Chereads / Air Mata Cinta (Antara Cinta dan Negara) / Chapter 8 - Chapter 7 : Kenaikan Pangkat

Chapter 8 - Chapter 7 : Kenaikan Pangkat

"Semakin tinggi sebuah pangkat atau jabatan maka akan semakin berat tanggung jawab dalam menjalankan amanah dari jabatan tersebut"

﴾ Kapten Muhammad Alvar Rusydi ﴿

***

Pagi pun datang, matahari begitu terang muncul dari ufuk timur cahayanya begitu sangat menghangatkan, kicauan burung berkicau merdu dengan tetesan embun yang terjatuh dari pepohonan karena dinginya udara malam. Di kediaman rumah letkol anumerta wiranto rusydi nampak sedang sibuk bersiap untuk menghadiri kenaikan pangkat dari putranya yaitu kapten alvar yang akan berpangkat mayor, sedikit kisah tentang mendiang ayah dari kapten alvar. Letkol anumerta wiranto rusydi dulu merupakan anggota kopassus semasa dirinya di kemiliteran, beliau merupakan sosok yang gagah, berani, disiplin dan tegas. Beliau juga merupakan murid berprestasi di akademi militer, pintar dalam membuat strategi.

Namun karir nya sebagai seorang tentara harus terhenti dikarenakan gugur pada saat misi rahasia tertembak oleh kelompok bersenjata di medan tugas. Tapi, sekarang perjuangannya yang kandas itu diteruskan dengan perjuangan sang putranya kapten alvar yang meneruskan semua cita-cita dan harapannya untuk melindungi juga menjaga bangsa dan negara.

Dari anak tangga turunlah kapten alvar begitu sangat gagah dan kharismanya memakai seragam PDU atau pakaian dinas upacara berwarna hijau army berlengan panjang dengan kerah baju seperti jas terdapat atribut di seragamnya seperti papan nama, tanda jabatan yang berada di pundak kiri dan kanannya dengan lambang tiga garis berwarna emas terdapat garis merah yang memegang komando, tanda jasa pita atau lencana, tanda korps dan tak lupa topi pet PDU yang dikenakannya dengan lambang TNI AD yaitu Kartika Eka Paksi.

Bunda rosmawati tersenyum melihat putra nya begitu sangat gagah dan tampan dengan seragam PDU nya dan membuatnya teringat dengan mendiang suaminya, "sudah siap sayang...??", tanyanya.

"sudah, bunda...", balas kapten alvar.

"ayo, sudah waktunya kita berangkat...", ucap Bunda rosmawati.

~~~

"Di Ruangan Letnan Jenderal"

Akhirnya kenaikan pangkat dimulai tepatnya ruangan letjen bagus, di ruangan tersebut telah dihadiri oleh orang tua dari kapten alvar yaitu bunda rosmawati dan keempat anggota tim alpha menjadi saksi atas pengangkatan pangkat kapten alvar, letjen bagus dengan didampingi kedua perwira tinggi berpangkat brigadir berdiri di samping kirinya dengan salah satunya membawa baki yang diatasnya terdapat dua tanda kepangkatan perwira menengah yaitu pangkat Mayor dengan berlambang satu bunga melati dengan warna emas, dan garis merah sebagai pemegang komando.

Kapten Alvar memberikan hormat kepada letjen bagus sambil memberi laporannya, "lapor!, mulai tanggal 26 juni 2015, saya Kapten Muhammad Alvar Rusydi. Siap, menerima kenaikan pangkat dari kapten menjadi mayor. Laporan selesai..."

Letjen bagus membalas hormat dari kapten alvar seraya menarik bibir membentuk senyum diwajahnya, setelah selesai memberikan laporan kedua perwira tinggi berpangkat brigadir tersebut melepas pangkat kapten dengan lambang berbaris tiga menjadi lambang melati yang merupakan lambang dari mayor.

Selanjutnya proses Serijab atau Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Danyon-30 Grup 3 Charlie Kopassus dari Mayor Inf Dandi Maringgai kepada Mayor Inf Muhammad Alvar Rusydi, Danyon-30 grup 3 Charlie Kopassus menyerahkan panji bendera Kopassus kepada Danyon yang baru yaitu Mayor Inf alvar. Selesai proses Sertijab semua orang yang menjadi saksi bertepuk tangan kepada kapten alvar yang sudah resmi menjadi Komandan Batalyon Danyon-30 Grup 3 Charlie Kopassus menggantikan Mayor Inf Dandi Maringgai, dan merupakan Danyon TNI AD yang termuda di Indonesia.

~~~

" Lapangan Markas Besar Kopassus "

Selesailah upacara kenaikan pangkat dan Sertijab kepada mayor alvar, di sebuah lapangan luas markas besar Kopassus mayor alvar bersama keempat anggota tim alphanya sedang melakukan ritual pemotretan untuk dijadikan momentum bersejarah, dimulai dari poto formal bersama kedua orang tuannya dilanjutkan poto bersama anggota Tim Alpha dan Grup 3 charlie Kopassus nya dengan berbagai gaya dari formal sampai yang kocak sudah di pose kan.

"komandan, satu lagi...!", perintah dari sersan satu simon.

Mayor alvar hanya menghela nafas dirinya begitu sangat lelah disuruh poto sana-sini dan terus berganti gaya, semua anggota kopassus saling berdatangan untuk memberikan selamat kepada mayor alvar atas kenaikan pangkatnya.

Kapten ervin mengeluarkan sebuah kotak disaku seragam PDL nya dan memberikannya kepada mayor alvar, "selamat atas kenaikan pangkat lo, anggap aja itu hadiah kecil dari gue untuk kenaikan pangkat lo...", ucapnya.

Mayor alvar membuka kotak tersebut dan didalamnya ada sebuah jam tangan casual berwarna hitam, "terimakasih banyak hadiahnya...", balasnya sembari memeluk kapten ervin.

"iya sama-sama...", jawab kapten ervin langsung memeluk sahabatnya.

Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ada perasaan bahagia saat dirinya mendapatkan promosi pangkat, tapi disisi lain dirinya merasa punggungnya memikul berat sebuah tanggung jawab yang besar. Mayor alvar hanya bisa tersenyum melihat semua orang tertawa bahagia.

Dari kejauhan sang bunda melihat putra semata wayang nya yang terlihat sendu di saat semua orang merayakan keberhasilan nya, "ada apa, sayang...??", tanya sang ibu rosmawati.

Mayor alvar yang melamun akhirnya tersadar dengan pertanyaan ibundanya, "tidak apa-apa bunda, hanya memikirkan sesuatu yang tiba-tiba terbersit di kepala...", jelasnya.

"yakinlah pada dirimu, kamu pasti bisa menjalankan tanggung jawab ini dengan baik. Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak, lihatlah kedepan dan melangkahlah...!", tutur sang ibunda rosmawati menenangkan kegelisahan putranya.

Mayor alvar tersenyum mendapatkan kata-kata penyemangat dari sang ibunda, "baiklah, bunda. Terimakasih banyak karena selalu mendukung alvar sampai sekarang...", balasnya sambil memeluk erat ibundanya.

~~~

Malam hari telah tiba, langit yang cerah berganti gelap dan matahari pun berganti dengan bulan yang menyinari malam yang gelap. Di sebuah rumah bertingkat dua, masuk kedalam rumah terdengar dentingan sedok dan garpu yang saling beradu mengenai permukaan piring dari arah dapur tepatnya meja makan. Terlihat dua orang yang sedang menikmati makan malam, mereka adalah bunda rosmawati dan putranya yaitu mayor alvar.

Acara makan malam pun selesai, mayor alvar menuju ke ruang keluarga untuk menonton acara televisi disana. sedangkan bunda rosmawati sibuk membereskan dan mencuci piring bekas dirinyqa dan putranya makan tadi.

Televisi pun di nyalakan, di layar TV menampilkan acara keluarga yang bernama Ini Talkshow dengan host atau pembawa acaranya Sule dan Andre Taulany. Acara tersebut begitu sangat menghibur dikarenakan pembawa acaranya yang lucu mampu membuat ketawa dari penonton yang ada didalam studio maupun di rumah, disana mayor alvar tertawa terbahak-bahak karena begitu lucunya lawakan dari kedua host tersebut.

Di dapur bunda rosmawati sudah menyelesaikan mencuci piringnya, dia berjalan ke ruang keluarga untuk ikut bergabung bersama putranya yang terlihat tertawa terbahak-bahak karena acara dari TV.

Bunda rosmawati mendaratkan pantatnya di kursi sofa bersamping-sampingan dengan putranya, sembari menaruh sepiring buah mangga yang sudah di kupas dan di potong-potong. Dia mengambil potongan buah mangga menggunakan garpu, lalu dia layangkan ke putranya.

Mayor alvar yang mendapatkan suapan buah mangga dari ibundanya, langsung membuka mulut dan memakannya kemudian memberikan senyum kepada bundanya, "terimakasih, bunda...", ucapnya.

"iya sayang, sama-sama...", balas dari ibu rosmawati sambil menarik senyum di bibirnya dan kembali menyuapi putranya dengan buah mangga, kemudian di sambut pula oleh mayor alvar dengan memakannya.

Mayor alvar terhenti dari tertawanya karena teringat bahwa dirinya akan melakukan pelatihan pasukan garuda di Lebanon, dia kemudian melirik kearah bundanya, "bunda. Ada yang alvar ingin katakan...", ucapnya.

Bunda rosmawati melihat kearah mayor alvar, "ada apa, sayang...?", tanya sang ibundanya.

Mayor alvar langsung mengecilkan volume televisinya dan menatap lekat bundanya, "begini, bunda. Alvar, kemarin baru saja mendapatkan perintah dari KSAD bahwa tim alpha bersama grup 3 Charlie kopassus akan di terbangkan ke Lebanon untuk menjadi Pasukan Garuda...", jelas mayor alvar, "untuk itu, alvar mulai hari ini dan empat hari kedepan akan dibebas tugaskan..., lanjutnya.

Mendengar itu bunda rosmawati terbelalak matanya dengan sempurna, "Lebanon...??"

Mayor alvar mengapai tangan bunda rosmawati lalu mengenggamnya, "iya bunda. Alvar, meminta izin kepada bunda. Doakan alvar agar di Lebanon nanti alvar baik-baik saja dan pulang kembali ke indonesia dengan selamat. Bunda, mengizinkan alvar untuk pergi ke Lebanon, kan...?", tanyanya.

Bunda rosmawati terlihat matanya mulai berkaca-kaca. Entah, mengapa hatinya seperti tidak tenang mendengar putranya akan bertugas ke Lebanon, walaupun dia sudah terbiasa dengan mendiang suaminya yang seorang tentara. Tetapi berbeda, kali ini adalah putra semata wayangnya alvar yang akan pergi ke Lebanon. Dia begitu terkejut, kenapa putranya harus di kirimkan kembali ke Lebanon, disamping disana yang merupakan daerah konflik antara Lebanon dan Israel dan di Lebanon menjadi tempat dimana putra kesayangannya itu mendapatkan sebuah traumatis mendalam dikarenakan seorang wanita yang bernama 'Rania'.

Sosok rania ini bisa dikatakan wanita yang sangat di cintai putranya, bahkan putranya pernah mengenalkan wanita tersebut kepada dirinya sebagai calon menantu. Namun, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkata lain putranya bersama rania tidak ditakdirkan untuk bersatu, disebabkan rania meninggal dunia mendapatkan tembakan peluruh di jatuhnya karena berusaha melindungi putranya. Dan sekarang, putranya mengalami traumatis yang cukup dalam karena hal tersebut.

Mayor alvar mengusap linangan air mata yang terjatuh dari pelupuk mata ibundanya dengan ibu jarinya, "bunda kenapa menangis...", tanyanya.

Bunda rosmawati mengusap linangan air matanya dengan tangannya sendiri, lalu menatap putranya sambil mengenggam tangan putranya, "bunda tidak ingin kamu pergi kesana lagi, bunda sangat takut. kamu jangan pergi, yah. temanilah bunda disini...", pintanya.

Mayor alvar menatap sendu kearah ibundanya, "tetapi bunda, ini adalah tugas negara. Alvar mana mungkin menolak perintah itu, lagi pula alvar disana tidak akan lama kok hanya satu tahun setelah itu alvar akan kembali pulang ke Indonesia. Bunda tidak perlu khawatir, Insyaallah alvar pasti akan baik-baik saja...", jelasnya berusaha untuk menenangkan ibundanya yang terasa berat untuk melepas kepergiannya.

Bunda rosmawati semakin tersedu-seduh menangisnya, mayor alvar merubah posisi duduknya saling berhadapan dengan ibundanya sambil mengenggam kedua tangan bundanya, "bunda, Insyallah alvar akan menjaga diri dengan baik. Jadi, bunda tidak perlu khawatir dan doakan selalu alvar agar baik-baik saja selama di Lebanon nanti. Satu lagi, bunda harus yakin Allah pasti akan melindungi Alvar disana...", tuturnya.

"Tapi sayang, tidak bisakah jangan Lebanon sayang. Bunda, khawatir dengan keadaanmu, disana...", ucap bundanya terpotong.

Mayor Alvar tersenyum, dia mengerti dengan kekhawatiran, kegelisahan dan ketakutan bundanya, "alvar, tahu apa yang bunda khawatirkan dan takutkan. Lebanon adalah tempat dimana trauma terbesar alvar, bunda tidak ingin alvar kesana karena ada hubungannya dengan rania. Bukan...?"

Mayor alvar menghapus menggunakan ibu jarinya untuk mengusap cairan bening yang terjatuh dari kelopak mata ibundanya, dia tersenyum sambil mencium kedua tangan bundanya, "Insyaallah, alvar akan baik-baik saja bunda. Percayalah, bunda! Alvar akan menjaga diri dengan sebaik-baiknya. Jadi, bunda tolong izinin alvar yah untuk berangkat ke Lebanon..."

Bunda rosmawati langsung menarik putra tercintanya kedalam pelukannya, mayor alvar langsung membalas pelukan bundanya, kemudian melepaskan pelukannya dan bunda nya langsung mengusap puncak rambut dari mayor alvar sembari menatap membenarkan rambutnya agar rapih, "baiklah, sekalipun berat untuk melepasmu, bunda akan izinkan kamu pergi. Tetapi... kamu harus janji untuk selalu jaga diri, jaga kesehatan dan jaga ibadahmu disana. Kamu mengerti...!", perintahnya.

Mayor alvar memberikan hormat kepada ibundanya, "siap, komandan laksanakan...!!", jawabnya, dia mengapai tangan bundanya sembari mencium punggung tangan bundanya, "Insyaallah, alvar akan menepati janji dari bunda. Alvar akan jaga diri, jaga kesehatan dan jaga ibadah. Bunda tidak perlu khawatir...", balasnya.

"baiklah! bunda pegang janjimu itu, awas saja kau melanggar. Bunda akan hukum kamu...!!", ucap Bunda rosmawati memberikan ancaman menakutkan kepada putranya.

"siap bunda, alvar tidak akan melanggar...", balas mayor alvar dengan tegas, "dan untuk masalah rania, alvar harap bunda tidak perlu memikirkannya lagi. Alvar sekarang sudah mengikhlaskannya. Jadi, bunda tidak perlu khawatir lagi. Alvar sekarang baik-baik saja...", ucapnya sambil tersenyum namun mengisyaratkan kesedihan.

Bunda rosmawati menganggukkan kepala mengerti, "baiklah, sayang. Bunda senang mendengarkan, semoga putra bunda selalu dilimpahkan kebahagiaan, keselamatan dimanapun kamu berada sayang..."

"terimakasih, bunda...", balas mayor alvar, di dalam hatinya paling dalam ada rasa sakit yang begitu menyakitkan bagai ditusuk beribu-ribu pisau, "bunda, maafkan alvar karena sudah membohongi bunda. Alvar tidak mengatakan hal tersebut kepada bunda, kalau alvar mengikuti operasi rahasia. Tolong maafkan alvar yah bunda, alvar tidak ingin bunda berada dalam bahaya karena operasi rahasia ini. Selesai misi ini, bunda boleh hukum alvar sepuasnya. Tetapi, untuk sekarang ini akan lebih baiknya bunda tidak tau...".

***

Keesokkan paginya, dimana matahari pagi begitu terangnya menyinari ibu kota Jakarta dan sekitarnya, bertalu-talu kicauan burung yang bernyanyi juga desiran angin sejuk di pagi hari menambah kenikmatan di akhir pekan, di jalanan ibu kota yang biasanya banyak berlalu-lalang dengan mobil dan motor untuk berangkat kerja. Di pagi ini, banyak orang berbondong-bondong dan bergerombol baik muda-mudi, anak-anak dan orang tua yang menikmati akhir pekan dengan melakukan kegiatan Car Free Day memenuhi sepanjang jalan ibu kota, semua orang begitu sangat menikmati waktu kebersamaan mereka dengan keluarga.

Di tempat lain, di kediaman rumah mendiang letkol anumerta wiranto rusydi terlihat di depan daun pintu ada seorang laki-laki berbadan tinggi tegap, berparas tampan memiliki rahang yang tegas sedang mengetuk-ngetuk pintu utama rumah tersebut, mendengar suara pintu yang diketuk dari arah dapur keluarlah wanita paru baya yang merupakan asisten rumah tangga di kediaman letkol purn wiranto rusydi, dia berjalan kearah pintu untuk membukanya.

Pintupun terbuka rupanya lelaki yang ada di balik pintu tersebut adalah kapten ervin sahabat dari mayor alvar, "eehhh... den ervin yah?, mari masuk, aden...", ajak bi inah untuk masuk kedalam rumah.

Kapten ervin tersenyum kearah bi inah yang sudah mengenal dirinya, dia masuk kedalam rumah tersebut lalu dibawah untuk duduk di sofa, "terimakasih, bi inah. Oh ya bi, kenapa sepi sekali? alvar tidak ada di rumah yah, bi...??", tanyanya.

"ohh, den alvar ada kok. Dia masuk tidur di kamar, apa perlu bibi inah panggilkan? ...", tanyanya bibi inah, "oh ya aden, mau minum apa? Biar bibi yang buatkan minumannya...", tawarnya.

Kapten ervin mengangguk mengerti, "oohh begitu, biar saya saja bi yang manggil alvar nya, tidak usah repot-repot untuk buatkan minuman. Saya juga tidak akan lama-lama disini...", tolaknya dengan sopan.

Akhirnya kapten ervin berjalan menaiki anak tangga menuju kamar dari sahabatnya, baik ervin dan mayor alvar mereka berdua begitu sangat dekat satu sama lain, banyak yang bilang bahwa mereka layaknya seperti dumb dan dumber tidak pernah terpisahkan selalu berbuat konyol dan kompak secara bersama, karena kedekatan mereka lah ervin berani masuk ke kamar mayor alvar. Sedangkan bibi inah berkutat di dapur untuk membuatkan sarapan.

Tok... tok... tok...

Tepat di sebuah pintu kapten ervin sudah melayangkan tangannya untuk mengetok daun pintu yang merupakan pintu kamar dari mayor alvar, sembari dirinya memanggil nama sang pemilik kamar, berbeda di dalam kamar terlihat mayor alvar masih berbungkus selimut dengan mata yang terpejam begitu lelap tidurnya, seketika terusik dari tidurnya karena seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

"alvar, bangun! Ini gua ervin, lo kaya kebo banget siihh! Bagun woy! Lo gak liat apa, ini udah pagi...", teriak kapten ervin di luar kamar.

Sayup-sayup terdengar yang tertangkat di indra pendengaran mayor alvar, "bi, saya masih ngantuk. Sarapan bisa nanti saja...", tuturnya sembari mengubah posisi tidurnya kearah kiri, dia menarik selimut sambil memeluk bantal gulingnya untuk kembali tidur.

Kapten ervin hanya menghela nafas mendapat balasan tersebut, dia menghirup nafas dengan kuat-kuat, "woy!! bangun...!!!"

Dug... dug... dug...!

kemudian mengedor-gedor pintu kamar mayor alvar dengan keras, sontak membuat mayor alvar tergelak bagun dari kasurnya dengan mata yang melotot, mayor alvar menghela nafas berat. Dia menyingkirkan selimutnya dengan kasar kemudian beranjak dari kasurnya seraya membenarkan sarung yang dipakainya dan berjalan menuju pintu kamarnya.

Mayor alvar yang masih mengantuk, dia berjalan dengan lemas menuju pintu sembari menutup mulutnya karena menguap, saat pintu terbuka mayor alvar yang tadinya mengantuk seketika raut wajahnya menjadi segar melihat sosok mengesalkan didalam hidupnya ada didepannya.

"yo, selamat pagi...", sapa kapten ervin dengan muka konyolnya.

Mayor alvar memutar mata jengah dengan cepat langsung membantingkan pintu kamarnya dengan keras kemudian kembali melanjutkan tidurnya, kapten ervin memejamkan mata karena bantingan keras dari sahabatnya bukan malah pergi dirinya semakin tertantang untuk menjahili sahabatnya, dia tersenyum jahil langsung membuka pintu kamar dan melangkah masuk kemudian dengan sedikit merindik jalannya menuju kasur hingga akhirnya kapten ervin melompat menuju kasur untuk mengusik sahabatnya itu.

Brugg...!

Karena kasur sahabatnya ini adalah model spring bed membuat mayor alvar dan kapten ervin memantul keatas, mayor alvar langsung duduk dan raut wajahnya begitu sangat marah menatap sahabat karibnya itu.

"lo bisa gak sihh sehari aja jangan ganggu gue, ah!! Ini hari liburkan, lo kenapa ada disini...?!", bentak mayor alvar yang terlihat frustasi dengan tingkah sahabatnya itu.

Kapten ervin tersenyum melihat sahabatnya marah, dia membaringkan tubuhnya ke kasur dengan kedua tangannya di jadikan bantal, "maka dari itu, gue datang kemari...", tuturnya.

Mayor alvar menghela nafas dengan raut wajah yang kesal, kapten ervin mengeluarkan ponsel di sakunya membuka layar ponselnya kemudian menujukan kepada mayor alvar, setelah sahabatnya membaca kapten ervin bangun dari tidurnya dan duduk berhadap-hadapan dengan mayor alvar.

"itu syukuran apa...??", tanya mayor alvar yang masih bingung.

Kapten ervin menggeleng kepala sembari menghela nafas, dia melirik kearah laci yang diatas nya terdapat ponsel milik mayor alvar, dia mengambil dan memberikan ponsel tersebut kepada sahabatnya, "kalo punya hp itu jangan di anggurin, gimana sihh?! Acara itu untuk lo...", tuturnya.

Mayor alvar kembali terkejut, "buat gue?! Pasti ini kerjaan lo kan yang merintahi anak-anak buat acara itu...??", tuduhnya.

Kapten ervin mencondongkan badannya kebelakang dengan ekspresi wajahnya tidak terima di tuduh oleh sahabatnya itu, "enak aja lo nuduh-nuduh!, mereka sendiri yang ingin ngadain itu dan di tambah lagi bunda ros juga ikut membuat acara itu, mereka mengundang ibu-ibu persit lainnya untuk silaturahmi...", jelasnya

Mayor alvar menghela nafas berat mendengar kenyataan bahwa bundanya lah yang mengadakan acara tersebut, kapten ervin tersenyum kemudian merangkul pundak sahabatnya, "lo sebaiknya siap-siap, dandan yang rapih kita juga harus bantu mereka...", ucapnya.

Kapten ervin turun dari kasur dan berjalan keluar, "cepet! Gue tunggu diluar, jangan lama-lama...!", perintahnya sembari menutup pintu kamar milik mayor alvar.

Dengan lemas mayor alvar turun dari kasurnya kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk melakukan ritual membersihkan dirinya, mayor alvar melepas semua pakaian yang dipakainya, nampak terlihat seluruh badanya terdapat banyak luka sayatan dan tembakan yang dia dapatkan selama menjadi anggota kemiliteran, seketika ingatannya kembali terulang mengingat betapa begitu sangat menyakitkan luka-luka yang diderita.

Mayor alvar menyalakan shower dan menguyur badannya dari atas sampai bawah semua sudah dibasahi oleh air dingin, dia merenung mengingat kenangan buruknya dan luka-luka yang dia dapatkan tidak begitu menyakitkan di bandingkan luka didalam hatinya yang masih berdarah segar karena dirinya tidak bisa menyelamatkan orang yang dia cintai.

Akhirnya selesailah mayor alvar untuk mandi, dia membuka pintu dan beralih ke lemari untuk mengambil celana chino berwarna hitam dan kemeja lengan pendek berwarna hijau army polos, setelah berpakaian dia beralih kearah kaca mengambil pomade untuk menata rambutnya agar rapih dan klimis tak lupa memakai minyak wangi yang di semprotkan keseluruh titik dibadannya.

Selesai sudah ritual nya, mayor alvar mengambil jaket parka berwarna abu-abu berlambang Kartika Eka Paksi TNI AD. Dia mengambil dan memakainya kemudian melangkah keluar kamarnya untuk menemui sahabatnya, kapten ervin yang sedang duduk santai di sofa mendengar langkah kaki dari arah tangga melihat sahabatnya sudah siap untuk berangkat.

"aden, mau sarapan dulu? Bibi sudah siapkan nasi goreng...", ucap bibi inah.

"oh ya bi...", jawab mayor alvar, lalu melirik kearah sahabatnya yang sedang duduk di sofa sembari menonton acara gosip di televisi, "lo mau sarapan gak...?", tawarnya.

Kapten ervin yang mendapat tawaran makan, dia segera bangkit dari duduknya, mematikan televisi kemudian berjalan kearah sahabatnya sambil tersenyum merekah, "tau aja gue laper nih, belum sarapan gue. Ya udah hayok, kita makan...!", jawabnya menerima ajakan makan dari sahabatnya tersebut.

Mereka berdua akhirnya duduk di meja makan menyantap nasi goreng special buatan bibi inah, mereka begitu lahap makannya sampai tidak ada obrolan yang keluar hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring, sedang lahap nya makan sebuah panggilan berbunyi dari ponsel milik mayor alvar.

Mayor alvar melihat kelayar ponselnya sebuah panggilan masuk yang bertuliskan 'bunda sayang', segera dia mengangkat panggilan tersebut menghentikan kegiatan makannya, "hallo, assalamualaikum. Iya bunda...??", jawabnya.

"waalaikumsalam sayang, kamu sudah bangun rupanya, kalau kamu ke sini tolong ke pasar belikan daftar belanja yang sudah bunda kirim. Kamu bisa kan, sayang? soalnya bahan-bahan yang bunda beli masih kurang...?", jelas bundanya.

Mayor alvar menjauhkan ponselnya setelah mendapatkan notifikasi pesan dari Whatsapp, di layar ponselnya menampilkan kertas note yang di poto bundanya yang berisi bumbu-bumbu dapur, sayuran, daging ayam juga daging sapi, dan buah-buahan.

Setelah melihat daftar belanja yang dikirimkan bundanya, ponselnya langsung di taruh ke telinganya kembali, "baiklah, bunda. Alvar akan membelikannya...", jawabnya.

"terimakasih yah, sayang. Jangan lama-lama, cepet kesini...!", perintah bunda rosmawati kepada putranya.

"iya bunda, tenang saja. Alvar tidak akan lama-lama...", jawab mayor alvar.

"iya sudah, hati-hati yah dijalannya. bunda tutup dulu, assalamualaikum...", salam dari bunda rosmawati sembari mengakhiri panggilan suara.

"iya bunda, waalaikumsalam...", jawab salam dari mayor alvar, dia meletakan kembali ponselnya di atas meja makan dan dirinya melanjutkan untuk menghabiskan nasi goreng di piringnya.

"tadi, bunda ros kah...?", tanya kapten ervin.

Mayor alvar menganggukan kepalanya sebagai balasan, "sebelum ke rumah dinas, kita ke pasar untuk beli bahan-bahan masakan...", tuturnya.

"ookkeeyy...!", jawab kapten ervin sambil mengacungkan jari jempolnya.

~~~

" Rumah Dinas TNI AD "

Di sebuah lapangan yang berada di tengah-tengah rumah dinas ketentaraan, terlihat sekumpulan ibu-ibu persit dan pasukan yang sedang libur akhir pekan nampak begitu sangat sibuk menyiapkan segala keperluan untuk memasak dari mulai bahan-bahan yang terdiri dari sayur-mayur, buah-buahan, daging dan beras, para ibu persit bergerombol untuk mencuci dan memotong daging dan sayuran dengan bergosip ria membicarakan berita-berita terhangat tentang ketentaraan.

"ibu riska ini segitunya pake make up kaya mau kondangan aja...", tutur salah satu ibu persit yang memulai pembicaraan, dia merupakan wakil perkumpulan ibu persit yang bernama ibu suci.

Ibu riska tersenyum-senyum sendiri, "kalian ini bagaimana sihh, kan ini untuk acara syukuran mayor alvar tentunya harus berdandan rapih dan cantik. Apalagi ini acara langka, kapan lagi kita bisa melihat mayor alvar yang tampan itu...", tuturnya.

"memang apa sih yang special dari mayor alvar, kalian begitu sangat menyukainya...??", tanya dari ibu hayati yang memasang wajah normal karena menganggapnya biasa saja.

Ibu suci, ibu riska dan para ibu persit lainnya memandang dengan tajam kepada ibu hayati, salah satu dari sekumpulan itu, berdirilah seorang wanita berusia 40 tahun berbadan ramping sembari bertolak pinggang menghadap ibu hayati, "wajah nya itu yang tampan enggak ketulungan, anggaplah kita sedang berusaha melindungi harta berharga dari negara Indonesia yaitu mayor alvar...", tutur ibu risma.

"iya betul, dia itu yah gantengnya gak ketulungan...", timpal dari ibu suci begitu berbinar-binar membayangkan wajah tampan dari mayor alvar.

Muncullah dari arah lain yaitu ibu gita yang membawa tempayan berisi sayur-mayur yang sudah di cuci bersih untuk di potong, "kalian ini gosip terus, kalian tau gak? Berita terbaru dari mayor alvar. Katanya ngefans sama mayor alvar tapi gak tau apa-apa tentangnya...", ucapnya.

Mendengar hal tersebut membuat para ibu persit yang begitu mengfans berat mayor alvar langsung bergerombol mengelilingi ibu gita yang sedang memotong sayur, "apa maksud, ibu gita? Berita terbaru apa...?"

"iya betul, berita apa...?!", di susul para ibu persit lainnya ikutan bertanya dengan kompak.

Ibu gita hanya menghela nafas melihat rekan-rekan persitnya begitu marah hanya karena mayor alvar, "mayor alvar dan timnya pindah pos ke markas utama kopassus...", jelasnya dengan santai sembari menghentikan kegiatan memotong sayurnya, "denger-denger nih, mayor alvar akan segera di berangkatkan ke Lebanon untuk jadi Pasukan Perdamaian disana...", lanjutnya dengan berbisik

Mendengar berita tersebut tentunya membuat sekumpulan ibu-ibu persit tercengang kaget, "apa bener itu, bu gita...??", tanya ibu riska yang terlihat raut wajahnya sedih.

"emang ibu gita tau dari mana tentang info itu? Kami tidak bisa percaya begitu saja sebelum mendapat sumber yang jelas...!", timpal ibu suci dengan menyilangkan kedua tangannya kedada sembari membuang muka karena tidak percaya dengan berita yang disampaikan teman se persitnya itu.

Ibu gita menghela nafas karena teman-temannya itu tidak percaya dengannya, "kalo kalian tidak percaya, tanya saja sama bunda ros yang jelas ibunya mayor alvar. Saya pun dapet infonya langsung dari ibunya...", balas dengan memasang wajah kesal.

Mereka saling berbisik-bisik membahas tentang kebenaran mayor alvar kemudian beralih melihat bunda rosmawati yang merupakan ibunda dari mayor alvar yang begitu sibuknya meracik bumbu masakan, lalu ibu riska dan ibu suci langsung menariknya menuju kumpulan ibu-ibu persit untuk dilakukan interogasi tentang ke kebenaran berita dari ibu gita.

"kalian berdua ini, ada apa narik-narik kaya gini...??", tanya bunda rosmawati yang kebingungan melihat kedua sahabat dekat semasa di kemiliteran menariknya.

Baik ibu riska sampai semua ibu persit mengerubugi bunda rosmawati, dirinya bagaikan gula yang dikerumuni oleh kawanan semut begitu banyak, "bunda ros, kita semua mau tanya tentang mayor alvar. Bener, mayor alvar dan timnya dipindah pos ke markas utama kopassus...??", tanya ibu riska memberanikan diri untuk bersuara.

"terus... bener mayor alvar bakal jadi Pasukan Perdamaian di Lebanon...?", tanya ibu risma

Bunda rosmawati terkejut saat mendapatkan pertanyaan tersebut, dia menghela nafas melihat semua ibu persit yang terlihat menunggu jawaban dari dirinya mengenai putra kesayangannya itu, "putraku, kamu memakai sihir apa sih? Sampai membuat para wanita muda bahkan para ibu persit begitu menyukamu...", ucapnya yang hanya didalam hati.

Bunda rosmawati kembali menghela nafas melihat sahabat-sahabatnya itu nampak menunggu jawaban darinya, "iya benar, alvar sekarang bertugas di markas utama kopassus bersama timnya. Dan mulai tanggal 1 juli nanti, dia bersama grup 3 Charlie Kopassus akan berangkat ke Lebanon menjadi Pasukan Perdamaian...", jawabnya.

Setelah mendengar jawaban dari sumber yang terpercaya membuat para ibu persit pun wajahnya berubah menjadi murung karena mendapatkan berita sedih, jika mayor alvar pindah ke markas utama kopassus maka mereka tidak akan pernah bertemu dan melihat mayor alvar lagi.

"kalau mayor alvar pindak ke markas besar kopassus, kita gak akan pertemu dengan mayor alvar lagi dan di tambah dia bakal jadi Pasukan Perdamaian di Lebanon...", tutur ibu riska begitu sedih.

Bunda rosmawati hanya menghela nafas berat sambil mengeleng-gelengkan kepala melihat tingkah para ibu persit yang merupakan sahabatnya itu terlihat sedih dan senduh setelah mendapatkan penjelasan dari dirinya mengenai putranya.

"sudah, ayok! lanjutkan buat masak-masak nya lagi...!!", ibu rosmawati langsung memerintahkan para ibu persit untuk kembali memasak.

###

Dumb and Dumber adalah film komedi Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 1994 yang dibintangi oleh Jim Carrey, dan Jeff Daniels.

Persit Kartika Chandra Kirana (selanjutnya disebut Persit) adalah persatuan istri tentara (Angkatan Darat) yang didirikan oleh Ratu Aminah Hidayat pada 3 April 1946 di Purwakarta, Jawa Barat.