"Xiaoqiao, bagaimana kalau pakai kartuku?" Ucap Lin Xi yang merasa tidak enak saat melihat Jian Xiaoqiao yang terus menggunakan kartunya. Bagaimanapun mereka berdualah yang berbelanja, tapi kenapa menggunakan kartu milik Jian Xiaoqiao terus?
"Membantuku belajar untuk mengejar ketertinggalan sudah sangat melelahkan untukmu, mana bisa aku menggunakan kartumu? Terlebih lagi, kalau bukan aku yang menggunakan uangnya, tidak ada orang yang membantunya untuk menggunakan uangnya!"
"Tapi, tetap saja kamu tidak boleh begitu!"
Lin Xi juga mengetahuinya bahwa Jian Mingrui benar-benar memiliki banyak uang.
Sebenarnya gaji dokter di rumah sakit cukup tinggi, tapi juga tidak terlalu berlebihan.
Melihat wajah Lin Xi yang seperti sedang tidak enak hati, Jian Xiaoqiao tertawa, "Tenang saja, kakakku tidak semiskin itu. Dia masih bisa menghasilkan banyak uang."
"Kamu memang tidak salah, tapi…" Kalimat Lin Xi belum selesai, tapi Jian Xiaoqiao sudah menarik tangannya, "Ayo cari tempat untuk makan, aku lapar!"
"Ayo!"
Dua orang itu sampai di lantai atas pusat perbelanjaan dan menemukan sebuah restoran. Mereka memesan dengan asal dan duduk di meja yang dekat dengan kaca sehingga mereka bisa melihat ke bawah.
Lin Xi memandang sekeliling restoran itu. Dia melihat tidak jauh dari tempat duduk mereka ada sepasang pria dan wanita. Dan menyadari…
Lin Xi menarik lengan Jian Xiaoqiao lalu tersenyum aneh, "Xiaoqiao, ayo kita makan di tempat lain. Aku tiba-tiba ingin makan hotpot!"
Jian Xiaoqiao yang sudah dalam keadaan lapar itu menggelengkan kepalanya, "Kita kesana setelah makan di sini saja. Kenapa kamu seperti orang hamil? Keinginanmu bisa berubah dengan sangat cepat!"
"Aku benar-benar ingin makan hotpot. Ayo kita pergi!" Lin Xi melihat tangan pria itu berada di belakang wanita yang sedang bersamanya. Lin Xi terkejut dan takut kalau Jian Xiaoqiao akan melihatnya. Dia menarik tangan Jian Xiaoqiao dengan tergesa-gesa.
"Lin Xi, kamu kenapa?" Tanya Jian Xiaoqiao yang menaikkan alisnya dan bertanya heran.
Mereka tidak mungkin bertemu dengan musuh mereka, kan?
Tidak lama, pelayan sudah datang membawakan mereka makanan, "Silakan, nona-nona!"
"Terima kasih!" Jian Xiaoqiao tersenyum simpul lalu mulai memakan cake-nya.
"Lin Xi, rasanya lumayan. Cobalah!" Jian Xiaoqiao menawarkan kue itu kepada Lin Xi.
"Oke."
Paling tidak, Jian Xiaoqiao sedang membelakangi orang-orang itu. Dia tidak mungkin memperhatikannya!
Lin Xi kemudian mulai merasa tenang dan mulai bersikap seperti biasa.
Setelah makan kue, Jian Xiaoqiao masih merasa lapar. Hal ini dapat dilihat karena dia Jian Xiaoqiao melahap kuenya dengan cepat.
"Xiaoqiao, sisakan ruang di perutmu untuk makan steak!" Kata Lin Xi.
"Tenanglah. Aku tidak seperti dirimu yang memiliki perut kecil dan makan sangat sedikit." Beruntung orang tuanya tidak kekurangan uang. Kalau tidak, Jian Xiaoqiao akan membuat mereka bangkrut karena selera makannya.
"Makanku juga tidak sedikit!"
Lin Xi tidak sama dengan Jian Xiaoqiao yang tidak mungkin gemuk. Lin Xi harus menjaga makanannya dan melakukan diet bila perlu.
Tidak lama kemudian, steak mereka pun datang.
Jian Xiaoqiao mengambil pisau dan garpu bersiap untuk memotongnya besar-besar. Tiba-tiba dia mendengar orang yang sedang menangis dari tempat yang tidak jauh dari mereka.
"Lin Xi, kamu tidak mendengar orang yang sedang menangis?" Tanya Jian Xiaoqiao kepada Lin Xi.
"Apa? Tidak, kok! Kamu mungkin salah dengar!" Lin Xi sengaja berbohong.
"Tidak mungkin salah dengar. Aku benar-benar mendengar ada orang yang menangis!"
Jian Xiaoqiao berdiri dan melihat ke sekelilingnya. Saat dia menoleh dan melihat ke belakang tubuhnya, badannya tiba-tiba terdiam.