Lan Qianyu menoleh ke belakang dan melihat seorang gadis yang tampak anggun dan segar. Dia mengenakan gaun putih yang elegan, rambut hitamnya yang panjang dan berkilauan terjatuh lurus di bahunya. Wajahnya cantik seperti bunga lili, dengan bola mata yang jernih dan berbinar memantulkan cahaya bagaikan cermin. Dia terlihat seperti seorang putri lemah yang memerlukan perlindungan seorang pria. Kedua tangannya tidak terlalu bertenaga, namun dia menolong Lan Qianyu dengan ramah dan baik hati.
"Terima kasih!" Lan Qianyu berdiri dan berterima kasih kepadanya.
Gadis itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya, dia lalu memapah Lan Qianyu sampai ke samping wastafel. Lan Qianyu membasuh wajahnya, dan gadis itu pun mengulurkan tisu kepadanya. Dia sekali lagi berterima kasih kepadanya, "Terima kasih banyak." Gadis itu menggerakkan tangannya membentuk sebuah bahasa isyarat. Lan Qianyu terdiam kaget, ternyata dia tidak bisa bicara. Gadis yang begitu cantik itu ternyata bisu.
Lan Qianyu tidak mengerti bahasa isyarat sehingga dia pun tidak memahami apa yang dikatakannya. Gadis itu melambaikan tangannya lalu berbalik dan pergi.
Lan Qianyu melihat punggungnya saat dia berjalan pergi. Dalam hati dia merasa sedih, hidup memang tidak sempurna. Seperti gadis itu, jelas-jelas dia sangat cantik, muda dan baik hati, namun dia tidak bisa bicara. Tetapi senyumannya masih tetap tampak ceria. Mungkin gadis itu juga sama seperti Lan Qianyu yang kuat dan dapat melupakan masa lalunya serta memulai semua dari awal lagi.
"Yuyao!" Terdengar suara yang familiar dari luar. Lan Qianyu sangat terkejut. Suara ini seumur hidup tidak akan dapat dilupakannya. Namun suara yang dulunya begitu bengis itu sekarang terdengar sangat lembut. Begitu lembut sampai membuat Lan Qianyu meragukan pendengarannya. Benarkah itu dia?
…..
Di luar, Ye Yan merangkul Gong Yuyao dengan penuh perhatian dan membawanya pergi. Dia menyelipkan rambut gadis itu ke belakang telinganya, gerakannya begitu lembut bagaikan embun yang jatuh ke atas bunga.
Gong Yuyao tersenyum manis kepadanya, senyumnya itu dipenuhi kebahagiaan!
"Qianyu, apa kamu baik-baik saja?" Ye Yan tiba-tiba menghentikan langkahnya begitu mendengar suara itu dari belakangnya. Dia menoleh dan melihat seorang laki-laki muda sedang berdiri di depan kamar kecil dan berseru dengan gelisah, "Qianyu!"
Pada saat pintu kamar kecil itu terbuka, Ye Yan sudah memutar kembali kepalanya dan terus berjalan bersama Gong Yuyao.
Lan Qianyu keluar dari kamar kecil dengan wajah pucat, "Lei Lie, aku baik-baik saja…"
Dia terdiam kaget tanpa menyelesaikan perkataannya. Lan Qianyu terdiam melihat bayangan tinggi tegap seseorang yang hanya berjarak beberapa meter darinya. Meskipun dia hanya melihat punggungnya, tetapi dia yakin bahwa orang itu adalah setan yang mendorongnya hingga jatuh dari surga ke neraka… Ye Yan!!!
Lengan yang dulu menghancurkan kebahagiaannya itu saat ini sedang memeluk lembut bahu seorang gadis lainnya. Bahkan gadis itu adalah gadis bergaun putih yang tadi menolongnya di kamar kecil. Dari sisi wajahnya dapat terlihat senyuman Ye Yan yang lembut, senyuman yang tidak pernah dilihat oleh Lan Qianyu.
Sekejap Lan Qianyu mengira kalau dia telah salah mengenali orang. Mana mungkin laki-laki yang begitu lembut kepada kekasihnya ini adalah Ye Yan yang telah melukainya…?
Namun Lan Qianyu mengetahui bahwa dia tidak salah mengenalinya. Walaupun dia terbakar menjadi abu pun, Lan Qianyu tidak mungkin salah mengenalinya.
Ye Yan telah memperlakukannya dengan begitu kejam, namun sekarang dia malah memperlakukan gadis lain dengan begitu lembut. Perbedaan ini sungguh bagaikan surga dan neraka.
Lan Qianyu bahkan tidak bisa menuntutnya ke pengadilan!!
Ye Yan tidak menoleh dan terus saja berjalan dengan Gong Yuyao. Namun ketika mereka sampai ke sebuah tikungan, Ye Yan sedikit menolehkan kepalanya dan melihat Lan Qianyu sekilas. Saat itu Lan Qianyu sudah berbalik dan pergi, laki-laki muda tadi dengan hati-hati memeganginya. Kelembutan dan perhatiannya tidak kalah dari kelembutannya untuk Gong Yuyao tadi.
Wajah Ye Yan terlihat mengeluarkan senyuman tipis yang mencemooh, matanya bersinar dingin. Dalam hati dia berpikir, dia sama saja dengan ibunya, setiap saat selalu tidak lupa untuk menggoda pria…