Kata-kata yang keluar dari mulut Ling Che membuat Jian Xiaoqiao marah.
"Kalau aku mengeluarkan uangku, apakah kamu akan membuka ruangan untukku?" Tanya Jian Xiaoqiao kepada Ling Che.
"Tentu saja!" Jawab Ling Che. Dia lalu menunjukkan angka dua menggunakan jarinya.
"20 ribu yuan?" Jian Xiaoqiao berusaha menebak maksud Ling Che.
"Hahaha…" Ling Che tertawa terbahak-bahak, "Menurutmu, Huangcheng adalah tempat apa? Bahkan dengan uang 20 ribu yuan, kamu tidak akan bisa membeli sebotol anggur!"
"Mulai dari 200 ribu yuan!" Lanjut Ling Che.
200 ribu yuan?
Jian Xiaoqiao terbatuk setelah mendengarnya. Uang yang begitu banyak, walaupun kakaknya memilikinya, tapi Jian Xiaoqiao juga tidak akan mau mengeluarkan uang sebanyak itu!
Jian Xiaoqiao melirik ke Lin Xi lalu mengatakan, "Lin Xi, ayo kita pergi!"
"Iya!" Jawab Lin Xi sambil menganggukkan kepalanya. Saat merek membalikkan badan hendak pergi dari tempat itu, tangan Jian Xiaoqiao tiba-tiba ditahan oleh Ling Che.
"Kenapa? Apakah 200 ribu yuan mengagetkanmu hingga membuatmu ingin lari?"
"Kamu kira aku gila? Aku tidak pergi karena uang 200 ribu yuan, aku menunggu kakakku datang!" Jian Xiaoqiao berusaha menjelaskan. Terlalu mahal, ratusan ribu yuan hanya untuk satu ruangan karaoke? Apakah dia menganggap Jian Xiaoqiao bodoh?!
Anggap saja dia sedang marah, tapi tetap tidak boleh mempermainkan masalah uang!
Selain itu, dia juga tidak punya uang sebanyak itu!
"Pak, kami masih pelajar. Kami tidak punya uang sebanyak itu. Maaf sudah mengganggu!" Kata Lin Xi kepada Ling Che.
Ling Che melepaskan tangannya lalu menatap Jian Xiaoqiao, "Tidak mengganggu, kok. Kelihatannya, kalian benar-benar ingin menyanyi? Aku dan Jian Mingrui adalah teman, bagaimana kalau kalian bernyanyi di dalam ruang santaiku?"
Jian Xiaoqiao seketika mencurigai Ling Che, "Kenapa kamu tiba-tiba baik padaku? Apa yang kau inginkan?"
"Kalian berdua hanyalah gadis pelajar, bukan orang yang memiliki kelas sosial atas atau apapun. Apakah aku masih menginginkan sesuatu dari kalian?"
"Kami memang bukan wanita yang cantik, tapi di dunia ini hanya ada satu aku, jadi betapa berharganya aku di dunia ini. Kamu tidak boleh meremehkanku!" Setelah mengatakannya, Jian Xiaoqiao kemudian bertanya, "Berapa harga ruang santaimu?"
"Gratis!" Jawab Ling Che.
Mendengar hal ini, Jian Xiaoqiao berteriak girang.
"Xiaoqiao, jangan buat masalah! Ayo kita pulang!" Ucap Lin Xi yang berusaha menghentikan Jian Xiaoqiao.
"Tidak mau!" Jian Xiaoqiao kemudian melanjutkan, "Apa yang kamu takutkan? Gu Yishen sedang asik mengobrol dengan teman sekelasnya, kenapa kamu tidak mengizinkanku untuk menyanyi!" Saat selesai mengatakannya, Jian Xiaoqiao merangkul bahu Lin Xi lalu mengatakan, "Tunjukkan jalannya!"
"Kamu terlihat anggun memakai gaun." Ling Che meraih tangan Jian Xiaoqiao sambil tersenyum.
Lin Xi menghela nafas yang panjang dan masih memaklumi Jian Xiaoqiao selama dia tidak mabuk.
Tapi apa yang harus Lin Xi lakukan?
Haruskah dia menghubungi Pak Gu?
Jika melihat suasana hati Jian Xiaoqiao sekarang, dia pasti tidak ingin pergi bersama Gu Yishen.
Ketika Lin Xi sedang bingung memikirkannya, dia tiba-tiba teringat seseorang dan langsung mengirimkan pesan melalui wechat.
Ting tong…
Yun Xi yang saat itu sedang berada di lokasi pemotretan mendengar ponselnya berdering. Dia lalu melihat ponselnya dan ternyata ada pesan dari Lin Xi. Melihat nama Lin Xi di layar ponselnya, Yun Xi merasa sedikit kecewa.
Kemudian Yun Xi pun membaca isi pesan itu…
"Kepala Pelayan, segera siapkan mobil untukku!" Kata Yun Xi kepada pria paruh baya yang ada di belakangnya. Yun Xi lalu memasukkan ponselnya ke dalam sakunya.
"Tuan Muda, tuan memberi tahu Anda untuk tidak keluar!" Jawab kepala pelayan itu sambil membungkukkan badannya.
"Segera!" Tegas Yun Xi yang membalikkan badannya lalu meletakkan pistol di nampan pelayan.
Dia seperti seorang raja yang posisinya berada di atas orang pada umumnya. Kepala pelayan pun tidak berani menolaknya dan segera meminta pelayan untuk menyiapkan mobil.