Hari hari berlalu. Tere terkadang bosan memakai make up setiap hari. Jadi berhubung hari ini akhir pekan dia memutuskan untuk menghabiskan waktu nya bersama dengan sahabatnya, Yuri jalan jalan di mall. Dan sepakat untuk tidak memakai make up.
Namun karena pada dasarnya wajahnya Tere yang cantik menawan, tidak memakai make up pun tidak masalah. Dan Yuri juga tidak kalah cantik, tapi tetap dibawah Tere.
Setelah lelah jalan jalan. Mereka berdua memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran paling mahal. Awalnya Yuri menolak ajakan Tere, tapi Tere tetap memaksa. Akhirnya yuri mengikuti kemauan Tere.
Duduk di paling ujung dekat dengan jendela lalu memesan makanan.
Sambil menunggu makanan datang, Yuri dan Tere berbincang. Dan makanan pun datang. Di sela sela makan.
Tiba tiba....
Yuri melihat sosok yang dia kenal. Dia lalu menoleh ke arah Tere. Yuri berniat memberitahu Tere, namun Tere sudah melihat orang tersebut.
Orang itu adalah Deni dan Sera berjalan bergandengan
Sudah 3 tahun berlalu sejak kejadian dia warung kedai di sekitar sekolah. dari SMA dan Kuliah Tere tidak melihat Deni lagi (mantan pacarnya, lebih tepatnya, cinta Tere yang bertepuk sebelah tangan).
Kali ini mereka bertemu tanpa sengaja. Deni pun merasakan ada yang memperhatikan dirinya, dia lalu menoleh. Mata Deni dan Tere bertemu, Deni sempat kaget dalam hati. Dia merasa akrab dengan wanita yang sedang menatapnya itu.
Deni merasa wanita itu mirip seperti Tere.
Hanya saja dulu penampilan Tere itu seperti gadis lugu, memakai kacamata bulat dan rambutnya suka di kepang dua.
Dan wanita yang sekarang itu terlihat segar dan anggun tanpa makeup.
..
Deni mengajak Sera untuk duduk di meja nomor 2 paling ujung. Sera mengiyakan.
Tere dan Yuri melihat Deni dan Sera berjalan kearahnya. Hanya dia yang tahu tentang perasaan nya saat ini. Namun dia mencoba tenang.
Deni mencoba keberuntungannya.. Menyapa wanita yang duduk di sebelah mejanya.
"hai, apakah nama nona adalah Tere teman SMA saya dulu. Ini saya Deni"
Tere tersenyum, menganggukkan kepalanya "benar, kak Deni apa kabar?"
"kabar saya baik. Kebetulan sekali ya, kita bertemu disini. Lama tidak berjumpa."
"iya" Tere sambil tersenyum canggung.
Sera berbisik ke telinga Deni.
Deni mendengarkan saran dari kekasihnya, lalu dia berbicara ke Tere.
"oh ya Tere, kamu sudah mengenal nya kan(Deni menengok ke Sera sambil memegang tangannya). Berhubung kita bisa kebetulan bertemu disini. Aku ingin berbagi kabar gembira dengan kalian."
"kabar apa?" tanya Tere yang tetap berusaha tenang.
"Dalam 2 Minggu kedepan kami akan menyelenggarakan pernikahan. Dan kami juga mengundang teman alumni SMA kita. Bila Tere tidak keberatan, datanglah ke acara kami." Deni menjelaskan.
Lalu Sera menyerahkan 2 kartu undangan dan memberikan ke Tere dan Yuri.
Tere sudah mau menjawab tidak bisa, tapi di sela oleh Yuri. "terima kasih karena telah mengundang kami. Tapi kami tidak bisa janji untuk datang. Kami akan mengusahakan untuk datang kalau tidak ada acara pada Minggu itu. Kami menerima niat baik kalian."
"terima kasih" jawab Deni.
"Dan juga, datang lah bersama pasangan kalian ya!!" Sera menambahkan.
"hmm, baiklah"...
..
Deni dan Sera pun duduk di meja mereka, dan tidak menggangu Tere lagi.
Tere tidak bernafsu makan, berbeda dengan Yuri.
setelah selesai makan, Tere segera mengajak Yuri pergi.
Berjalan melewati meja Deni, dan melirik sebentar.
Deni sangat asyik mengobrol dengan Sera.
Ada rasa sakit didalam hatinya yang paling dalam.
...
Setelah seharian belanja dan jalan jalan bersama Yuri, hari tak terasa akan berganti malam. Tere mengantar Yuri ke apartemen nya.
Dan Yuri mengajak Tere masuk kedalam rumahnya, namun Tere menolak. lalu berpamitan.
..
Tere mengendarai mobilnya ke arah kota Z, berhenti di sebuah jembatan. menepikan mobilnya. lalu turun. Berjalan ketepi jembatan.
Menghirup udara sore hari, menatap sungai yang sangat panjang dan lebar. Menatap matahari yang siap tenggelam. Hatinya sedikit lebih relaks.
Namun bulir bulir air mata keluar dari pelupuk matanya. Hatinya masih sangat sakit, mengingat kejadian siang tadi.
Hatinya masih terluka oleh kata kata Deni yang sudah lama terucap. Namun bertahun tahun telah lewat, tapi kenapa masih seperti baru kemarin mendengar hinaan dari pria yang bernama Deni.
Cinta nya yang tulus tapi dimanfaatkan dengan begitu kejamnya oleh orang yang dia suka...