Keesokan harinya.
Di istana kuil Shuangchen.
Yin Wushuang saat itu baru saja bangun tidur, Yin Tianji sudah datang ke istana kuil Shuangchen, ia membawa satu buket bunga mawar untuk diberikan pada A Zi. Meskipun A Zi tidak berkata apapun, tapi ia menerima bunganya.
Yin Tianji tersenyum, kemudian ia sedikit membungkukkan badannya dan diam-diam mencium wajah A Zi.
"Kenapa hari ini datangnya begitu pagi?" Yin Wushuang tersenyum dan menggodanya, "Bukannya kamu biasanya selalu bangun siang hari?"
"Adik sepupu, hari ini aku ada keperluan, aku ingin turun ke gunung sebentar." Yin Tianji memonyongkan bibirnya kemudian melanjutkan, "Karena meskipun aku sudah giat berlatih, aku tidak akan bisa menyaingi kamu yang sudah memiliki warisan keturunan sejak lahir."
Setelah bercanda dengan Yin Wushuang, Yin Tianji menutup mulutnya, ekspresi wajahnya tampak sangat suram.
"Kenapa?" Yin Wushuang bertanya sambill menaikkan alisnya.