Sekarang Wang Chunlai bisa melihat bahwa meskipun adik iparnya ini masih gemuk, tetapi ia benar-benar berbeda dengan Zhu Haimei yang dulu. Jika berbicara, Zhu Haimei yang sekarang akan berbicara langsung pada intinya, dalam melakukan sesuatu juga sangat tenang, ia juga tampak mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan, sehingga bisa membuat orang merasa yakin.
Zhu Haimei tidak terburu-buru sama sekali, dengan sedikit senyuman ia menjawab, "Kalau begitu kita bicarakan lagi setelah pulang nanti."
Wang Chunlai menjadi lebih percaya diri lagi saat melihat ekspresi Zhu Haimei.
Begitu Zhu Haimei pergi ke toilet, Shen Hualian segera mendatangi Wang Chunlai dan berkata, "Kamu serius tentang makanan kaleng yang dibicarakan Zhu Haimei?"
"Aku sudah memikirkan berapa harga satu toples kaca nya, kita juga sudah punya buah persik kuning di rumah. Apa kamu mau mencobanya dulu?" Shen Yousheng yang ada di sampingnya lalu berkata, "Kalian tahu seperti apa gadis itu dulu, ia sangat bodoh." Wang Chunlai tidak setuju dengan pernyataan ayah mertuanya barusan.
Wang Chunlai tahu apa yang ia lakukan, dan ia adalah orang yang memiliki banyak ide. Ia lalu mengedipkan mata pada istrinya untuk memberi isyarat, "Kami akan mendengarkan saran Ayah, kami akan memikirkannya dulu." Makanan kaleng adalah makanan yang langka. Di setiap perayaan tahun baru, makanan kaleng harus disiapkan saat mengunjungi kerabat dan menjenguk orang sakit, rasanya juga benar-benar enak. Jika Wang Chunlai bisa membuatnya sendiri, maka itu sangat luar biasa. Ketika panen musim gugur, kebun buah persiknya yang seluas 1300 meter persegi akan menghasilkan begitu banyak buah. Hasil panen tersebut belum tentu habis terjual dalam waktu satu bulan, tetapi jika diolah menjadi makanan kaleng, ia tidak perlu takut hasil panennya terbuang sia-sia. Semakin ia memikirkannya, Wang Chunlai menjadi semakin ingin mencoba untuk membuat buah persik kalengan.
Tidak lama setelah Zhu Haimei kembali, mereka pun berhenti berdiskusi. Setelah menunggu untuk waktu yang lama, Ayah Shen menjadi tidak sabar. "Kenapa masih belum selesai?"
Shen Hualian lalu berkata, "Ini operasi, tunggulah sebentar lagi. Bukankah Dokter juga sudah mengatakan bahwa butuh waktu dua atau tiga jam untuk proses operasinya?"
Zhu Haimei tidak mengatakan apapun, ia sebisa mungkin mencoba untuk mengurangi rasa khawatirnya. Ini adalah operasi kecil, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tetapi wajahnya tidak dapat menunjukkan ekspresi yang tenang. Zhu Haimei lalu menundukkan kepalanya dan melihat pakaiannya sendiri.
Ayah Shen pun bangkit dan berkata, "Aku akan pergi ke luar untuk merokok sebentar."
Begitu Ayah Shen pergi, Shen Hualian dan suaminya segera menghampiri Zhu Haimei. Kemudian Wang Chunlai berkata, "Adik ipar, bagaimana menurutmu tentang makanan kaleng kita?"
Zhu Haimei terkejut setelah mendengar pertanyaan barusan. Ia lalu berpikir, mungkinkah dua orang ini benar-benar menganggapnya serius? Makanan kaleng itu sangat mudah dibuat, tetapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah tanggal kadaluarsa, dan juga merek dagang. Dan yang terpenting adalah cara menjualnya.
Perekonomian pada masa ini masih belum berorientasi pada pasar. Alur penjualannya sebagian besar dipegang oleh agen pemasok dan pemasaran. Jika mereka membuat makanan kaleng, bagaimana caranya mereka menjualnya?
Begitu Zhu Haimei mengatakan kekhawatirannya tersebut, Wang Chunlai dan Shen Hualian pun terdiam. Perkataan Zhu Haimei memang benar, mereka hanya berani membuatnya, tetapi tidak tahu cara menjualnya.
Beberapa saat kemudian, kekhawatiran Zhu Haimei mulai mereda. Jika dulu ia pintar, ia tidak akan mengalami hal buruk seperti hari ini. Lalu Zhu Haimei kembali memikirkan masalah tersebut secara perlahan. Memulai bisnis adalah hal yang sangat sulit, terutama di era ketika ekonomi belum terbuka seperti sekarang. Dan yang lebih sulit adalah, membuat orang-orang menerima hal-hal baru.
Buah persik kuning kalengan tidak bisa dibuat menggunakan buah persik yang sudah matang sepenuhnya. Buah persiknya harus dipetik saat tingkat kematangannya masih delapan puluh persen. Jika menggunakan buah persik yang matang sepenuhnya, maka akan sulit untuk membuatnya menjadi buah persik kalengan. Selain itu, tingkat kematangan buah juga mempengaruhi rasa buah persik kalengan tersebut. Setelah semua proses selesai, lalu bagaimana cara menyegel kalengnya? Bagaimana mereka bisa menyegelnya tanpa mesin?
Memikirkan hal tersebut benar-benar membuat pusing kepalanya. Zhu Haimei tidak bisa memikirkan bagaimana cara untuk menyegel kaleng tersebut.
Lalu, tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka dan ranjang pasien ibu mertuanya didorong keluar. Mereka pun dengan cepat berdiri dan menghampiri ibu mertuanya itu untuk melihat kondisinya. Begitu melihatnya, ternyata kondisinya cukup baik.
Dokter kemudian keluar dan berkata, "Operasinya berhasil. Pasien harus tinggal di rumah sakit selama lima atau enam hari. Setelah obat anestesinya habis, mungkin kakinya akan terasa sakit. Kalian harus menjaga pasien dengan baik."
Zhu Haimei lalu menyerahkan sebuah amplop merah kepada Dokter tersebut. Beliau pun tersenyum dan menerimanya. "Jika ada sesuatu, kalian bisa menemuiku kapan saja." 'Gadis ini terlihat biasa saja, tetapi ia bisa membiayai biaya operasi ibu mertuanya.' Pikir Dokter tersebut.
Setelah Ayah Shen dan Wang Chunlai pulang, ibu mertua Zhu Haimei pun mulai kesakitan.
Shen Hualian pun panik. "Adik ipar, apa yang harus kita lakukan?"
Wajah wanita tua itu terlihat pucat karena kesakitan.
Zhu Haimei juga tidak bisa melakukan apa-apa. "Aku akan menanyakan apakah ada stik penghilang rasa sakit."
Dokter terkejut saat mendengar ucapan Zhu Haimei yang menanyakan tentang stik penghilang rasa sakit. "Aku belum pernah mendengar tentang stik penghilang rasa sakit sebelumnya, tetapi obat penghilang rasa sakit belum bisa diminum sekarang. Obat ini berlawanan dengan obat yang sekarang digunakan. Rasa sakit itu tidak bisa dihindari, bagaimanapun juga pasien harus menahannya selama dua atau tiga hari. "
"Dua atau tiga hari?!" Tanya Zhu Haimei dengan nada terkejut. "Bukankah itu akan membuatnya sangat kesakitan?"
Dokter lalu tertawa. "Nyeri itu memang sakit, tapi lama kelamaan akan mereda, jangan khawatir."
Ketika Zhu Haimei hendak pergi, ia dengan malu berkata, "Dokter, bisakah anda membantuku? Bisakah Dokter masuk dan memberi tahu Ibu mertuaku bahwa beliau tidak boleh menggunakan obat penghilang rasa sakit?" Zhu Haimei benar-benar takut kalau ibu mertuanya berpikir bahwa ia yang melarang Dokter untuk memberikan obat. Ia tidak mau ibu mertuanya menjadi semakin membencinya.
Dokter lalu mengambil amplop merah yang diberikan Zhu Haimei dan membantunya dengan senang. "Itu mudah. Ayo pergi."
Ketika mereka sampai di kamar pasien, ibu mertuanya terlihat jauh lebih baik. Tampaknya rasa sakitnya sudah mereda. Dokter lalu berpidato panjang lebar, dan ibu mertua Zhu Haimei hanya menganggukkan kepala dan berterima kasih pada sang Dokter.
Setelah operasi ibunya selesai, Shen Hualian merasa sangat lelah. Langit pun perlahan-lahan berubah menjadi semakin gelap, dan Zhu Haimei kemudian berkata, "Kak, istirahatlah. Aku akan keluar dan membawakan makanan ke sini."
Shen Hualian sudah begadang sejak ibunya sakit, karena itulah sekarang ia benar-benar kelelahan. Ia pun tidak menolak saran dari Zhu haimei, lalu mengeluarkan uang dua puluh yuan dari sakunya dan menyerahkannya pada Zhu Haimei. Kenapa Zhu Haimei meminta uangnya?
Begitu Zhu Haimei keluar, ibu mertuanya berkata, "Perubahannya sangat besar, setidaknya berat badannya turun lima belas sampai dua puluh kilogram."
"Benar, Bu. Sepertinya ucapan peramal yang dulu itu memang benar. Kehidupannya berubah menjadi lebih baik. Begitu ia datang, Ibu bisa langsung siuman dan operasinya juga berjalan dengan lancar." Sebelum Wang Chunlai pergi, suaminya menyuruhnya untuk memuji Zhu Haimei di depan ibunya. Shen Hualian pun tidak bodoh, ia tentu saja tahu kenapa suaminya menyuruhnya melakukan hal tersebut.
Siapa yang tidak ingin membuat kehidupannya sendiri menjadi lebih baik? Ia sekarang melihat adik iparnya berbeda dengan yang dulu. Selain itu, yang menanggung semua biaya rumah sakit ibunya adalah adik iparnya. Dulu, adik iparnya itu tidak disukai orang, tetapi dengan penampilannya yang sekarang, ia benar-benar tidak bisa membuat orang lain membencinya.
"Setelah menikah dengan adik laki-laki tertua mu, orang yang tidak punya keberuntungan menjadi beruntung lagi. Meskipun sekarang ia baik, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan?"
"Sudahlah, Bu... jangan seperti itu. Adik ipar sudah menanggung seluruh biaya rumah sakit Ibu."
Ibu mertua Zhu Haimei menjadi tersulut emosi setelah mendengar ucapan barusan. "Bagaimana bisa kamu membelanya? Bukankah uang itu adalah uang Shen Dongyuan? Memangnya berapa banyak uang yang bisa ia hasilkan?"
Begitu Shen Hualian melihat ibunya marah, ia pun menjadi terdiam. "Xijin pulang ke rumah tadi malam, mungkin hari ini sekolahnya libur jadi ia akan datang ke sini."
Saat membicarakan tentang Shen Xijin, suasana hati ibunya pun berubah. "Menurutmu, dosa apa yang aku lakukan hingga aku mengganggu waktu belajar Xijin?"
"Nilai Xijin bagus. Tidak apa meskipun waktu belajarnya sedikit terganggu."
"Pada awalnya, keluarga kita miskin, jadi ibu tidak bisa membesarkan adik laki-laki tertua mu, Shen Dongyuan, dengan baik. Kali ini, bagaimanapun caranya ibu harus membesarkan adik laki-laki keduamu, Xijin, dengan baik bahkan jika harus menjual harta terakhir Ibu sekalipun. Penyakitku ini sudah membuat adik laki-laki tertua mu menghabiskan banyak uang. Kita tidak boleh membiarkan Shen Dongyuan menanggung biaya rumah sakit ibu sendirian. Tapi di hadapan Chunlai, Ibu merasa tidak enak jika mengatakan bahwa kalian juga harus mengeluarkan sedikit uang."
"Seperti kata pepatah, 'Ketika orang tua menikahkan anak perempuannya, maka anak perempuannya itu akan menjadi keluarga orang lain.' Sebentar lagi akan segera terlihat dengan sendirinya, apakah hatimu memihak keluarga Ibu mertuamu atau ke keluarga Ibumu sendiri." Begitu Shen Hualian mendengar ibunya berkata demikian, ia langsung merasa tidak nyaman. "Bukankah Chunlai juga mengatakan bahwa ia akan mengeluarkan uang untuk membiayai biaya operasi Ibu?"
Anak perempuan yang ia besarkan sendiri bahkan masih bisa tidak mengerti. Ia lalu mengatakan, "Aku tidak menyuruh kalian untuk mengganti uangnya sekarang. Jika nanti kalian memiliki uang lebih, berapapun itu, berikan sedikit pada Dongyuan."
Shen Hualian menjawabnya dengan deheman singkat, lalu kembali berkata, "Apakah Ibu tidak lapar? Mengapa Adik ipar belum kembali?"
Sementara itu, Zhu Haimei masih mengantri untuk membeli sup tulang. Orang-orang mengatakan bahwa, orang yang menderita patah tulang harus memakan sup tulang agar segera pulih. Selain itu, Zhu Haimei juga memesan satu porsi mie pasta kecap untuk dirinya sendiri, lalu memakannya dengan perlahan. Sebelum berangkat ke sini, sarapan dan makan siangnya sangat sedikit, karena itulah sekarang ia menjadi kelaparan.