Chereads / Permaisuri Kembali ke Sekolah / Chapter 124 - Lihat Permainanku Berikutnya!

Chapter 124 - Lihat Permainanku Berikutnya!

Mendengar pertanyaan kakek Mo Ying pada Yin Wushuang, Mo Lan dan Mo Jin saling menatap kaget.

Maksud kakek…. Ingin mengangkat Yin Wushuang sebagai cucunya?

Bukankah sebelumnya ia hanya ingin meminta maaf padanya? Lalu kenapa sekarang seperti ini?

Yin Wushuang mengaduk jus ada buahnya itu menggunakan sendok dengan tangan kanannya, terdengar bunyi karena gesekan sendok dengan gelasnya itu.

Yin Wushuang tertawa dan berkata, "Kek, kalau ia menolak tawaran kakek, apa yang akan kakek lakukan? Tapi, jika aku menerima tawarannya kenapa harus mengundang banyak orang di luar sana?"

Seketika wajah Kakek Mo Ying berubah.

"Prokk prokk prokk…" (suara tepuk tangan)...

Kakek Mo Ying menepukkan tangannya, tidak lama kemudian pengawal yang memakai baju warna hitam itu pun bergegas masuk ke dalam ruang makan, wajah -wajah mereka terlihat galak.

Semua ini telah diatur oleh Kakek Mo Ying, dan Yin Wushuang pun sudah mengetahuinya.

Perjamuan ini adalah perjamuan terbuka.

Semua yang dikatakan hanyalah sebagai pembuka untuk kalimat yang akan dikatakan selanjutnya.

Ketika pengawal yang mengenakan pakaian hitam itu masuk, Mo Jin pun segera berdiri, dan dengan wajah pucat dan gugup ia berkata, "Kakek, apa yang kamu lakukan?"

Sebelumnya, Mo Ying tidak memberitahu pada Mo Jin bahwa ada sekelompok pengawal di luar perjamuan!

Kakek Mo Ying menyuruh Mo Jin yang berdiri untuk duduk kembali, dan berkata, "Yin Wushuang, dari mana kamu dapatkan pedang yang digunakan membunuh Zhang Meili itu?"

Setelah hari itu, meskipun dia memberi alasan kepada pemegang saham lain untuk membodohi mereka, tapi dia sendiri bisa melihatnya dengan jelas pedang itu tiba-tiba muncul.

Yin Wushuang yang saat itu duduk di kursi, sama sekali tidak merasa takut, kemudian ia pun menyipitkan mata dan berkata, "Lanjutkan...."

"Kamu kenapa bisa meyelamatkan anakku dari ilmu sihir itu?"

"Lalu?"

"Burung-burung yang baik memilih pohon yang bagus, dan di Gangcheng, kami keluarga Mo berniat baik padamu. Kamu diusir oleh Yin Sen dan Zhang Meili telah juga melukaimu, meskipun Tuan Muda Jun baik padamu tapi mungkin kamu hanya sebuah mainan saat dia bahagia. Jika dia tidak menyukaimu, dia akan dengan mudah melupakanmu hanya dalam beberapa hari saja."

"Jadi?"

Menjadi istri Mo Jin, atau sebagai cucu perempuan saya, saya Mo Ying berjanji akan melindungimu seumur hidupmu!

"Jika aku tidak bersedia?" Yin Wushuang berdiri, dan melihat keluar jendela.

"Jika kamu tidak mau, aku akan membongkar rahasiamu!"

"Kakek!" Mi Jin juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menlindungi Yin Wushuang di belakangnya, sambil mengerutkan alisnya ia berkata, "Kamu tidak bisa memaksanya seperti ini!"

"Mo Jin! Lepaskan!" Mo Ying berbisik.

Saat itu Mo Lan sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, tapi karena keadaannya seperti itu membuatnya sulit berbicara.

 Melihat putranya yang tidak bisa diandalkan, Mo Ying pun berpegang teguh pada keputusannya.

Kini usianya sudah tua, ia juga tidak bisa banyak berharap pada putranya yang baru sembuh itu.

 Setelah dia meninggal, bisnisnya hanya bisa diserahkan kepada Mo Jin.

Dia telah berjuang keras hingga sampai dititik ini, kini ia melihat cucunya yang masih begitu kecil, dan takut jika cucunya hanya dibohongi orang dan menghancurkan hasil kerja kerasnya selama ini.

Jika ia sampai tertipu mungkin akan menjadi sebuah masalah besar.

Dia harus menemukan cara untuk menjaga ini semua, karena itu baginya Yin Wushuang adalah orang yang tepat!

Yin Wushuang adalah gadis yang hebat, orang lain tidak akan mampu melawannya!

 Yin Wushuang bukanlah orang biasa, ia hanya dengan sedikit menunjukkan kekuatan saja, ia bisa membunuh Zhang Meili!

Jaga Yin Wushuang!

Kakek Mi Ying melambaikan tangannya dan pengawal yang mengenakan pakaian hitam itu kini mengelilingi Yin Wushuang.

Yin Wushuang pun dikelilingi oleh banyak pengawal, Yin Wushuang dengan wajah cantiknya itu tersenyum dingin dan berkata, "Kek, kakek tidak tahu apa yang akan terjadi jika kakek berbuat seperti ini padaku?"