Chereads / my love from the bar / Chapter 6 - pulang ke rumah sahabatnya

Chapter 6 - pulang ke rumah sahabatnya

Setelah mendapat tamparan keras, Tere tidak jadi berangkat ke kampus. Dia segera mengganti pakaiannya dari seorang penggoda menjadi lebih santai di dalam mobil.

Sambil menyetir, Tere bergumam sendiri "kenapa tadi aku tidak langsung membalas balik wanita itu ya?". Setelah dipikir pikir benar juga, tadi kan karena ada Daniel yang langsung mewakili dia.

đź”´

#catatan~Tere punya kesenangan sendiri, apabila ada kejadian seperti tadi, dia akan melawan balik pihak yang memulai duluan sampai penampilannya dan wanita lain menjadi acak acakan, bahkan sempat sampai di lerai oleh pihak keamanan. Dan bila sudah masuk kantor polisi, kakaknya Tere yang akan membereskan kerusakan yang ditimbulkan oleh dirinya.

đź”´

Mobil Tere sudah di parkirkan. Dia masuk kesebuah apartment dimana sahabatnya yang bernama Yuri berada.

Yuri tidak kaget melihat wajah sahabatnya yang memar setiap kali datang ketempatnya "Tere apa yang terjadi dengan wajahmu itu?"

"biasa habis ditampar oleh wanita gila, apa kau ada es batu?"Tere berjalan kearah kulkas.

"ada, ambil saja. Tere, laki laki mana lagi yang kau rebut?" Yuri tak habis fikir dengan kelakuan Tere yang ngga berubah sejak kejadian malang menimpanya.

Tere berjalan menghampiri Yuri yang sedang menonton TV sambil mengompres pipinya. "kali ini aku tak merebut laki laki manapun Yuri, hanya saja kejadiannya terjadi tiba tiba."

"sini biar aku saja yang membantu mu" Yuri mengambil alih es batunya lalu membatu Tere.

"lalu kenapa wajah mu bisa lebam seperti ini? ceritakan padaku!!!".

Tere menghela nafas, lalu menceritakan semua dari awal hingga sampai pada titik dia di tampar, lalu pergi diam diam karena tidak ingin mengusik pertengkaran sepasang mantan kekasih.

"hahaaa, kenapa tadi kau tidak membalas langsung? biasanya kamu datang kesini berantakan setelah berantem dengan para wanita gila!!" Yuri cukup heran karena pakaian Tere masih rapi tapi wajah lebam.

"entahlah, mungkin karena lokasinya yang tidak memungkinkan, dan aku tidak tau siapa wanita itu. dan terlebih lagi kalau dia adalah mantan tunangan Bos ku" Tere juga ngga habis pikir.

"sudahlah lupakan saja, apa kau sudah makan siang?" Yuri mencoba mengalihkan kesedihan Tere dengan makanan.

"belum, kamu sudah masak apa?" Tere berjalan ke arah meja makan.

"aku ngga masak apa apa" Yuri menghampiri Tere dan menyuruhnya duduk. "kamu duduk saja, dan biarkan aku saja memasak ramen".

Yuri pun mulai memasak, dan Tere duduk sambil bermain HP-nya. setelah itu dia mengirim pesan kepada kakaknya untuk memberitahukan kalau dirinya akan menginap di kediaman Yuri.

"halo Kak Toro, hari ini aku lagi dirumah Yuri, dan aku berencana menginap dirumahnya paling lama 1 Minggu, dan bila ada seorang pria memakai topeng mencari ku di bar tolong katakan padanya kalau aku sedang ambil cuti." pesan itu pun sudah terkirim ke kakaknya. Tak lama kemudian kakaknya pun membalas "Tere apa lagi yang kau lakukan? apa tubuh mu terluka lagi?".

Tere pun membalas "wajah ku kena tampar".

"Tere kamu kan tahu, kalau wajah itu adalah aset utama seorang wanita. kamu kan bisa beladiri. sebisa mungkin gunakan ketrampilan itu untuk melindungi tubuh terutama wajahmu itu." kakaknya begitu peduli pada adiknya, sehingga mengajarkan segala bentuk pertahanan diri kepada adiknya sejak lama.

"iya kak, setelah ini aku janji tidak akan membuat onar lagi. Supaya kakak tidak khawatir terhadap ku lagi, sudah dulu ya kak" Tere pun mengakhiri percakapan dengan kakaknya.

....... .....

Yuri pun sudah selesai menyiapkan makan siang. Dia lalu memanggil Tere untuk makan bersama.

#catatan~Persahabatan Tere dan Yuri sudah di jalin sejak di bangku SMA sampai sekarang . Saat awal masuk sekolah Yuri sering di buli oleh teman teman yang memperalat dirinya karena kepolosan nya. hingga pada titik Tere menolong dirinya. Mereka pun membuat janji sebagai sahabat saling setia berbagi suka dan duka bersama. Yuri adalah gadis polos lembut dan baik, Dan Tere adalah gadis tangguh, baik, dan bebas. Mereka sama sama gadis cerdas dalam hal pendidikan, namun sama sama mendapat nilai nol bila di suruh masak. Setiap kali mereka bersama bila akan makan kalau ngga masak ramen paling pergi jalan-jalan menjelajah kuliner.