"TERUSKAN PERJUANGAN KAMI TELAH BERI APA YANG KAMI PUNYA"
﴾ Tulisan dinding marmer Sasana Kusuma Bangsa Mako Kopassus-Cijantung, Jakarta ﴿
***
04 : 00 AM UTC +13 (waktu negara Tonga) - 11 : 00 PM (Jakarta)
Pada pukul empat dini hari waktu Negara Tonga langit masih gelap, di atas angkasa yang tinggi terdapat helikopter EC 725 Caracal yang terbang melintas melewati hutan pada ketinggian sekitar 15.000 kaki dari atas permukaan tanah. Helikopter tersebut mengangkut sekitar 20 orang berseragam PDL loreng-loreng yang merupakan pasukan gabungan tim alpha dan tim bravo dari TNI. Setelah melakukan perjalanan di udara kurang lebih dua puluh tiga jam, akhirnya para pasukan telah sampai di kepulauan cook negara tonga.
"Di informasikan kepada seluruh jajaran tim alpha dan tim bravo, ketinggian 100 kaki untuk bersiap melaksanakan penerjunan...!", perintah dari pilot kolonel budi sihombing menginformasikan kepada semua pasukan untuk bersiap melalukan penerjunan.
Seluruh pasukan tim alpha dan tim bravo bangkit berdiri untuk bersiap-siap melakukan penerjunan dengan teknik rappeling, adalah suatu manuver pesawat dalam suatu kegiatan operasi dengan cara dropping pasukan menggunakan tali khusus yang mempunyai kemampuan menahan beban lebih kurang 30 kg, dengan panjang tali lebih kurang 33 meter atau 100 kaki.
Pada kedua sisi pintu helikopter terbuka dengan melaksanakan hover atau terbang tetap pada ketinggian 70 kaki, kemudian tali diturunkan setelah pesawat hover 70 kaki di atas sasaran. Sisa tali di atas permukaan tanah kurang lebih 2 meter untuk keamanan pasukan yang meluncur turun.
Kriiiinggg....!!!
"exit...exit...exit...!!!"
Bell berbunyi begitu nyaring, satu demi satu seluruh pasukan tim alpha dan tim bravo turun dari helikopter dengan teknik Arm Rappel yaitu memakai tali yang dililitkan pada kedua tangan lewat bagian belakang dada. Teknik ini digunakan pada tempat yang tidak terlalu curam. Dalam menerapkan teknik ini, diusahakan badan tetap tegak lurus pada tebing dan jangan terlalu cepat menuruni tebing. Serta usahakan menuruni sedikit demi sedikit untuk menghindari benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali.
Setelah semua pasukan turun, komandan pasukan yaitu Kapten alvar memberikan kode menggunakan tangannya untuk maju masuk kedalam hutan dengan berbakalan kacamata night vision infrared untuk membantu melihat di kegelapan malam. Seluruh pasukan berjalan cepat dengan sedikit merundukkan badannya memasuki tengah-tengah hutan dengan melewati pohon-pohon besar dan semak-semak belukar.
Kapten alvar mengangkat tangan dengan telapak tangannya ke arah depan, itu merupakan isyarat untuk para pasukan berhenti. Setelah pasukan berhenti berjalan, kemudian kapten alvar kembali memberikan isyarat tangan dengan di lambaikan kebawah yang artinya seluruh pasukan untuk berlutut kebawah.
Semua pasukan membungkuk turun dengan bersembunyi di balik badan pohon dan semak-semak dan kembali kapten alvar mengangkat tangan kiri lurus dengan jari mengarah kedepan dan jari jempol kearah bawah tanda bahwa musul terlihat berada didepan, semua pasukan mengarahkan senjatanya ke arah depan. Di arah depan para pasukan melihat gerombolan laki-laki yang sedang menjaga sebuah rumah yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu.
"akhdan...!!", panggil kapten alvar, letnan satu akhdan langsung masuk mendekat kepada komandannya dan memberikan sebuah teropong kepadanya.
Kapten alvar langsung mengambil dan melihat menggunakan teropong, dari teropong kapten alvar melihat sebuah rumah terbuat dari kayu dan dindingnya anyaman bambu di tengah hutan belantara, setelah melihat dengan keseluruhan kapten langsung memberikan teropongnya kepada akhdan.
"banyu...!!", panggil kapten alvar dengan mengangkat tangan ke telinga dengan ibu jari dan kelingking membentuk gagang telepon, sersan kepala radit langsung berjalan merunduk mendekat kepada komandan pasukan sambil mengulurkan sebuah telepon satelit kepada kapten alvar.
Kapten alvar mengambil telepon satelit dan melakukan panggilan kepada komanda operasi letjen bagus herlambang, "krisna pada arjuna... krisna pada arjuna...!", panggilnya.
"arjuna masuk kepada krisna, silakan...!", balas panggilan dari Panglima Operasi yaitu letjen bagus herlambang yang berada di indonesia.
"alpha, bravo di posisi. Maju ke target...!", beritahu kapten alvar.
"laporan saya terima, selanjutnya lakukan sesuai rencana...!", perintah Panglima operasi letjen bagus.
"siap, laksanakan...!!!", jawab kapten alvar langsung memberikan telepon satelit kepada sersan kepala radit.
Kapten alvar menekan tombol SWAT headset handfree, adalah alat komunikasi berukuran kecil yang terpasang di telinganya, "kapten gilang, bergeraklah menyelamatkan sandera di pos 2. Sesuai dengan rencana, apa dimengerti...?!"
"siap, dimengerti...!", jawab kapten gilang dengan tegas, "tim bravo, ikut saya...!", perintahnya dengan memberi isyarat memegang lengan secara horizontal ke depan, telapak tangan ke atas, dan bergerak ke arah tubuh.
Akhirnya pasukan tim bravo yang di komandoi kapten gilang membawa 10 personil pasukannya untuk ikut bersamanya, mereka melangkah mundur dengan perlahan sedikit merundukkan badan untuk pergi menuju post 2 untuk melakukan penyelamatan para sandera.
Kapten alvar menekan alat komunikasinya kembali, "serigala! buatlah parameter luar dengan jarak 10 meter, komandoi para sniper...!", perintahnya.
"siap...!", jawab kapten ervin.
Kapten ervin memberikan isyarat dengan tangannya kepada tim sniper untuk mengikutnya, para tim sniper melangkah mundur perlahan sambil membungkukan badan. Kapten ervin mengisyaratkan para dengan telapak tangan menghadap ke bawah, lalu gerakkan lengan bawah dari setinggi pinggang ke posisi lebih rendah dari setinggi pinggang berulang kali, mendapatkan isyarat seperti itu para tim sniper langsung mengambil posisi dengan tengkurap sambil bersembunyi semak-semak dan pohon-pohon mesar untuk bersembunyi. Mereka sudah bersiap siaga ditempatnya masing-masing dan tinggal menunggu perintah.
"tim sniper, siap...!!", beritahu kapten ervin.
"petir, laksanakan pengintaian...!", perintah kapten alvar.
"siap, laksanakan pengintaian...!", jawab dari sersan mayor rangin.
sersan mayor rangin bangkit berdiri diikuti dua anggota perintis lainnya yaitu prattu indra dan kopral dua galuh, mereka bertiga melangkah maju dengan membungkukan badan. Sersan mayor rangin memberikan isyarat untuk berhenti dan isyarat untuk berlutut, dari kejauhan sersan mayor rangin melihat dua orang laki-laki yang satu memakai seragam tentara berwarna cream dan satunya memakai baju biasa, dengan menggunakan teropong terlihat jelas gerak-gerik dari laki-laki memakai baju biasa itu ingin lepas dari penjagaan lelaki yang berseragam tentara didepannya.
"petir 1 masuk kepada big boss, jarak 100 meter tepat jarum jam angkat 12 terdapat satu mutiara dan satu musang. Siap menunggu perintah...!", ucap sersan mayor rangin sambil menekan SWAT headset handfree nya.
Kapten alvar menekan alat komunikasinya untuk menjawab panggilan dari tim petir, "iya petir 1 masuk! Habiskan dengan senyap. Yang lainnya ikut saya...!", perintahnya.
Setelah mendengar perintah dari komandannya untuk dihabiskan tim sandi petir langsung membereskan satu musang untuk menyelamatkan sandera, dengan langkah senyap mereka langsung menembak satu musang tersebut, lelaki yang berpakaian biasa itu tersentak kaget hingga terjatuh ketanah karena ketakutan sandera tersebut mengambil pistol yang dibawa oleh penyandera tadi dan mengarahkannya kepada para pasukan TNI.
"siapa kalian...!!", tanya lelaki tersebut dengan gemetar ketakutan.
"calm down, we are indonesia army. Kami akan menolong kalian, jadi turunkan senjata itu. Oke tenanglah kalian akan kami lindungi...", ucap kapten alvar dengan lembut.
Akhirnya kapten alvar berhasil mengambil alih pistol dari tangan sandera dan membawanya untuk ikut bersama pasukan tim alpha, selanjutnya tim alpha memasuki kediaman para teroris yang begitu senyap karena masih terlalu pagi dan ada keuntungannya juga untuk menyerang mereka pagi buta, mereka berjalan mengendap sembari melihat kesegala arah untuk berjaga-jaga.
"alpha, satu mutiara telah diamankan. Selanjutnya lakukan pembersihan...!", perintah kapten alvar.
"siap...!!", jawab seluruh tim alpha.
Pasukan tim alpha yang di komandoi kapten alvar langsung bergerak maju menyerang terlebih dahulu. Satu demi satu para teroris itu tertembak dengan tepat, dari kejauhan kapten ervin melihat dua orang teroris melarikan diri untuk kabur namun dengan lihai dan awasnya mata ervin mereka berhasil di tembak mati.
Kapten alvar menekan alat komunikasi di telingannya dan berkata, "apa ada orang yang di dalam...??"
"tidak ada, komandan...!", jawab seluruh pasukan saat keluar dari dalam rumah gubuk.
Dari jarak jauh kapten ervin mendapati ada seseorang teroris yang ingin mencelakai kapten alvar dengan cepat dia langsung mengarahkan senjata sniper Steyr SSG 69 buatan australia, kapten ervin menarik pelatuk dan menembakan peluruhnya kepada teroris itu sebelum menyerang sahabatnya, kapten alvar terkejut saat tau dirinya di incar dan untungnya sahabatnya kapten ervin menembak sebelum teroris itu menyerang melukai dirinya, dari kejauhan kapten alvar melihat sahabatnya mengacungkan jempol kepadanya.
Seluruh pasukan menyebar dengan siap siaga memeriksa seluruh gubuk dengan bergerak maju, mereka masuk kedalam dan menemukan dua teroris kemudian langsung di ringkus habis. Mereka kembali melanjutkan penelusurannya menyusuri setiap sudut gubuk, tanpa diketahui pasukan tim alpha ada beberapa teroris yang sudah siap untuk menyerang dan langsung menembakan peluruhnya.
Dorr... Dorr... Dorr...!!
Para teroris terus menembak dengan membabi buta, para tim alpha terpaksa bersembunyi menunggu kesempatan untuk menyerang. Terjadilah pertarungan angkatan senjata antara pasukan TNI dengan para teroris, suasana menjadi tegang dengan pertarungan mereka yang begitu sengit. Para teroris yang menyerang berhasil di lumpuhkan semua dan para tim alpha kembali melanjutkan perjalanannya.
"angin masuk kepada big boss, kami menemukan kolam didalamnya terdapat 23 mutiara. Selanjutnya mohon petunjuk...!", ucap sersan satu simon.
Kapten alvar menekan alat komunikasinya, "amankan...!!", perintahnya.
"pos 2 berhasil di lumpuhkan, terdapat 15 mutiara berhasil kita selamatkan. Selanjutnya mohon petunjuk...!!", ucap kapten gilang kepada kapten alvar yang berada di post 1.
Saat kapten alvar ingin membalas dari dalam pos sebuah hand talkie berbunyi, kapten alvar memberikan isyarat "diam" dengan angkat kepalan tangan setinggi kepala. Seluruh pasukan langsung senyap dan berhenti bergerak dengan mengangkat tangan kanan mereka.
"pos 1... pos 1, disini jamrud! Laporkan situasi disana...!", ucap seseorang yang bernama jamrud.
"pos 1...!!", panggilan terputus.
~~~
Di tempat lain tepatnya pos utama, jamrud yang selesai menghubungi pos 1. Dia melangkah menuju ruangan bos besar nya untuk melaporkan situasi di pos 1, terlihat laki-laki berbadan kekar memakai sebuah sorban dikepalanya sedang santai melihat kearah jendela sembari menyesap cerutu rokoknya.
"bos, saya sudah menghubungi pos 1. Mereka tidak ada jawaban apapun...", jelas jamrud.
Bos besar tersebut tersenyum menyeringai dan berbalik badannya ke belakang dimana jamrud berada, "jamrud, sepertinya ada tikus-tikus nakal menyelinap tempat kita yah? Saatnya kita berpesta dengan mereka. Kita sambut dengan pesta meriah untuk mereka...", ucapnya.
Jamrud menyeringai mengerti maksud dari bos besarnya, "baik, boss. Saya akan laksanakan...!", jawabnya langsung melangkah pergi.
~~~
Kembali ke pos 1, dimana kapten alvar dan pasukannya berada disana, kapten alvar menekan alat komunikasi, "musuh sudah mengetahui keberadaan kita, segera tinggalkan tempat ini...!!", perintahnya.
Seluruh pasukan dengan membawa sandera meninggalkan pos 1, salah satu personil tim alpha menarik kancing granat dan menyimpannya dibalik tubuh teroris yang sudah mati, kapten alvar memberi isyarat untuk bergerak maju meninggalkan pos 1, mereka bergerak menuju tengah hutan terus berjalan menyusuri sungai dan semak belukar.
~~~
Lima Belas menit kemudian, seorang laki-laki berwajah blasteran arab-indonesia, hidung mancung, badan berotot dan di belakang punggungnya membawa anak panah mendatangi pos 1 yang sudah berantakan, banyak jasad-jasad anak buahnya berserakan tidak ada yang hidup dan bahkan sandera yang mereka sekap sudah tidak ada ditempat penahanan.
Salah satu anak buahnya membalikan jasad temannya yang tengkurap namun jamrud yang mengetahui itu sebuah jebakan, nasi sudah menjadi bubur granat yang di taruh pasukan TNI meledak.
"jangan...!"
Dduuarrr...!!!
Mendengar bunyi ledakan para pasukan dan para sandera bergegas berlari cepat menjauhi pos 1, setelah lumayan jauh dari pos 1 mereka beristirahat sejenak dengan bersembunyi di balik semak dan pohon-pohon besar, para sandera duduk beralaskan tanah, mereka terlihat pucat dan gemetar ketakutan tetapi mereka merasa bersyukur karena berhasil keluar dengan selamat.
"big boss pada bravo, posisi dimana...??", tanya kapten alvar.
"kami akan merapat kesana...!", jawab kapten gilang diseberang sana.
Salah satu sandera laki-laki setengah baya berbadan tambun berjalan kearah kapten alvar sambil memegang lengan tangannya tercetak jelas wajahnya begitu pucat dan ketakutan, "pak tentara, tolong selamatkan anak dan istri say. Tolong selamatkan mereka! Tolong saya mohon...", pintanya memohon sambil menitikan air mata.
Kapten alvar memegang kedua bahu lelaki setengah baya berbadan tambun didepannya, "bapak tenang saja, kami akan menyelamatkan istri dan anak bapak, bapak duduklah dengan tenang. kami janji akan menyelamatkan semuanya...!!", tuturnya.
Kapten alvar berdiri di hadapan para korban sandera, "bapak-bapak, ibu-ibu, kalian tenanglah. Kami akan melindungi kalian dan menyelamatkan kalian dari sini, jadi tenanglah kalian akan aman bersama kami...!", jelasnya.
Terdengar dari kejauhan ada banyak langkah kaki yang berjalan kearah mereka, kapten alvar memerintahkan para pasukan untuk bersiap siaga dan mengisyaratkan para sandera untuk senyap tidak bersuara.
Kopral dua patimura diperintahkan oleh kapten alvar untuk memeriksanya, dengan langkah merindik perlahan-lahan untuk melihat di balik semak-semak. terdengar langkah kaki itu semakin mendekat dan kopral dua patimura sudah bersiap dengan pistol di tangannya.
"merah...!!", kopral dua patimura menyebutkan sandi dari operasi tim alpha.
"putih...!!", jawab kapten gilang.
Dan rupanya langkah kaki itu berasal dari pasukan yang dibawa kapten gilang sudah datang bersama para sandera yang berhasil mereka selamatkan. Kopral dua patimura yang melihatnya langsung menekan alat komunikasi untuk memberikan kabar kepada seluruh jajaran pasukan, "oke, standy bravo datang...!"
Tim kapten gilang sudah sampai di lokasi, para sandera yang telah di selamatkan di gabungkan menjadi satu dalam lingkaran, mereka saling berpelukan melihat keluarga mereka telah ditemukan dan masih selamat. Kapten alvar tersenyum lebar kepada kapten gilang dan keduanya saling adu tos tangan.
"radit...!", panggil kapten alvar, merasa dipanggil sersan kepala radit melangkah mendekat kepada komandanya, kapten alvar mengambil telepon satelit dari rombi sersan kepala radit dan melakukan panggilan kepada Wakil panglima operasi yang berada di indonesia.
"bima pada arjuna... bima pada arjuna...!", panggil kapten alvar.
"arjuna masuk kepada bima, silakan...!", balas panggilan dari Laksamana Pertama Rudianto, sebagai Wakil Panglima Operasi.
"baik, diinformasikan seluruh jajaran tim alpha dan tim bravo telah sampai di checkpoint hijau. 39 mutiara aman dan 16 lainnya masih dalam proses pencarian, selanjutnya mohon petunjuk...!", jelas kapten alvar.
"baik, laporan saya terima. Segera menuju titik pencarian...!!", perintah Wakil Panglima Operasi Laksamana Pertama Rudianto.
"siap, laksanakan. Komando...!!", balas kapten alvar.
~~~
Di Indonesia tempatnya di Markas Besar TNI, letjen bagus herlambang bersama perwira tinggi TNI lainnya berada di ruangan intelijen, memberikan perintah kepada paskha TNI AU untuk meluncurkan sena guna menjemput para tentara dan korban sandera.
"luncurkan sena...!!", perintah letjen bagus herlambang.
"siap, luncurkan sena...!", balas dari kolonel tribuana TNI AU.
"estimasi sena, 20 menit...!", sersan dua kuncoro TNI AU.
~~~
Kapten alvar memutuskan komunikasi dan beralih ke seluruh timnya, "oke, seluruh jajaran tim alpha dan bravo. Kita akan goyang dalam waktu lima menit ke titik landing zona alpha...!", perintahnya.
Seorang ibu berpakaian gamis terlihat begitu sangat kotor dan lusuh berjalan mendekati kapten alvar dengan menangis, "pak, bagaimana dengan anak saya yang masih disandera. Kalian pasti menyelamatkan anak saya kan...?!"
"ibu tenang saja, kami akan menyelamatkan anak ibu dan bapak semuanya. kalian harus aman terlebih dahulu baru kita akan mencari dan menyelamatkan mereka, jadi tolong tenanglah bapak dan ibu. Kami berjanji akan menyelamatkan mereka...!", jelas kapten alvar berusaha untuk menenangkan semua orang.
Setelah dirasa sudah tenang, akhirnya para sandera mau mengikuti arahan pasukan tentara indonesia untuk bergerak menjauh menuju titik penjemputan. Di atas udara dua buah helikopter terbang rendah menuju titik penjemputan tim alpha dan para sandera. Di tempat lain tepatnya pos utama dimana ketua gembong para teroris Abu Yussha, semua bersantai-santai ria ada yang bermain kartu dan menyiksa para sandera dengan begis dan kejam.
"boss, mereka berhasil menghancurkan pos 1 dan pos 2 juga membawa semua sandera...", jelas jamrud.
Abu Yussha menyerot cerutu rokok nya dan menghembuskan asapnya kearah jamrud dengan sengaja, "maksudmu tidak ada yang tersisa dari mereka?!", tanyanya dan dibalas anggukan oleh jamrud, "siapa mereka dan berapa jumlah pasukan mereka...?!", tanyanya dengan raut muka yang sudah marah.
"mereka tentara pasukan khusus, berjumlah 20 orang...", jawab jamrud.
Nampak 2 anak buah Abu Yussha berlari mendekati komandannya untuk memberikan laporan apa yang mereka lihat dalam menjalani patroli keliling, Abu Yussha membuang cerutu rokoknya sembarangan dan melangkah mendekati dua anak buahnya.
"lapor boss, terlihat 2 buah helikopter terbang rendah menuju selatan...", jelas 2 anak buah tersebut.
Abu Yussha menyeringai mendengar laporan dari anak buahnya, dia langsung melirik kearah jamrud, "sepertinya tikus-tikus itu belum meninggalkan pulau ini dan jalan keluar mereka hanya menggunakan helikopter, hancurkan kedua helikopter tersebut! Jamrud, pimpin pasukan untuk menyerang mereka dari segala arah...!!"
"baik, boss...", jawab jamrud.
Abu Yussha menghentikan langkah jamrud, "ehh... tunggu, jika helikopter mereka kearah selatan maka...", ucapannya terputus sambil membuka sebuah petanya, "dia kearah pantai, cegat mereka disana! Aku tidak peduli mereka tentara pasukan khusus atau apapun itu, kita tidak boleh membiarkan mereka lolos begitu saja...!!", tuturnya.
"baik, boss...!!", jawab para pasukan dengan berapi-api.
~~~
Beralih ketempat lain, kapten alvar mengambil telepon satelitnya dan mendapat sebuah panggilan dari letjen bagus herlambang, "arjuna, ini krisna. 5 menit 2 sena akan datang menjemput kalian..."
"baik, komandan...!", jawab kapten alvar.
Panggilan pun terputus, kapten alvar menekan alat komunikasi, "angin, siapkan landing zone...!!", perintahnya.
"siap...!!", jawab lettu akhdan.
Para pasukan bergerak menuju semak-semak tinggi kemudian memotong dan menginjak-injak hingga menjadi lapang, setelah selesai kapten alvar mengambil telepon satelit untuk menghubungi 2 helikopter yang sedang terbang mendekat ke titik penjemputan.
Lettu akhdan memberikan jempol kepada masing-masing pasukan memastikan landing zone sudah selesai, dia menekan alat komunikasi, "oke, tim alpha. Landing zone clear...!"
Kapten alvar mendengar laporan dari lettu akhdan segera melakukan panggilan menggunakan telepon satelit, "capung pada arjuna... capung pada arjuna, tim alpha dan tim bravo sudah di posisi. Landing zone clear...!"
"oke, alpha, bravo standby. 7 menit meluncur...", jawab dari pilot helikopter.
"tim alpha akan menembakkan pistol jarak dan smoke bomb...", ucap kapten alvar.
Kapten alvar langsung menembakkan pistol penanda jarak dan kemudian lettu akhdan membakar sebuah smoke bomb guna menandakan titik keberadaan mereka.
"oke, landing zone terlihat! alpha, bravo standy. 5 menit meluncur...!", balas dari pilot helikopter.
Dalam perjalanan helikopter yang menuju tim alpha dan tim bravo sebuah RPG menghantam keras ke badan helikopter hingga mengakibatkan oleng dan terjatuh ke bawah.
Duaarrr...!!!
Tim alpha yang mengetahui helikopter mereka di hancurkan oleh musuh, kapten alvar mengambil telepon satelitnya dan memerintahkan seluruh tim dan sandera lari menjauh dari landing zone yang kemungkinan musuh sudah mengetahui lokasi mereka berada, kembali lagi RPG di tembakan ke helikopter yang kedua.
Duaarrr...!!!
~~~
Di markas besar TNI tepatnya di ruangan intelijen, Laksamana Pertama Rudianto menekan tombol saluran radio kepada dua sena yang mereka kirim namun hasilnya tetap tidak ada jawaban.
"arjuna masuk pada bima, silakan...!", ucap Laksamana Pertama Rudianto.
"lapor! Dua sena terjatuh...!!", beritahu kapten alvar dari Negara Tonga.
Laksamana Pertama Rudianto melihat kearah panglima operasi, "panglima, dua sena terjatuh...!".
Letjen bagus herlambang yang mendengar kabar tersebut tidak bisa diam begitu saja dan merencanakan opsi kedua, "kita lakukan operasi jaguar 2...!", perintah letjen bagus herlambang.
"siap, jaguar 2...!!", jawab serempak para perwira TNI.
Letjen bagus herlambang langsung melakukan panggilan radio kepada kapten alvar, "arjuna, ini krisna. Kita akan lakukan operasi jaguar 2...!"
~~~
"siap laksanakan, komando...!", panggilan radio telah usai.
Kapten alvar menekan alat komunikasi, "oke, tim alpha dan tim bravo. Kita akan lakukan operasi jaguar 2, kita akan berjalan 20 km ke arah pantai...", tuturnya.
Seluruh tim alpha beserta sandera bergegas lari menuju bibir pantai yang dimana disana menjadi tempat penjemputan mereka, tak lama kemudian sebuah suara tembakan muncul dari belakang rupanya para teroris sudah mengetahui keberadaan mereka dan dari kejauhan terlihat seorang memegang basoka yang mengarahkan kearah tim alpha.
Lettu akhdan yang melihat langsung berteriak memberitahu semuanya, "RPG...!!"
Dduuarrr...!!!
Semua tim dan sandera terpental jatuh akibat gelombang ledakan dari RPG dan untungnya mereka semua selamat tidak ada yang terluka, kapten alvar memerintahkan tim alpha dan tim bravo terus berlari menjauh sembari terus menembak dengan tembakkan balasan. Para teroris menembak dengan membabi buta kearah pasukan TNI. Terjadi adu tembak antara pasukan TNI dengan para teroris, satu demi satu para teroris itu tertembak dengan tepatnya. Kembali RPG di lesatkan untuk membom bardir tim alpha.
Dduuarrr...!!!
Semua pasukan dan sandera terus berlari juga saling baku tembak, kapten alvar menekan alat komunikasi, "angin, jaga belakang!... angin, jaga belakang! Amankan RPG...!!", perintahnya.
Tim angin yang merupakan sniper langsung mengeluarkan senjata sniper tipe remington m-700 dan mengarahkan targetnya kepada seorang teroris yang memegang sebuah RPG, tembakanpun melesat tepat mengenai kepalanya dan tembakan kedua kembali berhasil mengenai teroris pemegang RPG, setelah selesai mereka kembali menyusul tim alpha.
Kapten alvar mengambil granat yang ada di kantongnya langsung membuka kaitnya dan melemparnya kearah teroris tersebut.
Dduuarrr...!!!
"petir, laporkan situasi, dimana posisi...??", tanya kapten alvar.
"petir pada big boss, musuh ada dimana-mana bang!. Selamatkan mutiara, tim petir akan membereskan mereka...!", balas sersan mayor rangin terdengar nafasnya terengah-engah.
Salah satu tim petir terkena sebuah peluruh di lengah kirinya membuat dirinya terjatuh kehilangan keseimbangan, namun dengan cepat rekannya mengikatkan sebuah kain untuk menyumbat lukanya kemudian membantunya untuk berdiri dan berlari menjauh menyusul tim alpha lainnya.
Kapten alvar bersembunyi di balik semak-semak dan melakukan panggilan ke markas besar TNI, "bima pada arjuna, izin melaporkan! seluruh jajaran tim alpha dan bravo masih under heavy fire attack(di bawah serangan api besar). Selanjutnya, minta bantuan Air Sukhoi...!!".
~~~
Di markas besar TNI, letjen bagus herlambang bersama rekan perwira nya mengirimkan sebuah perintah kepada para satuan angkatan TNI.
"pak, dua elang siap untuk diterbangkan...!", beritahu letkol adi.
"luncurkan...!!", perintah letjen bagus herlambang.
"siap, luncurkan...!", ulang letkol adi, "elang indra... elang indra, segera di berangkatkan. Dua ekor elang menuju ke sasaran...!"
Di pangkalan angkatan udara dari kejauhan terlihat dua orang laki-laki memakai baju pilot tempur TNI AU berlari menuju pesawat tempur tipe sukhoi SU-35, setelah masuk kedalam pesawat kemudian menutup pintu kaca nya dan tak lama kemudian kedua pesawat tempur tersebut melesat meninggalkan pangkalannya.
~~~
Di tempat lain para pasukan tim alpha masih terus dikejar oleh para teroris, suasana semakin tegang dan mencekap karena jumlah mereka semakin banyak seakan-akan tim alpha telah terkepung oleh pihak musuh, di langit pesawat tempur sukhoi melesat dengan kecepatan tinggi menuju arah selatan tempat dimana titik penjemputan berada.
Kapten alvar mengambil telepon satelitnya, "elang this is alpha... elang this is alpha!, what did you hear(apa kalian mendengarnya)...?!"
"alpha this is elang, rolling...!", jawab kapten pilot pesawat tempur tipe sukhoi SU-35.
"ready for further information(siap untuk informasi lanjutan)...", ucap kapten alvar.
"ookkee, code rolling...", jawab kapten pilot pesawat tempur tipe sukhoi SU-35.
"ok monitor, cancel code(kode batalkan) "rolling"... cancel code(kode batalkan) "rolling". Enemy 350 degrees, 500 feet north of smoke. Coordinates 2877435, prepare to fire! Final attack direction 245558, I repeat. Final attack direction 245558 (Musuh 350 derajat, 500 kaki utara asap. Kordinat 2877435, bersiap untuk menembak! Arah serangan akhir 245558, saya ulangi. Arah serangan akhir 245558)...!!", ucap kapten alvar dengan cepat dan keras.
"ok, roger. Final attack direction 245558, ready to attack (Arah serangan akhir 245558, siap untuk menyerang)...!", ulang dari kapten pilot pesawat tempur tipe sukhoi SU-35.
Setelah arah kapten alvar selesai, dua pesawat tempur siap menjatuhkan sebuah bom ke daerah musuh. Seluruh tim alpha beserta sandera berlari kencang dan turun ke sebuah sungai, bom yang di jatuhkan oleh pesawat tempur sukhoi membumi ratakan para teroris yang mengejar tim alpha.
Mereka berjalan ketepi sungai dan berhasil selamat dari kejaran para teroris, berbeda dengan markas utama Abu Yussha, mendengar kabar bahwa semua anak buah nya mati di serang bom oleh sebuah pesawat tempur membuatnya geram dan darahnya mendidih.
"kurang aja mereka, berani-beraninya mereka menghabisi seluruh anak buahku! Aku tidak akan bisa diam begitu saja...!!", geram dari Abu Yussha, dia berbalik kepada jamrud, "jamrud, panggil tim zilong untuk membantu menumpaskan mereka. Secepatnya...!!"
"baik, boss...!", jawab jamrud, "boss, aku ada ide bagus untuk menghabisi mereka. Para tentara itu kemari untuk menyelamatkan para sandera yang kita culik, mereka berhasil membobol pos 1 juga 2 dan terakhir pos utama kita yang belum mereka serang dan masih banyak sandera disini yang belum mereka selamatkan...", jelas jamrud.
Abu Yussha nampak berpikir-pikir dan menimbang-nimbang kemudian mengyeringai jahat, "idemu bagus juga, kita akan membuat para tikus itu masuk sendiri kekandang kucing. Segera laksanakan...!!"
"baik, boss...!", jawab jamrud dengan menyeringai.
***
Tak terasa hari pun sudah gelap, keteganganpun mulai mereda para pasukan tim alpha dan tim bravo bersama para sandera bisa duduk dengan bernafas lega. Semua sandera dikumpulkan kedalam lingkaran yang di jaga setiap sisinya oleh para tentara, kapten alvar memerintahkan tim petir untuk berpatroli memeriksa keadaan sekitar.
"berikan ransum kalian kepada para sandera...!", perintah lettu akhdan.
Mendengar perintah tersebut, para tim alpha membagikan ransum milik mereka ke setiap sandera, kapten alvar masuk kedalam lingkaran dan berkata, "bagi yang tidak mendapatkan ransum, tolong saling berbagilah kepada yang lain..."
"big boss, kami menemukan sesuatu...", beritahu prattu indra, salah satu tim petir.
Kapten alvar beranjak dari duduknya,"kapten gilang, tetaplah disini menjaga keamanan para sandera! saya akan memeriksa keadaan bersama kapten ervin...", ucap kapten ervin.
"baik...!!", jawab kapten gilang.
Kapten alvar dan kapten ervin bergegas menuju sumber suara dimana tim petir berada, dan saat tiba dilokasi mereka berdua menemukan tumpukan para mayat yang sudah mati bahkan sudah membusuk, dalam radius beberapa meter terdengar langkah kaki seseorang yang berjalan kearah mereka. Kapten alvar memberikan kode bersembunyi, lalu bersembunyilah mereka ke semak-semak dan disana mereka melihat dua teroris menggotong sebuah mayat lalu di buang begitu saja.
Kapten alvar memberikan kode dengan jempol yang di turunkan kebawah tanda untuk eksekusi, dua anggota bergerak dan membunuh mereka. Setelah selesai kapten alvar dan kapten ervin keluar dari semak-semak menuju kearah dua teroris itu berasal dengan bantuan kacamata night vision infrared mereka melihat dengan jelas terdapat 4 gubuk dan sekelilingnya banyak para teroris yang menjaga setiap sudut.
Kapten alvar memberi kode kepada 3 orang rekannya untuk mundur kembali ketempat para sandera, setelah sampai di tempat sandera kapten alvar terdiam memikirkan strategi untuk menyerang pos terakhir yang merupakan pos utama dimana Abu Yussha berada. Dia memanggil sersan kepala radit untuk mengambil telepon satelit.
Kapten alvar sedikit menjauh dari tim nya untuk membicarakan hal serius kepada letjen bagus herlambang, "arjuna pada krisna, selamat malam pak. Saya ingin melaporkan situasi, situasi aman terkendali jajaran tim alpha, tim bravo dan para sandera selamat..."
"iya, arjuna ini krisna. Syukurlah kalian semua selamat, bagaimana apa kalian berhasil menemukan pos utama mereka...??", tanya letjen bagus herlambang.
"iya pak, kami sudah menemukannya. Namun ada yang harus saya sampaikan perihal menyerang pos 3...", ucap kapten alvar.
"perihal apa...??, tanya letjen bagus herlambang.
"saya ingin para sandera yang sudah kita selamatkan terlebih dahulu mereka di bawa pergi dari sini untuk memudahkan kami dalam penyerangan dan penyelamatan sandera yang berada di pos utama, untuk itu saya ingin komandan kirimkan sena kemari untuk menyelamatkan mereka...", jelas kapten alvar.
"baiklah, itu sepertinya ide yang bagus. Kalo begitu kau akan membagi tim mu menjadi dua kelompok...", balas letjen bagus herlambang.
"betul pak, tim bravo akan melindungi dan membawa sandera ke titik penjemputan di turbuan pantai, dan tim alpha akan melakukan penyerangan ke pos 3...", jelas kapten alvar.
"baik, saya terima saranmu. Segera! saya akan mengirimkan helikopter untuk mengangkut para sandera...", ucap letjen bagus herlambang.
###