Melihat keadaan Jian Xiaoqiao, Gu Yishen berkata, "Aku bisa membawanya ke rumah sakit. Kamu dan Lin Xi pulang duluan saja, orang tua kalian nanti akan khawatir."
Yun Xi masih ingin mengatakan sesuatu tapi Lin Xi dengan cepat menarik lengannya, dia akhirnya mengangguk, "Baiklah. Jika Pak Gu membutuhkan bantuan, silahkan hubungi saya!"
"Iya. Kalian berdua pulang saja dulu!"
"Kalau begitu kami pulang duluan. Selamat siang, Pak!" Lin Xi segera mengambil tasnya lalu menarik Yun Xi untuk pergi meninggalkan kelas.
"Kenapa kamu menarik lenganku dan terburu-buru? Memangnya ada apa?" Tanya Yun Xi penasaran.
Lin Xi melepaskan lengan Yun Xi, lalu mengangkat tas di bahunya, "Yun Xi, ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Tapi kamu harus janji, jangan memberitahu orang lain!"
Yun Xi mengangguk dan menjawab, "Tenang, aku tidak akan mengatakannya pada orang lain. Bicaralah!"
"Sebenarnya…" Lin Xi mengambil nafas panjang, lalu berbisik di telinga Yun Xi, "Xiaoqiao dan Gu Yishen sudah bertunangan. Mereka dijodohkan dan sekarang tinggal bersama di satu rumah!"
"Xiaoqiao, dia…" Yun Xi belum selesai mengucapkan kalimat itu, tapi Lin Xi dengan cepat membungkam mulutnya.
"Jangan dibicarakan lagi! Aku tahu menurutmu Xiaoqiao adalah orang yang baik, jadi kau bersedia untuk berteman dengannya. Tapi masalah ini, hanya aku dan kamu yang tahu. Kamu mengerti maksudku, kan?"
"Aku mengerti."
Butuh waktu lama untuk Yun Xi bereaksi dan berkata, "Menurutku Xiaoqiao itu orangnya berbeda. Tetapi aku juga orang yang bermoral. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan memperlakukan Xiaoqiao sebagai teman baikku."
Lin Xi tertawa lega dan berkata, "Yun Xi, Xiaoqiao adalah sahabat baikku, jadi jangan terlalu dipikirkan, aku mengatakan ini juga untuk kebaikanmu."
"Tenang saja. Aku mengerti maksudmu."
"Baiklah. Ayo kita pulang!"
"Ayo!"
Mendengar suara langkah kaki yang berjalan menjauh, Gu Yishen memandang Jian Xiaoqiao dengan wajah yang sedih, dia lalu berkata, "Aku akan membawamu ke rumah sakit."
Jian Xiaoqiao menggelengkan kepalanya, kemudian menyandarkan kepalanya.
Gu Yishen yang duduk disebelah Jian Xiaqiao dan memegang dahinya dengan lembut. Seluruh dahinya dipenuhi dengan keringat.
Gu Yishen membantu Jian Xiaoqiao untuk berdiri dan berkata, "Ayo. Aku akan mengantarmu ke rumah sakit."
"Tidak perlu!" Jian Xiaoqiao menolak untuk berdiri. Ketika dia menggerakkan tubuhnya, dia merasa darah di tubuh bagian bawahnya mengalir.
Rasanya sangat mengerikan.
"Xiaoqiao, meskipun kau marah denganku, kamu juga harus memikirkan tubuhmu."
"Pak Gu, aku tidak marah padamu. Aku tidak ingin bergerak karena perutku sangat sakit!" Jian Xiaoqiao berkata pelan. Dia tidak bermaksud apa-apa, hanya saja dia tidak punya tenaga untuk berbicara lagi.
"Aku akan menggendongmu!" Gu Yishen mengatakannya tanpa berpikir panjang.
Jian Xiaoqiao menatap mata Gu Yishen dalam-dalam, lalu berkata dengan suara lemah, "Pak Gu, kau menggendongku melewati gerbang sekolah. Apa kamu berencana untuk mengumumkan pada semua orang tentang hubungan kita?"
"Kau adalah muridku, menggendongmu yang sedang sakit seperti ini juga hal yang normal."
"Gu Yishen, aku tidak ingin dekat-dekat denganmu!"
Setiap kali dekat dengannya selalu saja terjadi kejadian buruk!
"Xiaoqiao, jangan keras kepala!"
"Bukannya aku keras kepala, aku benar-benar… eee..."
Nyeri di perut Jian Xiaoqiao semakin parah. Ususnya terasa seperti diikat dan ditarik-tarik.
Wajah Jian Xiaoqiao semakin pucat dan tidak kuat untuk bertengkar lagi dengan Gu Yishen.
"Sakit sekali!!!" Teriak Jian Xiaoqiao. Air matanya mengalir bersamaan dengan teriakannya.