Dengan banyak tas belanjaan tergantung di tangan. Tere berjalan menikmati keramaian mall. Terdengar suara dari dalam tasnya. Tere mencari tempat duduk, lalu mengambil HP-nya dan menatap kelayar hp. Daniel memanggil. Ada rasa heran terlihat dari wajahnya. Sejak kapan pemuda ini memulai panggilan terlebih dahulu? namun Tere tidak terlalu memikirkan nya.
"halo" Tere menjawab.
"kau sedang apa Tere?"
"lagi belanja"
"jam berapa kamu datang ke kantor?"
"kantor?(Tere bingung sebentar, lalu melihat kearah jam tangan. sudah jam 5 sore) sebentar lagi aku akan datang. kamu jangan pulang dulu!!"
Tere tidak lagi memanggil Daniel dengan kata "Bos" karena menurut nya dia sudah mengundurkan diri, jadi tak perlu pakai etika bos dan bawahan.
...
Di Kantor Daniel..
Sekarang Tere tidak lagi terlalu memikirkan wajahnya. Dia hanya memakai bedak tipis, namun tak menutupi kecantikan alaminya.
Tere berjalan kearah resepsionis. Memberikan kartu nama dan mengatakan pada wanita resepsionis bahwa dirinya sudah membuat janji dengan bos mereka. wanita itu tidak mengenali Tere. Namun karena Tere punya bukti bahwa dirinya punya janji, maka wanita itu membuat panggilan.
Dan Tere di persilahkan untuk menemui bos mereka (Daniel).
....
pintu ruangan di ketuk.
"silahkan masuk!!". Karena sudah di persilahkan, Tere pun masuk.
Daniel menatap wanita yang sedang berdiri dengan kepala tertunduk. Tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka berdua.
Penampilan Tere yang berubah, membuat Daniel sedikit mengernyitkan dahi. Dalam hati Daniel "siapa wanita ini?". Dia langsung menoleh dan akan melanjutkan pekerjaan lagi. Berkata dengan dingin "maaf, saya sedang tidak menerima tamu".
Setelah mendengar kata kata itu. Tere baru memandang wajah Daniel. Dalam hati dia bilang [apa aku ngga salah dengar, bukannya dia yang ingin aku datang?] sambil berjalan kearah meja Daniel. Lalu mengeluarkan sebuah kartu. "saya datang ke sini untuk mengundurkan diri dan mengembalikan ini!".
Baru setelah mendengar suara wanita di hadapan nya, Daniel menoleh kembali karena akrab dengan suaranya. Berfikir [bukankah ini suaranya Tere?].
Secara reflek Daniel berdiri dan langsung memeluk Tere. "kenapa baru datang? apa kau tau, selama kau pergi tanpa kabar, aku sangat merasa bersalah padamu Tere!!"
Tere diam karena kaget. Dirinya tiba tiba di peluk tanpa ada pemberitahuan. Baru setelah mendengar ucapan Daniel, dia melepaskan diri dari pelukan pria ini.
"Daniel"
"iya Tere"
"kenapa kau memelukku?"
"aku takut ini sebuah khayalan. Jadi aku harus menguji penglihatan dan pendengaran ku".
"Daniel, sejak kapan kau pandai berbicara seperti itu?" Tere merasa heran dengan sikap pria dingin ini.
"sejak kau pergi, lalu tanpa kabar selama 1 Minggu. Tere apa kita akan berdiri seperti ini terus? mari duduk!!" sambil menarik tangan Tere untuk duduk. "Tere,aku minta maaf".
Suara Daniel terdengar berat dan serak, terkesan mengandung rasa sedih. Tere pun bingung, sebenarnya apa yang membuat pria disampingnya ini sedih?
Tere lalu menoleh ke pria bertopeng disampingnya. "Daniel apa kau menangis? sejak kapan pria dingin seperti dirimu ini menjadi seperti wanita rapuh?", lalu Tere melepas topeng tersebut. dan Daniel pun tidak keberatan.
"lihatlah, wajah mu sedikit lucu bila menangis seperti ini"sambil mengusap air mata nya Daniel.
Daniel terdiam karena sentuhan lembut dari tangan Tere yang menyentuh pipinya. "apakah kau menyukai wajah ku Tere?"
"Daniel, mengapa kau bertanya seperti itu?"
"bukankah kamu mengatakan kalau wajahku ini lucu. Berarti aku ngga salah dong, bila bertanya itu. ngomong ngomong ada apa dengan pakaian mu hari ini? sampai sampai aku tadi tidak mengenalimu Tere?"
"aku hanya lelah...."
Tere belum selesai bicara, sudah disela sama Daniel.
"kalau lelah, kamu bisa bersandar di pundak ku Tere!!" sambil menepuk pundaknya supaya wanita disampingnya mau bersandar.
"sudahlah, aku mau pulang!!" Tere lalu berdiri, saat mau pergi...
"Tere, apa kau membenciku? apa kau marah padaku?"
Tere memutar badannya, "Daniel ada apa denganmu? kenapa aku harus membencimu? kenapa aku harus marah padamu?"
"bukannya kamu tidak menyukai ku, kalau bukan marah dan benci, lalu apa dong?"
"Daniel, apa kita sedekat itu? kita tuh hanya terikat oleh balas budi!! saya waktu itu hanya menolongmu, dan kau sudah memberi apa yang kuinginkan. Berarti sudah jelas kan kalau kita ngga terikat lagi".
"iya, kamu benar Tere. Bahkan kita sudah sering bertemu selama 6 bulan. Tapi kau tak pernah menganggap ada hubungan di antara kita, bahkan walau sebagai teman".
"Daniel, lebih baik kita tak perlu saling kenal lebih jauh dan juga, aku tidak lagi bekerja di tempat itu lagi(maksudnya bar). Dan kau tak perlu mencari ku lagi!!"
"Kau akan kemana Tere?"
"aku akan pergi belajar" Tere berfikir sejenak "Daniel, bolehkah aku memberi saran padamu?"
"apa itu"
"Daniel, lebih baik kau tak lagi memakai topeng kamu itu!!"
"bila itu yang kau inginkan, aku akan melakukan nya Tere!!"
"Tidak perlu, bila itu demi diriku. Aku tidak berhak mendapat hal istimewa itu. Baiklah aku permisi dulu".
"Tere bila aku berubah demi diriku sendiri. Apa kau akan suka padaku?"
Tere sudah berjalan sampai depan pintu, saat memegang gagang pintu, ketika mendengar kata itu, Tere tersenyum pada Daniel senyuman manisnya. "Daniel aku memang suka padamu sebagai rasa kagum. Ketika mengingat saat aku dalam masa terburuk ku, kau tidak membenciku. Mungkin karena kita tidak saling kenal, maka saling menghargai privasi masing-masing."
Setelah itu Daniel menatap kepergian Tere..