Chereads / Air Mata Cinta (Antara Cinta dan Negara) / Chapter 9 - Chapter 8 : Syukuran

Chapter 9 - Chapter 8 : Syukuran

Konnichiwa(Hallo) para readers...!!😊

Bagaimana menurut kalian? sejauh ini apa cerita yang aku tulis menarik atau masih kurang. Tolong teman2 readers sekali kirimkan saran dan pendapat kalian tentang ceritaku ini! Agar aku bisa tau apa yang kurang didalam ceritaku ini...

Jangan lupa dukungannya dengan memberi Batu Kuasa dan Komentar nya👍

Arigatougozaimasu Minna san(Terimakasih banyak, semuanya)...!!🙏♥️

***

"Rasa syukurku, aku panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan nikmatnya yang begitu banyak dan berlimpah kepadaku. Aku bersyukur karena Allah selalu memberikan kebaikan-kebaikannya kepadaku. Rahmatnya seakan terus turun seperti guyuran air hujan yang membasahi seluruh permukaan bumi yang tidak pernah ada habisnya".

﴾ Mayor Muhammad Alvar Rusydi ﴿

***

Matahari meninggi jauh dari ufuk nya, acara Car Free Day sudah selesai dilaksanakan semua jalanan lalu lintas di ibu kota mulai berlalu-lalang kembali dengan motor dan mobil seperti biasanya hanya saja tidak seramai dan sepadat saat hari-hari kerja. Di tengah jalan raya melajulah sebuah motor Honda CB650F yang di kendarai oleh mayor alvar dengan memboceng kapten ervin melaju dengan kecepatan sedang, di belakang kapten ervin dengan isengnya kedua tangannya memeluk perut mayor alvar dan dagunya dia senderkan ke pundak sahabatnya itu begitu sangat mesra juga serasi seperti pasangan kekasih yang sedang mabuk cinta.

Mayor alvar menghela nafas kasarnya, dia merasa risi dan jijik dengan tangan dari kapten ervin yang memeluk dirinya. Dia langsung menyikut sahabatnya itu untuk melepas pelukannya, "bisa gak tangannya di kondisikan...?", ketusnya.

Kapten ervin bukan malah melepaskannya tetapi semakin mengeratkan pelukannya, "aku pegangan sama kamu, takut jatuh...", ucapnya dengan manja. Mayor alvar yang sudah kesal langsung mengegas kencang motornya, dia tidak peduli dengan sahabatnya itu mau jatuh atau tidak.

~~~

" Perumahan Dinas Ketentaraan "

15 menit berlalu akhirnya mayor alvar dan kapten ervin telah sampai di gapura Perumahan Dinas TNI Angkatan Darat, di samping gapura terdapat post penjagaan dan dua tentara yang piket menjaga. Kedua tentara itu berdiri dari duduknya sambil memberikan hormat dengan kedatangan mayor alvar dan kapten ervin.

Laju motor berhenti tepat didepan post jaga, mayor alvar dan kapten ervin menunjukan tanda pengenal berupa kartu tentara kepada tentara yang berjaga. Setelah di periksa kartunya mereka berdua kembali naik keatas motor dan gerbang masuk di buka, dengan motornya mayor alvar melaju masuk ke dalam perumahan dinas dengan melewati jalan-jalan perumahan yang banyak polisi tidur.

Akhirnya sampailah mereka di sebuah lapangan yang begitu banyak kumpulan para ibu persit disana, mayor alvar mematikan mesin motornya sambil melepas helmnya. Di lapangan para ibu persit semua berdiri mengetahui mayor alvar sudah datang terlihat wajah mereka berseri-seri, dan rupanya bukan hanya dihadiri para ibu persit melainkan ada anggota dari tim alpha juga yang diundang untuk membantu.

"alamak! komandan kita kenapa...?", seru sersan satu simon dengan logat bataknya yang khas, "ehhh, patimura! berdirilah kau, cepat tengok komandan kita sedang apa? mereka berduaan di motor macam tuh, cepat tengok patimura...!", perintahnya dengan menepuk-nepuk pundak dari kopral dua patimura.

Kopral dua patimura yang sedang memarut kelapa terhenti karena di ganggu oleh sersan satu simon, "kenapa kau ganggu, beta...!", ucapnya kesal, sambil mengalihkan pandangannya melihat komandannya yaitu mayor alvar bersama kapten ervin sedang berpelukan. Kopral dua patimura yang melihat itu langsung berdiri melepas pekerjaannya memarut kelapa, dia terbelalak tak percaya, "aduuh... mamah sayangee! mataku ini jadi tak suci lagi melihat pemandangan itu", serunya.

Sersan satu simon dan kopral dua patimura saling bertukar pandangan sambil mengangguk kepala bersamaan, "kasihan sekali kita punya komandan, sepertinya mereka terlalu lama menjadi jomblo... sangat memperihatinkan sekali", ungkap dari kopral dua patimura.

"kau berpikir macam tuh, aku berpikir nasib kita berdua kedepannya. Tuhan... semoga kau berbaik hati kepada kita berdua agar tidak bernasib sama dengan komandan kami", mohon dari sersan satu simon dengan mengadahkan wajahnya kelangit.

Disana masih ada satu anggotannya lain yaitu letnan satu akhdan, namun dia hanya diam saja dengan wajah datar namun matanya terbelalak melihat pemandangan dari komandannya bersama kapten ervin. Hal tersebut tidak berhenti dari anggota tim alphanya, semua ibu persit memberikan tatapan yang tidak bisa diartikan kepada mayor alvar dan kapten ervin.

Mayor alvar yang sadar akan tatapan dari anggotanya dan para ibu persit kepadanya, dia langsung menyikut kapten ervin yang masih memeluk perutnya, "heh, turun! Keasikan banget loh...!", gerutunya.

Kapten ervin tersadar, dia berlahan melepas pelukannya dari perut mayor alvar, "eehh... maaf, aku terlalu nyaman banget rangkul kamu", serunya dengan polos sambil bercengirang kuda kepada sahabatnya.

"najiss...!", cicit mayor alvar langsung pergi meninggalkan kapten ervin dengan membawa bahan-bahan makanan yang sudah di belinya.

Mayor alvar berjalan kearah bundanya sembari memberikan plastik belajaan yang begitu banyak, "bunda, ini alvar sudah belikan semuanya dan tidak ada yang terlupa...", ucapnya.

"terimakasih yah, sayang...", ucap bunda rosmawati, "ya sudah, sekarang kamu ikut bantu-bantu sana...!", perintahnya.

"siap bunda...", jawab mayor alvar langsung beranjak pergi untuk membantu pekerjaan lainnya.

"selamat siang, mayor alvar...!!", panggil para ibu persit yang serempak dan kompak.

mayor alvar menarik bibir membentuk senyuman kepada para ibu persit, "siang, ibu-ibu...", sapa baliknya.

Semua ibu persit begitu semangat karena kedatangan mayor alvar, mereka semakin giat dengan memotong sayuran terus menumis sayuran sampai mengolah daging-daging untuk di bumbui.

"eleh...eleh! meni kasep pisan(sangat tampan sekali), mayor alvar. Ya allah, sampe jantung urang(saya) deg-degan begini karena gantengnya...", puji dari ibu risma.

Ibu riska senyum-senyum sambil pandangannya kearah mayor alvar, "ini jantung tidak sedang baik-baik saja karena kedatangan mayor alvar disini...", bisiknya.

Bunda rosmawati langsung bertolak pinggang menatap para sahabat persitnya yang sedang senyum-senyum menggoda kearah putra kesayangannya, mereka langsung terdiam dan melanjutkan masak-masaknya lagi karena mendapatkan tatapan tajam dari bunda mayor alvar yaitu bunda rosmawati.

Ibu suci menepuk-nepuk pundak ibu riska untuk kembali memotong-motong daging, "kenapa sihh kamu ganggu aku aja! aku itu sedang melihat mayor alvar...!", seru ibu riska yang tidak terima karena aktivitasnya diganggu.

Ibu suci langsung menepuk keningnya, "ada, bunda ros...", bisiknya.

Ibu riska memutar tubuhnya 90 derajat kearah kanan dan melihat ibu rosmawati sedang tersenyum sambil kedua tangannya bertolak pinggang, "ehhh... bunda ros, kita bakal lanjutkan potong-potong dagingnya. Tenang saja...", tuturnya.

Bunda rosmawati menurunkan kedua tangannya dengan menghela nafas lega kemudian kembali melanjutkan memasak, di sisi lain mayor alvar berjalan kearah anggotanya dan melihat lettu akhdan ada disana sedang membantu membuat es buah.

"akhdan, kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu ada kencan hari ini? Kamu gak ingkar janjikan...??", tanya mayor alvar.

Sersan satu simon dan kopral dua patimura yang mendengar pertanyaan dari mayor alvar hanya mesem-mesem karena menahan ketawa, sedangkan lettu akhdan memasang wajah yang terlihat sedih. 

Mayor alvar menatap penuh selidik kearah anggotanya, "kenapa kalian? Kenapa kalian mesem-mesem seperti itu? Apa yang kalian sembunyikan...?", tanyanya yang merasa ada hal mencurigakan di antara anggotanya dengan lettu akhdan.

Kapten ervin yang berdiri dibelakang sahabatnya mayor alvar hanya terkekeh, tentu saja membuat mayor alvar semakin penasaran. Dia langsung berbalik badan kearah kapten ervin, "ada apa? Kenapa lo ketawa...??", tanyanya.

Kapten ervin masih terkekeh dengan mengeleng-gelengkan kepala, "tunggu, lo bener-bener gak tau...??", tanyanya.

Mayor alvar menghela nafas berat, "makanya gue tanya sama lo, karena gue gak tau. Ada apa sama si akhdan, kenapa kalian mesem-mesem seperti itu...?!", pungkasnya.

Kapten ervin langsung merangkul akhdan, "lo tau, si akhdan ini dari markas. Dia itu udah siap-siap dengan pakaian rapihnya, parfumnya dan motornya. Tapi, si kekasihnya ini ngechat yang isinya "maaf aku tidak jadi untuk kencan denganmu...", jelasnya.

Mayor alvar yang mendengar berita tersebut membuat dirinya syok dan menatap sendu kearah lettu akhdan, "maaf, akhdan. Saya benar-benar tidak tau...", ucapnya.

Kapten ervin kembali menjelaskan kepada mayor alvar, "dengarkan dulu, kau mendengarkan kisahnya baru sepenggal. Beberapa menit kemudian setelah si kekasihnya ini chat, dia mengechat balik dengan mengatakan "maaf, kita sudahi saja hubungan ini. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Aku sudah lelah dengan hubungan ini, aku putus denganmu dan ini sudah berakhir...!", jelasnya.

Mayor alvar tertegun mendengarnya, "jadi...", ucapnya terpotong.

"iya.... akhdan kembali di campakkan lagi", sambung kapten ervin dengan tertawa lepas.

Letnan satu akhdan yang merasa jadi korban pembulian dua komandannya dan ditambah sersan satu simon dan kopral dua patimura ikut menertawakan dirinya hanya bisa menciut dan pasrah, "komandan, kalian semua begitu bahagia sekali melihat saya menderita...", ucapnya.

Kapten ervin langsung menghentikan tertawanya dan langsung merangkul lettu akhdan, "kamu tidak perlu sedih, orang itu sudah ada jodohnya masing-masing. Jadi, jangan bersedih, mungkin wanita itu bukan jodohmu. Jangan pantang semangat...!", ucapnya memberikan semangat.

Letnan satu akhdan hanya diam tak mampu membalas, mayor alvar langsung mendekat kepadanya dengan merangkul, "yang sabarlah, kau pasti akan menemukan jodohmu itu. Kita para jomblo mengerti apa yang kamu rasakan, kita semua teman persejomblo-an bukan? jangan sedih! wanita diluar sana banyak, kau bisa memilih tipe wanita apapun...", jelasnya sembari menepuk-nepuk pundak letnan satu akhdan.

Mayor alvar mendelik kearah sersan satu simon dan kopral dua patimura yang diam saja tak berniat untuk memberi semangat kepada lettu akhdan, "kenapa kalian diam saja! rangkul Danton kalian ini...!", perintahnya.

"siap, komandan...!!", jawab sersan satu simon dan kopral dua patimura serempak langsung merangkul lettu akhdan.

Kopral dua patimura langsung merangkul lettu akhdan, "Danton, jang bersedih. Bukankah kita sama seperti anda, sama-sama menderita hal yang sama...", tuturnya dengan wajah sedih juga.

"betullah itu, danton. tak perlulah bersedih hati. yakinlah! Suatu hari nanti kau akan mendapatkan jodohmu juga...!, ucap sersan satu simon dengan logat bataknya.

"sudah! jangan bersedih! lebih baik kita lanjutkan masak-masaknya...!", perintah mayor alvar kepada anggotanya.

Akhirnya para anggota tim alphanya kembali melanjutkan potong-memotong dagingnya, mayor alvar mengedarkan pandangannya melihat sekelilingnya barang kali ada yang belum dikerjakan. Namunm, pandangannya berhenti menangkap seorang wanita cantik dengan balutan gamis cokelat bermotif bunga-bunga dan dipadukan pasminah berwarna hitam terlihat sedang mengaduk-aduk rendang daging di wajan berukuran besar.

Mayor alvar melangkah mendekat kearah wanita cantik yang sedang memasak rendang daging, "balqis...", panggil mayor alvar.

Wanita cantik yang dipanggil balqis oleh mayor alvar menghentikan mengaduk-aduk masakannya dan beralih ke orang yang memanggil dirinya, balqis membulat matanya saat mendapati laki-laki yang memanggilnya tadi adalah mayor alvar, "kak alvar...", sapanya dengan mulutnya melengkung membentuk senyuman.

"kamu sudah lama disini membantu ibu-ibu persit...?", tanya mayor alvar.

Balqis menganggukkan kepala sambil tersenyum, "iya kak, sudah sejak pagi tadi...", jawabnya.

Mayor alvar yang melihat balqis kesusahan untuk mengaduknya, langsung mengambil alih spatula yang di pegang balqis, "biar aku saja yang melakukannya, kau tadi kelihat kesusahan...", ucapnya langsung mengaduk-aduk masakah dengan begitu lihainya.

Balqis tentu saja terkejut karena spatula yang dia pegang di rebut lelaki tampan dihadapannya, "tidak apa-apa, kak. biar balqis saja yang melakukannya...", timpal balqis berusaha untuk merebut kembali spatulanya dari mayor alvar.

Di arah depan kapten ervin tersenyum tipis melihat balqis dan mayor alvar sedang berebut spatula, mayor alvar terus mengaduk ditemani balqis di sampingnya yang memasukan bumbu dan penyedap rasa untuk masakan rendangnya.

Balqis mengambil sendok untuk menyicipi makanan, mayor alvar menatap lekat wanita cantik di sampingnya, "apa sudah pas rasanya...?", tanyanya.

Balqis membalas dengan anggukan kepala, "udah pas, kak...", jawabnya. 

Seketika itu pandangan mata dari balqis saling bertemu dengan mata milik mayor alvar, sersan satu simon yang melihat adegan romantis itu hanya tersenyum-senyum dan memikirkan sesuatu untuk menjahili komandannya. Dia mengambil sendok kemudian menyicipi masakan rendang yang dimasak oleh komandannya bersama dokter balqis.

Sersan satu simon langsung mengecap-ecap lidahnya untuk merasakan masakannya, "dokter balqis!, sepertinya ada yang kurang di masakan ini. Rasanya masih terlalu hambar...", serunya.

Tatapan dari mayor alvar dan balqis terputus karena kedatangan sersan satu simon yang merusak suasana, saat itu atmosfer seketika berubah menjadi kecanggungan di antara mayor alvar dan balqis.

"benarkah, simon?", tanya balqis bingung. Dia merasa sudah pas semua bumbunya tetapi sersan satu simon mengatakan masih hambar rasanya, akhirnya dia kembali mengambil sedikit masakan dan menyicipinya kembali, "aku sudah mencobanya, rasanya sudah pas dan tidak ada yang kurang...", jawabnya dengan penekanan.

Sersan satu simon menggelengkan kepala sambil berdecak bibir, "ini masih kurang, dokter balqis...", timpalnya sembari menyendokan masakan dan mengulurkannya kepada mayor alvar, "komandan, cobalah kau cicipi. Menurutku rasanya masih kurang, perlu satu bumbu lagi...", ucapnya.

Mayor alvar mengambil sendok yang diulurkan sersan satu simon, dia langsung mencicipinya dan mengecap-ecap menggunakan lidah untuk merasakannya. Setelah dirasa semua sudah pas dan tidak ada kekurangan, "kau ini simon, masakan sudah pas begini. kau bilang masih kurang...", timpalnya.

Sersan satu simon menepak jidatnya, "aduhh... komandan, komandan yang tidak pernah masak mana tau sebuah masakan itu kekurangan bumbu, aku ini yang biasa masak pasti tau ada kekurangan bumbu disini", pungkasnya.

"kalau begitu, bumbu apa yang kurang simon? coba kasih tau aku...", pinta balqis kepada sersan satu simon.

Sersan satu simon mesem-mesem karena komandannya dan dokter balqis nampak menunggu jawaban darinya, "masakan ini hanya kekurangan satu bumbu, yaitu... bumbu cinta", ucapnya sembari mengkerlipkan satu matanya kepada mayor alvar dan dokter balqis.

Mayor alvar dan balqis matanya membulat mendengar ucapan dari sersan satu simon, di sana mayor alvar mendengus kesal sambil mengulung kedua lengan jaketnya dan bertolak pinggang kepada lelaki berdarah batak didepannya, "kemari kau, kemari! kau rupanya ingin aku pukul, kemari...!!", perintahnya dengan mengayunkan jari telunjuknya sebagai tanda untuk mendekat.

"ampun komandan...!", teriak dari sersan satu simon yang buru-buru melangkah pergi untuk menghindari kejaran dari komandannya.

Balqis di tengah antara mayor alvar dan sersan satu simon hanya terkekeh melihat tingkah lucu mereka, mayor alvar tertawa kecil melihat sersan satu simon yang lari dari kejarannya. Lalu pandangannya kembali bertemu dengan balqis yang sama sedang tertawa karena menertawakan dirinya dan sersan satu simon.

"tidak usah mendengarkan ucapan dari simon, rendangnya sudah enak kok. Jadi, tidak perlu di kasih bumbu lagi...", beritahu mayor alvar.

"baik, kak...", jawab balqis dengan senyum simpulnya.

~~~

" Aula Dinas Ketentaraan "

Tak terasa hari sudah mulai gelap, siang berganti malam dengan di terangi sinar dari bintang-bintang dan rembulan, di dalam aula dinas ketentaraan begitu ramai dengan para ibu persit dan beberapa tentara senior yang ikut bergabung merayakan syukuran dari mayor alvar. Selepas sholat isya berjamaah semua berkumpul makan bersama membentuk sebuah lingkaran besar saling berhadapan dan didepan mereka sudah tersajikan berbagai makanan dari rendang daging, ayam goreng, tongseng, tumis kangkung, sop sayuran, ikan goreng, ikan gulai, semua sudah tertata rapih dan tempat makannya bukan menggunakan piring melainkan dari daun pisang.

Suasana begitu sangat bersuka cita dengan penuh canda tawa juga bernyanyi bersama terasa begitu hangat walaupun udara malam terasa dingin, dari arah pintu aula muncullah seorang wanita cantik nan anggun berambut setinggi bahu memakai kemeja biru muda dan jeans biru navy dengan membawa tas selempangan di badannya, berjalan mendekati acara makan-makan tersebut terlihat semua orang begitu bahagia sambil tertawa dan bernyanyi.

"assalamualaikum, selamat malam semuanya...!", salam dari wanita cantik tersebut yang tidak lain adalah putri dari Jenderal TNI gatot mukti herdiyantoro yang bernama astrid herdiyantoro, berprofesi sama seperti ayahnya tentara namun berpangkat Letnan Dua.

"waalaikumsalam...!!", jawab seluruh orang didalam dengan serempak sambil melihat kearah letnan dua astrid.

"waalaikumsalam, ehh ada astrid datang...", sambut bunda rosmawati yang berjalan mendekat kepada astrid, "oh ya, sini duduklah ikut kami makan-makan...", ajaknya untuk ikut bergabung.

Astrid tersenyum lebar mendapatkan ajakan dari bunda rosmawati yang merupakan ibunda dari lelaki yang di sukai dan cintai yaitu mayor alvar, "iya bunda, terimakasih banyak atas ajakkannya...", balasnya.

Dari arah luar terdengar sebuah nyanyian yel-yel TNI, astrid yang mendengar nyanyian yel-yel itu membalikkan badannya dan melihat rombongan tentara muda yang memasuki aula dengan bersamaan. Nyanyian yel-yel TNI mereka terhenti karena terkejut melihat kedatangan astrid yang merupakan putri dari Jenderal TNI gatot mukti herdiyantoro.

Letnan dua astrid langsung mengangkat tangan memberi hormat kepada komandan kompi nya yaitu mayor alvar, "hormat, komandan...!"

"hmm...", balas mayor alvar hanya dengan dehaman tanpa melirik kearah astrid, astrid disana langsung menarik tangan kekar milik mayor alvar, "komandan, bisa bicara sebentar. Ada pesan dari ayah untuk anda...", pintanya.

"maaf, bisa tolong lepaskan...", pinta mayor alvar.

"maaf...", seru letnan dua astrid langsung melepaskan cekalan tangannya dari mayor alvar, "komandan, apa anda bisa untuk berbicara sebentar dengan saya...?", tanyanya.

Bunda rosmawati mendekat kearah putranya sambil membisikan sesuatu di telinganya, "alvar, turuti saja! bisa jadi itu hal yang penting buat dibicarakan...", ucapnya.

Mayor alvar menghela nafas berat mendengar permintaan bundanya, bunda rosmawati hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat putra semata wayang itu begitu ketus dan cuek kepada seorang wanita, akhirnya mayor alvar melangkah pergi begitu saja meninggalkan astrid. Astrid segera menyusul mayor alvar dari belakang, kemudian keduanya berjalan menuju ke sebuah ruangan seperti kantor dan masuklah mereka kedalam ruangan itu hanya berdua.

Dari kejauhan balqis hanya mampu memandang dengan tatapan sendu kearah mayor alvar yang merupakan lelaki yang selama ini dia cintai dalam diam, didalam relung hatinya terasa berdenyut sakit saat melihat 'kak alvar' nya pergi meninggalkan aula bersama seorang wanita cantik nan anggun.

~~~

" Di dalam kantor "

Mayor alvar berdiri dihadapan astrid dengan memasukan tangan kanannya ke dalam saku celananya, "kau bisa bicara sekarang, ada hal apa...?", tanyanya dengan nada yang sangat dingin dan tak bersahabat.

Astrid membuka tas selempangannya mengambil sebuah kotak hitam persegi dan memberikannya kepada lelaki tampan dihadapannya, disana mayor alvar mengernyitkan dahinya menatap kotak hitam persegi yang diulurkan astrid kepadanya.

Astrid menarik senyum simpul tulusnya kepada mayor alvar, "ini hadiah dari ayah untukmu, jadi terimalah...", ujarnya sembari mengambil tangan mayor alvar lalu memberikan kotak hitam di tangan lelaki itu.

Lalu astrid membuka penutup kotak tersebut dan didalamnya terdapat sebuah pulpen disana, mayor alvar sedikit terkejut dengan hadiah yang diberikan Jenderal TNI gatot mukti herdiyantoro yang merupakan ayah dari letnan dua astrid.

"itu bukan pulpen biasa, itu pulpen kamera. Kamu bisa merekam atau memvideo apapun, semua bisa menggunakan itu...", jelas dari astrid.

Mayor alvar menarik bibirnya membentuk senyum, namun senyumannya itu hanya formalitas, "sampaikan ucapan terimakasih saya kepada komandan, dan permintaan maaf karena sudah merepotkannya sampai membelikan hadiah ini kepada saya...", ucapnya 

"tenang saja, aku akan sampaikan ucapan terimakasihmu pada ayah. Kenapa kamu mengatakan seperti itu? ayah memberikan itu untuk ucapan selamat atas promosi jabatanmu...", jelas letnan dua astrid.

"terimakasih, kalau begitu aku permisi pergi karena acara syukuran akan segera dimulai...", pamit mayor alvar kepada astrid.

Saat mayor alvar sudah melangkah ingin pergi, astrid tiba-tiba menahan tangannya untuk tidak pergi, mayor alvar memutar badan dan menatap dingin kepada astrid yang menahan tangannya, "apalagi? Bukankah sudah selesai?...", tanyanya.

"ada satu lagi, besok ayah ingin bicara denganmu, mengenai hubungan kita...", tutur astrid.

Mayor alvar menghela nafas panjang. Ia melihat kearah astrid dengan tatapan dinginnya, "hubungan kita? Sejak kapan kita memilik hubungan? Saya tidak pernah mengatakan bahwa kita memilik hubungan, hanya kau yang merasa seperti itu tetapi saya tidak...!", tegasnya.

Astrid terbelalak mendengar ucapan dari mayor alvar, dia penuh kekecewaan, kekesalan dan kemarah melihat lelaki didepannya, "kenapa kamu selalu seperti ini, alvar? tidak bisa kah, kamu anggap aku ada? kenapa kamu selalu saja bersikap dingin dan cuek padaku? Apa salahku padamu...?", tanyanya dengan mengebu-gebu.

Mayor alvar memalingkan muka dan mengabaikan sosok astrid yang ada didepannya, air mata astrid luruh jatuh ke pipi, tangannya menarik tangan lelaki itu agar menatapnya, "kamu mengatakan kita tidak memilik hubungan? Apa kamu lupa, alvar. Bahwa ayahku sudah menjodohkan mu denganku dan itu sudah menunjukan bahwa kita memiliki sebuah hubungan...", tuturnya.

Mayor alvar menarik bibirnya membentuk senyuman asimetris, "Ahh... mengenai perjodohan itu, aku sama sekali tidak menginginkannya. Secepatnya saya akan membatalkannya. Jadi, kamu tidak perlu khawatir...", timpalnya, "aku tidak bisa berlama-lama disini hanya untuk membahas hal yang tidak penting...", lanjutnya.

Langkah dari mayor alvar terhenti saat letnan dua astrid kembali bersuara, "apa karena wanita itu?! Apa kau masih belum melupakan wanita yang sudah mati itu...!!", ucapnya dengan nada suara yang keras.

Mayor alvar meremas kedua tangannya, raut wajahnya nya kini berubah terlihat kilatan kemarahan terpancar di matanya, rahangannya mengeras, urat-urat lehernya menonjol. Dia langsung berbalik badan dan melangkah mendekat kearah astrid, di sana astrid ditatap dengan tatapan tajam penuh kemarahan, "selama ini saya masih bersabar menghadapimu! Tetapi sekarang tidak! Jangan sekali-sekali kamu memanggilnya dengan sebutan "wanita itu"! Dia mempunyai nama, namanya rania. Kau tau...?!", bentaknya 

"asal kau tau, rania tidak mati! Selama-lamanya rania akan selalu ada didalam hati saya! Jadi, jangan sekali-kali mengatakan rania sudah mati. Karena dia akan tetap hidup di hatiku...", lanjut mayor alvar langsung melenggangkan kaki pergi meninggalkan astrid didalam ruangan sendirian.

Astrid merasa jantungnya seakan terhenti mendadak karena begitu sangat syok mendapatkan bentakan keras dari mayor alvar, lelaki yang sangat dia cintai dan lelaki yang sebentar lagi akan menjadi calon suaminya karena ayahnya sudah menjodohkan dirinya bersama mayor alvar. Kedua pelupuk matanya sudah banjir air mata, dia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh dari matanya dan akhirnya berlinangan air matanya berjatuhan.

~~~

" Aula Dinas Ketentaraan "

Akhirnya acara makan bersama di mulai, karena mayor alvar sudah kembali masuk kedalam aula bersama dengan letnan dua astrid. Kemudian ibunda dari mayor alvar, bunda rosmawati langsung mengajak dan membawa astrid untuk ikut bergabung makan bersama. Karena tempat makan dipisah laki-laki di sebelah kanan dan perempuan di sebelah kiri, mayor alvar berpindah ke sebelah kanan yang rupakan tempat laki-laki dan disana juga ada para anggota tim alphanya yang sudah melahap makanan.

Semua orang nampak berseri-seri bahagia melihat makanan yang begitu banyak dan beraneka ragam. Mereka memulai melahap makanannya dengan suka cita penuh kegembiraan.

"wahhh... makan besar kita!", seru dari sersan satu simon yang bersorak gembira, matanya begitu berbinar-binar menatap beragam makanan yang mengugah seleranya. Dia langsung mengambil ayam goreng beserta rendang daging sapi kemudian memakannya dengan lahap.

Saat mayor alvar sedang memakan makanannya tiba-tiba datanglah 5 orang wanita berusia setengah baya yang berjalan kearahnya dengan membawa piring berisi makanan, mayor alvar tentu saja menatap ke 5 ibu persit dengan pandangan bertanya-tanya dan bukan hanya itu saja, keempat anggotanya pun sama ikut bertanya-tanya. Dan membuat dirinya menjadi pusat perhatian seluruh orang.

"ada apa ibu-ibu...?", tanya mayor alvar.

Ke lima ibu persit itu langsung tersipu malu saat berada dihadapannya mayor alvar, salah satu ibu persit yang bernama ibu gita mendekat satu langkah kearah mayor alvar sembari mengulurkan piring berisi rendang daging kepada lelaki itu.

Terlihat ibu gita tersenyum kepada mayor alvar, "begini, mayor alvar. Kita semua baru saja mendengar kabar kalo mayor alvar akan bertugas ke Lebanon menjadi Pasukan Garuda, mayor alvar pasti disana akan kekurangan makanan enak. Karena itu, kami berlima memberikan makanan special ini untuk mayor alvar...", jelasnya.

Mata dari mayor alvar melebar saat mendengar penjelasan dari ibu gita, disana ibu risma memberikan piring berisi ayam goreng kepada dirinya, "ini ayam goreng untuk mayor alvar, semoga suka yah...", ucap ibu risma.

"ada satu lagi, mayor alvar juga jangan lupa gizi nya harus seimbang. Ini tumis kangkung special untuk mayor alvar...", ucap ibu suci dan kembali memberikan sepiring tumis kangkung kepada mayor alvar.

Keempat anggota tim alphanya memandang tak percaya dengan makanan yang diberikan dari ibu-ibu persit itu kepada komandannya, mayor alvar menelan salivanya dengan susah payah karena mendapat banyak makanan dari lima ibu persit yang ada dihadapannya. Mayor alvar disana tidak lepas dari pusat perhatian terutama pandangan tajam dari para bapak yang merupakan suami dari kelima ibu persit didepannya.

"ini terlalu banyak ibu-ibu, saya tidak mungkin bisa menghabiskannya...", akhirnya mayor alvar memberanikan diri untuk membuka suaranya.

Ibu gita tersenyum centil sambil menepuk lengan tangan mayor alvar, "sudah terima saja, mayor alvar harus banyak makan yang bergizi agar selalu sehat dan kuat...", tuturnya.

Mayor alvar tersenyum canggung mendengar penuturan dari ibu gita, di samping kiri dirinya terdapat kopral dua patimura dan sersan satu simon terlihat sedang berbisik disana.

"lihatlah! kita punya komandan begitu sangat terkenal di kalangan semua wanita. Beta bertanya-tanya, kita punya komandan punya sihir apa, heh! Beta, tak mengerti lagi? Bukankah, kita punya wajah tampan tetapi tidak ada yang mau dengan kita, nasiblah kita punya komandan berwajah tampan...!", bisik kopral dua patimura dengan nada kesal namun menyedihkan.

Sersan satu simon menghela nafas panjang mendengar curahan hati dari sahabatnya itu, "sudahlah, lae! Setiap hari, kau selalu cakap macam tuh! Apa kau tak bosan?! Dan mau bagaimana lagi, kita sabar saja...!", timpalnya, dia memberikan kode kepada kopral dua patimuran untuk mendekat kemudian membisikan sesuatu, "misi rahasia kita memang harus membantu komanda kita untuk segera mendapatkan tambatan hatinya. Barang kali setelah menikah nanti kita akan terbebas dari 'Jones (Jomblo Ngenes)', Betul tidak...?", jelasnya dengan tersenyum sambil menaikan kedua alisnya.

Dari kejauhan pun sepasang mata dengan manik cokelat yang indah terus menatap kearah mayor alvar, manik mata cokelat tersebut milik dari balqis. Dia tersenyum simpul melihat lelaki yang di cintai dalam diamnya itu begitu sangat terkenal di kalangan wanita, lihat saja para ibu persitpun sampai tergila-gila kepada mayor alvar seperti mengefans artis bintang film.

Bunda dari mayor alvar, bunda rosmawati langsung berdiri dan berjalan kearah lima ibu persit yang sedang menganggu putra kesayangannya, "sudah! jangan ganggu putraku lagi! kalian kembali duduk lagi, sana...!", perintahnya dengan nada mengusir.

kelima ibu persit itu menekuk mukanya kesal karena mendapat usiran dari bunda rosmawati, dengan terpaksa akhirnya mereka pergi dan tak menganggu mayor alvar lagi. Sekarang tinggal mayor alvar yang menatap dengan bingung bagaimana cara menghabiskan seluruh makanan di depannya.

"semangat, komandan pasti bisa menghabiskan seluruh makanan itu...!", ucap sersan satu simon memberikan semangat kepada komandannya.

"komandan, pasti bisa...!!", sahut kopral partimura yang sama memberikan semangat.

Mayor alvar mendelik kepada kopral patimura dan sersan satu simon membuat kedua anggotanya itu menggerut ketakutan.

###

Danton itu merupakan singkatan dari Komandan Pleton. Komandan Peleton (Dan Ton) biasanya dijabat oleh seorang Letnan Satu.

Kata sapaan "Lae" itu berasal dari Medan atau Sumatera Utara (Sumut), merupakan panggilan seorang laki-laki kepada laki-laki lain. 

Beta adalah kata ganti orang pertama tunggal yang artinya "Aku/Saya", berasal dari Bahasa Melaya kupang atau Bahasa Kupang, Nusa Tenggara Timur.