm gak enak nanti di lihat orang dikira lagi ngapa-ngapain" dengan wajah kesalnya dan memerah karena malu
Setelah itu seharian mereka memutuskan pergi menikmati wisata Yogyakarta. Dan juga berjalan-jalan menikmati keindahan malam di Yogyakarta. Jalanan yang ramai dan suasana yang nyaman, membuat enggan beranjak dari sana.
Dua tahun kemudian, Dicky lulus dari pendidikan di AKMIL sebagai taruna lulusan terbaik Adhi Makayasa. Saat ini Dicky sudah menyandang gelar baru S.T.Han
Yumna sangat bersyukur dengan prestasi Dicky dan selalu mendukung keputusannya.
Yumna pun mengikuti kegiatan MPT yang di selenggarakan di Magelang. Dengan bangga Dicky memperkenalkan Yumna kepada teman-temannya dan sahabat baiknya.
Meski merasa kurang nyaman dengan keramaian, Yumna mengikuti kegiatan itu sampai selesai.
Berapa lama kemudian pelantikan perwira di adakan di Istana Negara dan Dicky mendapat penghargaan Adhi Makayasa dari matra AD.
Dicky mendapat tugas di Ibu Kota Jakarta, dan membuat jarak mereka semakin jauh.
Selang dua tahun kemudian, Yumna wisuda dari Universitasnya. Dicky yang saat itu tidak ditugaskan ke luar daerah, datang ke Yogyakarta menemani wisuda Yumna.
Di hari itu juga, Dicky menyatakan jika dia akan meminang Yumna. Dicky pun meminta izin kepada Ayah Yumna. Karena kedua orang tua Yumna sudah mengenal baik Dicky, mereka menyetujui dan mendukung Yumna dan Dicky segera bertunangan.
⏩Back
'Mas Dicky, Yumna kangen. Bagaimana kabar mas Dicky sekarang? Yumna ada di Yogyakarta mas, tempat kenangan kita' batin Yumna. Ingin menangis namun dia tahan
"Ada yang salah dengan tempat ini?" tanya Arsya yang dari tadi memerhatikan tingkah Yumna
"Tidak mas Arsya, hanya saja...." jawabnya menggantung
"Hanya saja apa?"
"Tidak apa-apa, hmm kemana lagi ya enaknya. Yumna betah di Yogya, tapi besok udah harus balik"
"Tenang saja, besok kalau mau kita tinggal di Yogya. Hehe" dengan wajah tanpa ekspresi
"Maksud mas Arsya?"
Dia hanya tersenyum dan kemudian menginjakkan gas melaju mengantarkan Yumna ke rumah Riri.
**Rumah Riri
Riri yang dari tadi menunggu Yumna merasa lega melihat Yumna akhirnya pulang.
Riri memang sahabat terbaik Yumna selama kuliah di Yogyakarta sampai saat ini.
"Apa kamu yakin berangkat ke Surabaya malam ini? yakin sudah baik-baik saja? Nanti yang jemput siapa sampai sana tengah malem? apa kamu tidak takut hah?" tanya Riri dengan cerewetnya
"Mas Arsya tolong temenin Yumna, mas Arsya tidak kasihan lihat dia sendirian padahal baru pulih?" dengan nada sedikit ketus Riri memojokan Arsya
Dengan memegang dua tiket perjalanan Yogyakarta - Surabaya Arsya berkata dengab santai
"Kamu tenang saja, saya juga akan ke Malang tapi terlebih dahulu ambil kereta ke Surabaya. Saya sudah pesan tiket, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi sahabat kamu aman"
Mereka berduaterkejut dengan pengakuan Arsya. Yumna juga heran sejak kapan Arsya tau nomor identitasnya.
Karena merasa tidak tega, Arsya membeli tiket ke Surabaya untuknya dan Yumna atas permintaan mamanya karena khawatir.
**Kereta menuju Surabaya
Yumna dan Arsya duduk bersebelahan. Sepanjang perjalanan mereka isi dengan bercerita, makan dan sampai akhirnya Yumna sudah nyenyak dalam tidurnya.
Melihat kepala Yumna yang terbentur jendela, Arsya menyenderkan kepala Yumna di bahunya. Sambil tersenyum Arsya pun menyenderkan kepalanya di kepala Yumna,dan kemudian ikut lelap tertidur.
Yumna terbangun dari tidurnya, mendapati kepalanya ada di bahu Arsya. Ketika akan menggerakan kepalanya Arsya pun ikut terbangun.
"Maaf mas Arsya, tidak sengaja membangunkan"
"Tidak apa-apa, hmm kok kamu bangun?
"Tidak apa-apa mas udah tidak ngantuk, sepertinya udah lama tidur ternyata masih jam segini?"
"Ya sudah kalau begitu diam seperti ini saja"
Lalu Arsya menyenderkan kepala di bahu Yumna. Dia hanya terdiam tidak berucap satu kata pun.
Surabaya, dini hari . . .
Mereka sudah sampai di kota Surabaya, Arsya mengantarkan Yumna ke kos. Merasa tugas dan amanah mamanya sudah selesai, Arsya kembali ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan dengan kereta pagi ke Malang.