Zhu Haimei menyambut kedatangan Shen Dongyuan dengan seulas senyum. Namun di mata Shen Dongyuan, senyuman itu terlihat kaku dan tidak nyaman. Ketika Zhu Haimei tersenyum, matanya berubah menjadi segaris dan pipinya terlihat menggembang. Senyumannya tidak terlihat indah sedikitpun, malah membuat Shen Dongyuan merasa aneh.
"S.. sudah pulang ya… ." Sapa Zhu Haimei dengan terbata-bata.
Saat Shen Dongyuan memasuki ruangan, ia dapat menghirup aroma deterjen bubuk. Lalu ia merasa terkejut saat melihat ruangan ini berubah menjadi lebih bersih dan rapi. Ini adalah pertama kalinya Zhu Haimei mau bersih-bersih, bahkan ia juga mengenakan kemeja modis dan celana panjang. Akan tetapi Shen Dongyuan justru memiliki prasangka buruk dan bertanya-tanya di dalam hatinya. 'Ide jahat seperti apa lagi yang akan Zhu Haimei lakukan?'
Shen Dongyuan lalu meraih kunci kamarnya dan masuk ke dalam, kemudian menutup pintu kamarnya dengan kasar.
"Shen Dongyuan, kamu… " Ujar Zhu Haimei yang merasa terkejut.
Setelah mengambil pakaian ganti, Shen Dongyuan pun kembali keluar kamar dan menatap jijik pada ZHu Haimei.
"Apa lagi yang ingin kamu katakan?" Tanya Shen Dongyuan sembari berjalan melewati Zhu Haimei.
Shen Dongyuan tahu betul kalau Zhu Haimei sangat malas bersih-bersih. Wanita itu pasti memiliki maksud lain. Apakah ia sengaja bersih-bersih karena ingin meminta uang lagi? Namun Shen Dongyuan sudah tidak punya uang lagi untuk diberikan kepada Zhu Haimei.
Zhu Haimei hanya menundukkan kepalanya dan tidak berani menjawab.
Shen Dongyuan tampak menyeringai lalu berjalan ke kamar mandi. Sementara itu, Zhu Haimei masih berdiri dengan canggung di tengah ruang tamu. Sebenarnya ia ingin menanyakan makanan apa yang diinginkan oleh Shen Dongyuan untuk makan malam, tetapi ia tidak berani menanyakannya. Saat keberaniannya mulai terkumpul, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. "Kapten, aku akan pergi dulu ke kantin untuk makan malam. Anda bisa menyusul setelah ini."
"Baiklah." Sahut Shen Dongyuan dari dalam kamar mandi dengan suara lantang.
Zhu Haimei merasa sedih setelah mendengar percakapan barusan, tetapi sudahlah. Lagipula ia juga tidak memiliki bahan makanan yang bisa dimasak.
Zhu Haimei masih berdiri canggung di tengah ruang tamu saat Shen Dongyuan keluar dari kamar mandi. "Jangan berdiri di tengah ruangan dan menghalangi jalan. Kalau kamu masih ingin tinggal di sini, maka jangan keluar rumah dan membuat masalah yang menyulitkanku. Kalau kamu tidak mau menuruti ucapanku, lebih baik kamu pergi saja dari sini."
Zhu Haimei hanya bisa tersenyum pahit saat diperlakukan seperti itu, karena memang Shen Dongyuan tidak menyukai sang pemilik tubuh asli. Namun ia tak yakin dapat menahan diri jika diperlakukan seperti ini secara terus-menerus.
"Mengapa kamu tiba-tiba berubah seperti ini?!" Tanya Shen Dongyuan dengan sedikit membentak. Ucapan barusan nyaris saja membuatnya angkat bicara dan memulai perdebatan, namun urung saat ia melirik pantulan dirinya di cermin. Ia lalu memukul cermin tersebut dengan keras untuk melampiaskan emosinya.
Zhu Haimei kemudian menjambak rambutnya sendiri karena merasa begitu frustasi. Kejadian ini membuatnya semakin bertekad untuk melakukan diet. Ia tidak bisa berdiam diri jika terus diperlakukan seperti ini!
Zhu Haimei kemudian duduk di kursi dan menghela nafas panjang. Sekarang ia benar-benar merasa begitu frustasi. "Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan sehingga Engkau membuatku terlahir kembali di tempat seperti ini? Apakah aku bisa bertahan?" Tanya Zhu Haimei dalam hati.
Di tengah-tengah rasa frustasinya, perutnya tiba-tiba berbunyi lagi. Kalau terus-terusan begini, bagaimana mungkin ia tidak gemuk?
Hatinya merasa sedikit lega setelah Shen Dongyuan pergi meninggalkan rumah. Kalau situasinya seburuk ini, ia benar-benar tidak berani pergi keluar rumah dan bertemu banyak orang. Ia sendiri juga tak tahu apakah ia dapat bertahan dalam situasi ini?
Akan tetapi, ia tetap memberanikan diri untuk berjalan keluar setelah meyakinkan diri bahwa di luar pasti tidak banyak orang berkeliaran karena hari sudah malam. Dan benar saja, di luar sudah sangat sepi. Ia kemudian memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar setelah membuang sampah.
Di luar gedung sangat gelap karena kekurangan cahaya lampu. Ia mendengar suara serangga dari rerumputan yang ada di tepi jalan. Angin yang berhembus malam ini terasa begitu dingin, mungkin karena tadi turun hujan. Zhu Haimei lalu merentangkan lengannya dan menarik nafas dalam untuk menghirup udara yang terasa segar. Ia kemudian menengadah ke atas, menatap bintang-bintang yang menghiasi langit malam ini. Benar-benar indah, batinnya.
Dalam ingatan sang pemilik tubuh asli, tempat ini adalah tempat yang sangat sepi dan begitu sunyi. Tempat ini memiliki udara yang begitu segar dan cocok untuk dijadikan tempat berolahraga. Hal ini membuatnya tiba-tiba memikirkan rencananya untuk diet. Dulu, ia menjaga bentuk tubuhnya dengan berlatih yoga. Kalau sekarang ia benar-benar ingin menurunkan berat badan, ia harus mulai berolahraga dan membatasi asupan makanannya. Kalau ia bisa melakukan dua hal tersebut dengan baik, mungkin ia bisa kurus dengan cepat.
Zhu Haimei kemudian mengangkat lengannya ke atas, tetapi ia masih tidak bisa mencapai bagian atas kepalanya. Kalau melakukan gerakan seperti ini saja ia tidak bisa, mana mungkin ia bisa berlatih yoga?
Ia kemudian menurunkan lengannya dengan berat hati. Sudahlah, berlatih yoga adalah hal yang tidak mungkin bisa ia lakukan sekarang. Lebih baik ia terus berjalan menyusuri jalanan ini, karena itu sama saja dengan berolahraga. Ketika ia tiba di sebuah ladang sayuran, tatapan matanya berubah menjadi bersemangat. Kalau ia tidak salah ingat, keluarganya juga memiliki sebuah ladang.
Tetapi, ia tidak tahu bagian mana yang merupakan ladang milik keluarganya.
Ia lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian lahan. Ada satu bagian lahan yang sayurannya terlihat tidak segar dan tanahnya dipenuhi dengan rumput. Sepertinya itulah ladang milik keluarganya dan Kak Huang lah yang menanam sayuran di ladang tersebut. Pipi Zhu Haimei tiba-tiba memerah saat mengingat kejadian di mana ia pernah merebut biskuit anak lelaki Kak Huang yang masih berusia empat tahun.
Saat Zhu Haimei masih kecil, ia juga pernah bekerja di ladang. Ia kemudian berjongkok dan mengamati sayuran yang ada di ladang tersebut. Ladang itu ditanami beberapa sayuran seperti bok choy, terong dan paprika hijau. Setelah mengamati ladang tersebut untuk waktu yang lama, ia berencana untuk bekerja di ladang tersebut mulai besok.
Hal ini membuatnya sadar bahwa dirinya mulai beradaptasi secara perlahan. Ketika pertama kali datang ke sini, ia merasa seperti seorang pencuri karena hidup di dalam raga orang lain. Akan tetapi kini ia mulai bisa menerima hal tersebut.
Zhu Haimei kemudian memutuskan untuk kembali pulang setelah kakinya mulai terasa lelah dan nafasnya sudah terengah-engah akibat berjalan cukup lama. Di tengah-tengah perjalanannya, ia tiba-tiba menundukkan kepala dan mempercepat langkah kakinya saat melihat ada orang lain di dekatnya.
Setelah ia tiba di rumah, ternyata Shen Dongyuan belum pulang. Ia kemudian menyalakan lampu berwarna kuning yang sinarnya begitu redup. Begitu ia menyalakan lampu, ada serangga kecil yang terbang di sekitar bola lampu. Hal ini membuatnya tersadar bahwa ia tidak memiliki tirai anti nyamuk.
Zhu Haimei kemudian duduk di sebuah kursi dan merasa bosan. Di dalam kamar ini tidak ada buku yang bisa ia baca. Ia akhirnya memutuskan untuk mandi, lalu berbaring di atas tempat tidur. Ia mulai menghitung domba hingga akhirnya benar-benar tertidur lelap.
Keesokan harinya, ia terbangun karena mendengar suara yel-yel para prajurit. Ia terbangun dan merasa terkejut saat melihat lemak di perutnya, beberapa detik kemudian ia baru sadar kalau ia sedang hidup di dalam raga orang lain, dan di era yang berbeda pula.