~Tajamnya mata itu memandang, warna hitam pekat, bagaikan panah yang siap menangkap mangsa~
Suasana yang mencekam diruangan CEO SenLong. Seorang gadis sedang menaruh bunga kesebuah vas, duduk sambil menelan ludah menatap seorang pemuda yang sedang fokus dengan layar laptopnya, bukan karena takut melainkan karena suasana tempatnya yang cukup aneh. Pemuda itu masih saja menutup wajahnya dengan topeng.
"Tere apa ada yang ingin kau katakan padaku?" Daniel merasa risih dengan Tere yang terus memandangi nya.
"hah, Bos akhirnya kau mengatakan juga. sedari tadi aku menunggumu memberikan pekerjaan padaku. tapi kau hanya terus memandang laptop. Aku benar benar sungguh bosan, dengan suasana ruangan ini dan tampilan wajahmu itu". Tere terus bicara sambil melihat sekelilingnya.
Daniel melihat raut wajah cemberut Tere. Ini sungguh tidak adil bagi gadis itu. Daniel bisa melihat suasana hatinya lewat wajah. sedangkan Tere tidak bisa tahu sama sekali karakter yang ditampilkan oleh wajah tertutup Daniel.
"bukankah kamu datang kesini hanya buat melihat cogan cogan disini!, aku membiarkan mu bebas untuk melihat mereka" Daniel sedikit senyum sambil mengingat apa yang diinginkan Tere waktu itu, dan matanya terus menatap layar.
"Bos ganteng, boleh ngga permintaan ku waktu itu di ganti dengan hal lain?" Tere mendekat ke arah Daniel sambil menampakkan wajah memelas.
"kamu mau apa?" Daniel tak mempermasalahkan apapun keinginan Tere dibandingkan pertolongan dia waktu itu.
"Bos, setelah kupikir pikir, aku lebih tertarik dengan ruanganmu ini. eemmm(sedikit ragu) boleh ngga aku kerja part time sebagai asisten pribadi mu, dan sebagai bayarannya, aku ingin sedikit sedikit sering mengganti suasana ruangan ini, supaya kamu ngga bosan." Tere benar benar tertarik untuk mendesain ulang suasana dingin ruangan ini menjadi seleranya.
"Hai Tere, kamu ini terlalu polos, apa kamu tidak sedikit pun waspada terhadap lawan jenis. Ku harap kau tidak pernah menampilkan tingkahmu ini kepada laki laki lain" Daniel masih tetap bisa melihat kepolosan Tere, meskipun penampilannya seperti wanita liar.
"Bos, kok kamu mengganti pokok pembicaraan?(sedikit kesal) jadi boleh ngga? aku jadi asisten pribadimu!!"(Tere berharap Daniel mengijinkan, karena dia benar benar tertarik akan sebuah desain ruangan).
"ini buat kamu" Daniel memberikan sebuah kartu tanpa batas "ambil saja uangnya disitu untuk membeli semua keperluan yang di butuhkan olehmu"
"bos kamu memang yang terbaik, oh ya Bos, kamu mau aku bikinin kopi, teh atau jus buah?" sebagai ucapan terima kasih Tere menawarkan minuman.
"boleh kopi"
Tere pun berlalu untuk membuatkan kopi untuk Bos dan dirinya.
"ini Bos kopinya!" Tere menaruh gelas di meja Daniel.
"thank you, Tere ini peraturan kontrak kerja kamu, silahkan di baca, nanti bila ada yang tidak sesuai. beritahu aku." Daniel memberikan sebuah dokumen dalam amplop coklat.
Tere pun mengambilnya dan membaca.
"Bos, aku setuju dengan semua persyaratan ini, tapi hanya satu yang ngga bisa kutinggalkan yaitu tentang merias wajah!!, kamu kan tahu Bos. kalau hidup ku tergantung pada wajah ini"(Tere berbohong, dia sebenarnya menggunakan makeup untuk melindungi dirinya dari tatapan tatapan yang berniat buruk bila dia terlalu polos)
"baiklah ngga masalah aku tidak akan mencampuri urusan pribadi mu". Daniel lalu memberi tanda pengenal kepada Tere supaya dia bisa bebas masuk keruang kerjanya.
"aku akan menjaga semua ini dengan baik Bos,. baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya Bos." Tere pun berlalu tanpa menunggu respon dari Daniel.
...
Daniel melihat kearah punggung seorang wanita yang perlahan menghilang. Dia bergumam "baru kali ini bertemu seorang wanita yang berperilaku aneh". Daniel sedang berbicara tentang Tere yang begitu membuatnya diam diam terpesona, karena kelakuan Tere seperti anak kecil yang tanpa keserakahan.
...
Tere berjalan pergi dan sempat berpapasan dengan Jordi dan Elvis yang hendak bertemu Daniel. Mereka berdua merasa heran dengan raut wajah Tere yang sangat datar, tidak ada senyum, tidak sedih, dan tidak menyapa. Mereka berdua berfikir bukannya seharusnya dia menyapa kita sebagai atasannya, kok gadis itu berlalu saja.
...
Jordi dan Elvis sampai di depan kantor Daniel
~tok..... tok..... tok....~ Suara ketukan pintu terdengar. " permisi bos, ini aku Jordi dan Elvis.
"masuk saja!!" sumber suara dari dalam ruangan.
Jordi dan Elvis pun masuk dan langsung duduk tanpa nunggu dipersilahkan dulu oleh atasannya.
" bos, siapa gadis tadi pagi" mereka berdua langsung ingin bergosip. Daniel hanya menanggapi dengan 2 kata "Asisten Pribadiku".