Dalam situasi ini, perasaan Jun Shang tiba-tiba berubah lagi.
Ia merasa tubuhnya seperti sedang berada di luar kendali.
Ketika ia melihat Yin Wushuang terluka dan melihat ia sedang berdarah, hatinya pun sangat terluka.
Mengapa ini bisa terjadi?
Waktu kejadian di hotel Tiandu itu juga seperti ada seseorang yang berteriak dan menyuruhnya untuk menolong Yin Wushuang, suara itu berasal dari mana ya?
"Kamu adalah aku, aku adalah kamu?"
Dia mendengar suara itu seperti sedang kebingungan dan itu adalah suara laki-laki yang samar-samar terdengar dalam telinganya.
Ini semua bukanlah ilusi, iya ini jelas bukanlah ilusi!
"Kamu ada di dalam tubuhku? Tapi mengapa nada suaramu begitu sedih?"
Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaannya itu.
Jun Shangxie merasa gelisah dan perasaannya tidak karuan, kemudian ia pun menyandarkan badannya pada pintu, ia mencoba menenangkan diri, beberapa saat kemudian emosinya pun kembali stabil.
Ia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya, kemudian ia melangkah mendekati Yin Wushuang dan memandangi Yin Wushuang yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.
Ia masih sangat muda. Kini gadis kecil itu punggungnya terluka parah, dan dokter pun harus segera melakukan penanganan sehingga rompi kecil seragam sekolah yang ia kenakan saat ini dipotong oleh dokter yang menanganinya.
Meskipun sudah ada plester yang menutupi lukanya itu, tetapi lukanya itu masih terlihat sangat mengerikan.
Lukanya itu telah membuat kulitnya menjadi terlihat jelek.
Kenapa gadis ini tiba-tiba berada di dalam hutan? Padahal sebelumnya telah dikalukan pengecekan di dalam hutan dan hasilnya menyatakan bahwa tidak ada seorangpun di dalam!
Atau mungkin luka-luka yang ada ditubuhnya ini disebabkan oleh sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh dirinya?
Jun Shangxie pun tahu bahwa di dunia ini ada banyak kejahatan yang tidak bisa dilihat langsung olehnya.
Gadis yang terbaring di depannya itu masih tertidur, tetapi gadis itu tiba-tiba mengerutkan alis dan keningnya, sepertinya ia masih merasa tidak tenang.
Jun Shangxie tiba-tiba teringat kejadian saat berada di Hotel Tiandu malam itu, ketika ia melihat gadis itu tidur, gadis itu juga mengerutkan keningnya seperti yang dilihatnya sekarang.
Kenapa bisa seperti ini? Sebenarnya masalah apa yang sedang ia hadapi? Sehingga membuatnya tidak tenang seperti ini.
Sore pun tiba, matahari mulai terbenam dan sinarnya masuk melalui jendela, kehangatan cahaya matahari menyelimutinya, membungkusnya seperti seorang malaikat.
Seorang perawat wanita berjalan sambil membawa perban masuk ke dalam kamar Yin Wushuang sedang dirawat, perawat itu kemudian menyapa Jun Shangxie dan, "Hei.. Tuan Muda Jun? Aku, aku di sini untuk membantu Yin membalut luka!"
Sambil berkata kepada Jun Shangxie, seketika wajah perawat itu pun langsung berubah menjadi merah.
Sangat tampan! Sangat tampan!
Jun Shangxie sedikit menaikkan alisnya, kemudian berkata, "Tinggalkan perbannya dan pergilah!"
"Ini …"
"Pergilah!"
Setelah perawat wanita itu pergi, Jun Shangxie pun mengambil perban dan membalutkannya pada luka Yin Wushuang.
Mengganti perban seperti ini sudah menjadi kebiasaan Jun Shangxie saat mengikuti militer.
Ia dengan hati-hati membalut luka Yin Wushuang, agar Yin Wushuang tidak terbangun dari tidurnya.
Ia ingat apa yang dikatakan dokter wanita tadi sebelum meninggalkan ruangan tersebut.
"Nona Yin ini sangat kuat, benar-benar kuat. Beberapa waktu yang lalu, ada seorang anak yang seumuran dengannya, dia tidak kuat kemudian menangis!"
Mengingat apa yang dikatakan dokter tadi, tiba-tiba Jun Shangxie merasa hatinya ikut sakit.
Hatinya seakan-akan hancur dan ingin menghancurkan dunia ini.
Ia mengepalkan tangannya kemudian berjalan keluar dari kamar rawatnya.
Tidak, selama Tuan Muda Jun berada di samping gadis itu, gadis itu akan terganggu.
"Jun Can, coba kamu periksa, apakah ada hal yang mencurigakan di dalam hutan itu?"
"Iya!"
-
Pada malam hari, ketika lampu masih menyala.
Mata Yin Wushuang bergerak perlahan kemudian ia pun terbangun, saat ia bergerak sedikit saja, ia sudah merasakan sakit dibagian punggungnya.
Kadang-kadang ia mendengar ada langkah kaki menghampirinya dari koridor dan tapi tiba-tiba suara itu menghilang dengan cepat.
Tapi tidak ada seorang pun di sekitar.
Ia melihat luka di punggungnya dan baru sadar bahwa lukanya itu telah dibalut.
Perlahan-lahan ia bangun dari tempat tidur, dan mengenakan seragam sekolahnya, lalu berjalan keluar dari kamarnya, kemudian pergi menjenguk Yin Wuchen.
Begitu ia keluar dari kamarnya, ia bertemu seorang pria yang sedang bersandar di dinding.
Pria itu memegang sebatang rokok yang diapitkan disela-sela jarinya, pria itu tidak menghisap rokok tersebut, ia hanya membiarkan rokok itu menyala begitu saja. Pria itu terlihat sangat keren.
Mendengar suara pintu terbuka pria itu pun menoleh ke belakang dan melihat.