Chereads / Permaisuri Kembali ke Sekolah / Chapter 573 - Apa Aku Berhak Berbicara?

Chapter 573 - Apa Aku Berhak Berbicara?

Chen Mu menuduh pelaku yang mengambil uang tersebut adalah Chen Lin! Tuan Muda keluarga Chen!

Setelah mendapatkan kabar buruk ini, Kakeknya yang sudah berumur 70 tahun pun datang ke sekolah sambil membawa tongkatnya!

Kakeknya datang ke sekolah karena masalah yang dihadapi Chen Lin ini menyangkut nama baik keluarganya!

Karena ada permasalahan yang mendadak seperti ini, sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah pun dihentikan.

Semua pimpinan sekolah, guru, dan para murid pun pada berkumpul di depan gedung belajar.

Ming Qianluo dan anggota OSIS lainnya juga hadir di sana.

Di depan gedung belajar Kakek Chen menggunakan tongkatnya memukuli Chen Lin dan memarahinya, "Berlututlah di depanku!"

Chen Lin sebenarnya tidak ingin mendapatkan hukuman ini dari Kakeknya, ia pun mencoba untuk menolaknya, "Aku tidak mau!"

"Berlutut lah!" Chen Lin memarahinya dengan sangat serius, "Sebagai penerus Tuan Muda Chen, kamu sangat memalukan!"

Saat itu Chen Mu sedang berdiri di sampingnya dan sangat kecewa berkata, "Tuan Muda, kamu jangan salahkan aku ya, aku sudah baik-baik menasehatimu. Demi nama baik keluarga Chen, aku harus mengangkat bicara di sini dan mengungkapkan kebenaran yang ada! Setengah bulan yang lalu saat siang hari aku melihatmu masuk ke dalam ruang OSIS dan saat itu juga pas Kakek telah menghentikan uang jajanmu, menurutku saat itu kamu juga ingin mendapatkan jalan pintas dan melakukan tindakan bodoh ini!"

"Omong kosong!" Chen Lin marah dan langsung memakinya, "Chen Mu, kalau kamu ingin mempermainkanku langsung katakan saja, tidak perlu menggunakan cara seperti ini!"

"Berlututlah!" Kakek memukulnya lagi, "Chen Lin! Apakah etika baikmu kamu sudah di makan anjing?"

Chen Mu memasang ekspresi kecewa sembari berkata, "Kakek, padahal siang tadi aku masih memintanya untuk mengembalikan uang itu, kalau tidak sanggup aku juga rela membantunya dulu, tapi ia mengatakan aku seekor anjing yang sibuk mengurusi urusan orang lain dan masih menyuruhku menyimpan uangku untuk hari tua!"

Teman-teman yang ada di belakang Chen Lin pun bersuara, "Diam kamu Chen Mu! Padahal sebenarnya kamu tadi tidak ngomong seperti itu!"

"Dihari yang kamu bilang itu, Tuan Muda sedang bersama kami bermain kartu, ia tidak pergi ke ruang OSIS!" Teman-teman Chen Lin yang lainnya membantah!

"Iya! Benar, aku bersaksi bahwa pada hari itu Tuan Muda sedang bersama kami!"

Ekspresi wajah Chen Lin masih tetap datar dan tidak berubah, "Karena kalian temannya, kalian tidak punya kewenangan untuk menjadi saksi."

Kakek Chen melihat Chen Lin dengan tatapan yang sangat tajam.

Kalau kita tidak berhak menjadi saksi, masih ada satu orang lagi, pada siang itu juga ada....

Tiba-tiba Chen Lin langsung memotong ucapan mereka.

Karena ini adalah urusannya dengan Chen Mu, jika Yin Wushuang masuk dalam urusan ini, Chen Mu tidak akan bisa membuat Yin Wushuang tenang.

Urusan laki-laki biarkan laki-laki yang menyelesaikannya!

"Chen Lin, aku harap kamu bisa menjelaskan padaku." Kakek Chen dengan serius berkata, "Kalau kamu melakukan hal yang memalukan ini, aku benar-benar sangat kecewa padamu! Kalau kamu tidak punya bukti, aku akan membawamu ke kantor polisi agar mereka yang memberimu pelajaran!"

Mendengar ucapan Kakeknya, Chen Lin pun kaget dan matanya langsung melotot lebar, sementara Chen Yirou baru ingin membuka mulutnya tapi ia kembali menutup bibirnya.

Ming Qianluo mengangkat alisnya dan berkata, "Kakek Chen, masalah ini aku harap bisa diselesaikan terlebih dahulu baru membuat keputusan."

"Tuan Muda Ming, Chen Lin telah membuatku kecewa." Kakek Chen memegang tongkatnya sembari berkata, "Beberapa tahun ini Chen Lin selalu membuat aku kecewa, jika terus seperti ini, aku akan serahkan posisinya kepada orang lain saja, aku tidak ingin keluargaku rusak dipegang oleh cucuku sendiri!"

Mendengar ucapan Kakeknya itu, ekspresi wajah Chen Mu pun langsung bersemangat.

Pada saat itu juga tiba-tiba di antara kerumunan orang-orang ada suara wanita yang berkata, "Kalau bukti... apakah aku seorang Penegak Kedisiplinan memiliki hak untuk bicara?"