Yan Ziye terlihat sangat tampan saat mengenakan kaos berwarna putih yang sedang ia kenakan itu, ia terlihat seperti tokoh yang baik dalam komik cerita cinta kampus.
Saat itu ia sedang membawa seikat bunga mawar merah di tangannya.
Bunga mawar....
Yin Wushuang langsung teringat saat Jun Shangxie memberinya bunga mawar dan sambil mengatakan "Selamat pagi, Ratuku!"
Saat itu Jun Shangxie berkata dengan suaranya yang rendah dan sangat mempesona, ia seperti anggur yang memabukkan ketika diminum.
Semakin memikirkannya Yin Wushuang semakin teringat saat Jun Shangxie mencium dirinya, saat itu Wushuang merasa sangat jengkel kepadanya.
Sialan, orang itu… Ia harus mati!!
Rasa kesal yang tidak bisa dijelaskan melonjak dari lubuk hati Yin Wushuang yang paling dalam, dengan tatapan mata yang sangat tajam ia berkata pada Yan Ziye, "Pergilah! Dan juga bawa bungamu pergi dari sini!"
Setelah mendengar penolakan dari Yin Wushuang dan dirinya diusir, Yan Ziye pun terlihat sedih, "Wushuang, saya datang kemari hanya untuk mengunjungi…"
"Pergi kunjungi Yin Xue'er, dia pasti membutuhkanmu!" Yin Wushuang menjawabnya dengan nada yang dingin.
"Xue'er kan sudah meninggal." Wajah Yan Ziye tampak malu, "Aku datang kemari untuk menjengukmu!"
[Tuan, Yan Ziye bodoh juga, dia tidak mengerti maksud perkataanmu yang menyuruhnya agar pergi ke makam dan membawa bunga untuk dipersembahkan kepada Xue'er.]
Dari dalam cincin phoenix itu, Mo Baobao yang berambut perak dan matanya berwarna ungu, ia melipat kedua tangannya di depan dada dan merasa prihatin melihat Yan Ziye yang sangat bodoh.
Sebelumnya memang sudah pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tapi tidak seperti Yan Ziye benar-benar tidak punya rasa malu sama sekali!
Padahal sudah jelas-jelas Tuan telah menyuruhnya pergi dari sini!
Monster kayu juga ikut menggerutu kesal.
Di luar cincin phoenix ungu, Yin Wushuang bersandar pada bantal dan sedikit memiringkan kepalanya, kemudian berkata pada Ziye, "Yin Xue'er adalah tunanganmu, dia baru saja meninggal dunia dan kamu datang untuk menjengukku dan mencoba untuk beralih ke sisiku, apa kamu tidak takut Yin Xue-er akan marah dan menjadi hantu mendatangimu ketika tengah malam?"
Yan Ziye diam sejenak dan berpikir, kemudian ia pun memahami sesuatu, sebenarnya saat ini Yin Wushuang sedang cemburu atau sedang marah ya?
Kemudian Yan Ziye memeluk erat bunga mawarnya sembari berkata pada Yin Wushuang, "Aku sebenarnya tidak menyukainya, semua ini karena paksaan Ayahku, setelah bersamanya aku malah merasa aku lebih..."
"Maksudmu adalah kamu telah dipaksa Ayahmu untuk bersama Xue'er?"
Yan Ziye menganggukkan kepalanya, "Iya, benar. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya."
"Kalau waktu di hutan belakang sekolah itu, kamu dipaksa juga?"
"Hubungan intim waktu itu, juga dia yang memaksa..." Yan Ziye tiba-tiba terdiam dan hatinya terasa bergetar.
Dulu karena mereka sama-sama telah berjanji dan saling percaya bahwa mereka nanti akan menjadi sepasang suami istri…
Tunggu, tunggu… bagaimana mungkin Yin Wushuang bisa tahu soal ini?
Yan Ziye merasa sangat malu!
Tatapan mata Yin Wushang yang sangat dingin seolah bisa menerawang apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, Yan Ziye benar-benar merasa sangat malu dan rasanya ingin segera melarikan diri dari sini.
Yan Ziye menggertakkan giginya sambil menundukkan kepalanya ke bawah, kemudian dengan tatapan mata yang sangat serius ia berkata pada Yin Wushuang, "Xue'er sekarang sudah mati, janji yang telah aku buat dengannya itu juga sudah tidak berlaku lagi. Yin Wushuang, aku ingat, dulu kamu pernah memberiku surat cinta kan, aku..."
Yin Wushuang kehilangan kendali, ia melemparkan gelas yang ada di atas meja ke lemari yang ada di samping tempat tidur, dan gelas itu pun pecah.
"Hati-hati, kamu terluka!" Yan Ziye berusaha mengambil kesempatan ini mendekati Yin Wushuang.
Tanpa diduga Yin Wushuang menampar meja dengan keras, dan pecahan gelas kaca itu melayang. Kemudian ia menggunakan kekuatannya menyerang Yan Ziye menggunakan serpihan gelas kaca itu.
Shett... shett….
Untungnya serpihan gelas kaca itu hanya melewati wajahnya dan mengenai tembok yang ada di belakangnya. Serpihan kaca itu menempel di tembok seperti paku yang menancap kuat.
Yan Ziye pun kaget setengah mati, seikat bunga mawar yang dipegangnya itu pun juga ikut terjatuh ke lantai tepat di depan kakinya.
Yin Wushuang menarik tangannya kemudian menatapnya dengan tajam dan memberinya peringatan keras, "Berani bicara sekali lagi, kamu akan mati!"