Mendengar itu yang terucap dari Yumna membuat hati Fahri sakit berkeping-keping.
'Mungkin ini yang dirasakan Yumna dulu saat aku memilih pergi' batin Fahri.
🔹🔹🔹
"Sudahlah ri, masa lalu itu sudah berlalu dan aku ingin memaafkan semua jadi bisakah kita seperti biasa? yang jelas aku juga harus berterima kasih kepada kamu bukan? aku ingin berdamai dengan masa lalu"
Jawab Yumna sambil tersenyum, berusaha tidak menangis lagi.
"Aku juga meminta maaf sama kamu na, karena permintaan mama aku tidak bisa membantumu dan keluargamu lebih dan justru meninggalkanmu disaat terburukmu."
Fahri sambil mengacak rambutnya menyesali yang telah dia lakukan di masa lalu.
"Tidak apa-apa ri, Allah ingin bahuku lebih kuat" sambil menyeka air matanya yang sudah terjatuh lagi.
"Bukankah kamu kesini mengajak liburan? malah ngomongin hal kaya gini, bikin bad mood aja kamu. Tanggung jawab, kamu harus beliin aku es krim" Yumna berusaha mencairkan suasana.
Mereka akhirnya berlalu dari taman kota dan pergi mencari es krim seperti permintaan Yumna. Setelah pergi dengan Fahri, keesokan harinya Yumna kembali pada aktivitas di kantornya.
Satu bulan berlalu, Yumna mendapat jatah libur 3 hari berdampingan.
'Libur 3 hari mau apa ya? aah tiba-tiba kenapa aku rindu Yogyakarta' gumam Yumna bergelut dengan pikirannya.
Sedangkan diseberang sana seseoranng juga sedang rindu pulang ke kampung halamannya.
Mama : 💌 "Sayang, apakah kamu terlalu sibuk sehingga lupa untuk menengok mama dan papa di rumah?"
Arsya : 💌 "Maafkan Arsya ma beberapa bulan tidak sempat pulang banyak pasien.Besok Arsya libur beberapa hari, dan rencana Arsya pulang ke rumah ma"
Mama : 💌 "Permintaan maaf diterima, asalkan kamu pulang membawakan mama calon mantu. haha" mama Arsya merasa bahagia sudah membuat anaknya kebingungan.
'Dia pasti kebingungan' gumam mama Arsya dengan gembira. Papa yang melihat tingkah mama hanya menggeleng kepala heran.
'Dia sudah kembali ke masa kecilnya, sepertinya puber kedua dimulai' batin papa
Arsya : 💌 "Tapi ma..."
Mama : 💌 "Tidak ada kata tapi, mama suka penolakan kamu harus tau itu sya. Titik pokoknya kamu harus bawain mama calon mantu".
'Hmm kalau sudah begini celaka, hh harus bagaimana ini?' gumam Arsya
Sebagai anak lelaki Arsya merupakan sosok sangat mandiri, meskipun dari keluarga berada dia tidak mau dibayang-bayangi oleh keberhasilan ayahnya. Arsya memilih bekerja di RS swasta yang terletak di kota kecil dibandingkan dengan RS di kotanya.
2 tahun lalu saat Arsya lulus dan menjadi mahasiswa terbaik dari FK Universitas ternama dikotanya, Arsya ditawari untuk bekerja di RS tempat dia menjadi dokter magang dulu di kota Malang. Arsya menerima tawaran itu dan menolak tawaran yang juga datang untuk bekerja di RS ternama di kotanya.
Dibalik sikap keras kepala dan cuek Arsya, dia juga sangat menyayangi kedua orang tuanya terutama mamanya. Mengingat permintaan mamanya membuat Arsya menjadi frustasi dan bingung harus bagaimana.
Yogyakarta, pukul 15.35
'Kota yang menyimpan banyak cerita' tulis Yumna dengan background tugu Yogyakarta di salah satu media sosialnya.
Tidak lama kemudian handphonenya berdering dan terlihat Yumna membalas pesannya. Melihat pesan itu Yumna tersenyum dan berjalan menuju lokasi untuk menemui seseorang.
Setibanya di lokasi Yumna masih mencari sosok yang akan ditemuinya itu, setelah lama mencari dia melihat sosok itu dan menghampirinya.
"Mas Arsya udah lama menunggu?"
Sambil membalikkan badannya Arsya menjawab dan tersenyum manis.
"Baru saja sampai 5 menit lalu na"
"Hehe syukurlah tidak menunggu lama"
"Kamu ngapain ke Yogyakarta sendirian?" tanya Arsya penasaran.
"Hmm aku hanya rindu kota ini mas, sudah lebih dari 2 tahun tidak kembali hehe dan tentu saja temu kangen teman-teman yang masih stay disini" jawab Yumna dengan bahagia.
"Jadi dulu kamu kuliah disini?, dimana?"
"Iya mas, di Univesitas xx. Mas sendiri kok bisa disini sekarang?"
"Mungkin ini yang namanya jodoh na, haha.Udah yuk kita cari tempat yang nyaman buat ngobrol, kamu juga belum makan to?"
"Ternyata mas Arsya bisa juga becanda ya.haha" balas Yumna sambil tersenyum.
Sambil keheranan dengan tingkah Arsya, Yumna mengiyakan ajakannya dan mereka pun pergi ke restoran untuk makan.
Sepanjang perjalanan Yumna memandang keluar mobil dan terseyum bahagia. Kota ini tentu saja sudah banyak berubah sejak 4 tahun lalu, terlebih 2 tahun belakangan Yumna benar-benar tidak pernah berkunjung kesana.
Di restoran mereka makan sambil berbincang-bincang, tidak terasa hari sudah mulai gelap. Mereka pergi ke masjid untuk shalat dan melanjutkan perjalanan ke rumah teman Yumna.
Setibanya di rumah Riri, Yumna turun dari mobil dan Arsya berpamitan untuk langsung pulang.
"Makasih ya mas Arsya udah dianterin, hati-hati di jalan".
"Iya kamu juga istirahat, besok aku jemput ya"
Arsya pun berlalu pergi dari pandangan Yumna. Riri yang melihat sahabatnya datang, keluar rumah menghampiri dan mendapati Yumna masih bengong melihat ke arah mobil Arsya menghilang.
"hmm pantas saja bilang sampai Yogyakarta siang taunya sampai malam, ini to?" Ledek Riri yang masih diabaikan oleh Yumna
"Hoiii assalamu'alaikum nona" teriak di telinga Yumna yang tidak sadar dengan kedatangan Riri sejak tadi.
"hee maaf Waalaikumussalam sayangku, aku rindu. Hmm bukankah aku tamu jauh, bisakah aku masuk?" jawab Yumna tidak memerdulikan Riri
Setelah mengucapkan salam, Riri mengajak Yumna masuk dan beristirahat. Di rumah riri akhirnya mereka bertukar cerita dan mengobrol hingga tidak sadar waktu sudah masuk dini hari.
Keesokan harinya...
Yumna dan Riri sudah bersiap untuk meet up dengan Tania, Ikhsan (suami Tania), Ecca, Danang, Galih, Via, Ima, Mia, Haneen dan Radit (sebentar lagi menikah) dan teman seangkatan lainnya yang masih stay di Yogyakarta. Beberapa teman dekat lainnya tidak bisa hadir karena berada di luar pulau.
Mereka pergi ke tempat wisata dan makan siang bersama sambil bernostalgia semasa kuliah.Beberapa dari mereka sudah menikah, ada yang bertunangan, dan beberapa lainnya masih betah menyendiri.
Banyak dari teman seangkatan Yumna yang akhirnya cinlok dan berpacaran sampai ke jenjang pernikahan.
Tidak terasa hari sudah menjelang sore, satu persatu berpamitan untuk pulang dan tinggallah Tania, Ikhsan, Riri, Galih, Mia dan Yumna. Merasa tidak nyaman harus ikut Tania atau Riri, Yumna akhirnya berpamitan duluan.
"Loh kamu duluan itu mau kemana, pulangmu kan ke rumah ku na?" tanya Riri keheranan.
"Aku tidak ingin mengganggu kalian, jadi aku pulang sendiri saja" jawab Yumna
"Yakin?"
"Yakin, udah ada yang jemput kok itu" sambil menunjuk seseorang yang baru datang dari arah parkiran.
"oh baiklaah terserah kamu saja na, siapa dia?" ucap Riri penasaran
Yumna pun memperkenalkan Arsya kepada teman-temannya yang masih belum beranjak.
Arsya dan Yumna berpamitan duluan untuk pergi ke suatu tempat. Arsya mengajaknya ke butik ternama di kota Yogyakarta dan membelikan baju untuk Yumna.
Yumna memberanikan diri bertanya pada Arsya
"Kita mau kemana mas Arsya?"
"Nanti juga tau, udah kamu masuk mandi ganti baju dandan yang rapi" kata Arsya sambil menunggu persetujuan Yumna
"Baiklah aku mandi dulu, dandan jangan salahkan kalau menunggu lama". ancam Yumna sambil berlalu pergi.
Arsya menunggu di ruang tamu dengan teh yang disajikan oleh Yumna, sesekali Riri keluar menemani Arsya berbincang.
45 menit kemudian Yumna keluar dengan baju gamisnya dan dandanan yang sudah rapi. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.30, mereka pergi dari rumah Riri ke lokasi.
20 menit kemudian mereka sampai di rumah yang cukup besar tapi terlihat sederhana dan nyaman.
"Rumah siapa ini mas Arsya?"