Ye Yan membalas tatapan Lan Qianyu dengan tenang dan dengan dagu yang sedikit terangkat. Wajahnya tampak percaya diri seakan-akan dia tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk kepadanya. Ujung bibirnya sedikit terangkat membentuk senyuman tipis yang memberikan kesan nakal. Dia teringat kembali peristiwa malam itu. Tenggorokannya terasa gatal dan kering, ingin sekali menikmati kecantikan Lan Qianyu sekali lagi.
"Qianyu, apa yang sedang kamu lihat?" Qiao Qing bertanya penasaran.
Lan Qianyu tidak mengatakan apa-apa. Sejenak dia memelototi Ye Yan dengan sorot mata dingin kemudian kembali meneruskan langkahnya.
Ye Yan juga mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju ke mobil Lamborghini-nya. Mereka berdua berjalan saling memunggungi, semakin lama semakin menjauh.
Perut Lan Qianyu masih tidak enak. Dia merasa ingin muntah dan segera menutupi mulutnya dengan tangannya. Saat itu Lei Lie datang membawa mobilnya. Begitu mencium bau asap mobil, Lan Qianyu akhirnya tidak tahan lagi, dia pun muntah ke dalam tong sampah di dekat sana. Tadi dia sudah memuntahkan seluruh isi perutnya, saat ini bahkan kantong empedunya pun hampir saja dimuntahkan olehnya.
"Ya Tuhan, Qianyu, sebenarnya kamu kenapa?" Qiao Qing menepuk-nepuk pundaknya dengan panik.
Lei Lie turun dari mobil dan berjalan menghampirinya sambil membawa sebotol air mineral, "Qianyu, apa kamu baik-baik saja? Bagaimana kalau kuantar ke dokter?"
Ye Yan menoleh dan memandang Lan Qianyu sekilas. Wajahnya yang tampak menderita itu sesaat membuat Ye Yan merasa kasihan, namun dengan segera wajahnya kembali menjadi dingin. Dia pun mengenakan kacamata hitamnya dan hendak masuk ke dalam mobil.
Saat itu tiba-tiba Qiao Qing berkata, "Qianyu, apa mungkin kamu hamil?"
Seluruh tubuh Ye Yan menjadi kaku. Malam itu dia tidak memakai pengaman, masa dia benar-benar…
Ye Yan menoleh memandang wajah Lan Qianyu yang tampak sangat pucat, tubuhnya lemah dan hampir roboh. Laki-laki muda itu memeganginya dan membantunya minum air. Lan Qianyu menggeleng dan menolak untuk minum, ekspresi wajahnya terlihat sangat panik seperti ada seseorang yang baru saja menebak dengan tepat isi hatinya. Mungkin karena dia menyadari kalau Ye Yan sedang menatapnya, tiba-tiba Lan Qianyu mendongakkan kepala dan melihatnya. Tatapannya pun semakin dipenuhi dengan kebencian yang sangat kuat!!!
Ye Yan mengerutkan keningnya, ada suatu perasaan yang menekan hatinya dan tidak dapat dikatakannya. Sepertinya ada sesuatu yang menghimpit dadanya dan membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Ye Yan pun menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata Lan Qianyu.
Sebuah tangan menarik lembut lengan baju Ye Yan dan membuatnya tersadar kembali. Dia lalu menoleh dan melihat Gong Yuyao. Senyumnya begitu lembut bagaikan cahaya matahari di musim dingin yang menyinari hatinya. Semua hal yang mengganggu pikirannya pun seketika langsung lenyap. Ye Yan tersenyum kepadanya lalu masuk ke dalam mobil.
Lamborghini itu melesat bagaikan kilat. Ye Yan merangkul Gong Yuyao, namun matanya menatap Lan Qianyu yang berada di belakangnya melalui kaca spion. Laki-laki muda itu memegangi dan membantunya naik ke mobil. Punggung Lan Qianyu terlihat begitu kurus dan lemah. Ye Yan menundukkan kepalanya, dia teringat malam itu, saat Lan Qianyu gemetar kesakitan di bawahnya. Mau tidak mau hatinya pun dihinggapi rasa bersalah…
Sebenarnya Ye Yan sama sekali tidak membenci Lan Qianyu. Seandainya saja dia bukan putri dari Leng Ruobing, pasti dia tidak akan melukainya.
Leng Ruobing sudah mencelakai Yuyao sampai dia menjadi seorang yatim piatu, tidak bisa berbicara, dan juga menderita autis. Ye Yan pernah bersumpah kepada dirinya sendiri, dia tidak akan mengampuni Leng Ruobing, oleh sebab itu, Lan Qianyu… anggap saja kamu sial!!!
**
Sesampainya di rumah, Ye Yan mengantar Gong Yuyao untuk tidur, lalu dia pergi ke ruang baca. Dia memberi perintah kepada Zhao Jun, "Selidiki Lan Qianyu. Kalau dia benar-benar hamil, cepat beritahu aku."
"Baik!" Zhao Jun segera pergi.
…..
Ye Yan menggoyang ringan gelas anggurnya, wajah Lan Qianyu yang tampak menyedihkan tadi tidak juga pergi dari pikirannya. Ye Yan mengerutkan keningnya, matanya berkilat-kilat, kalau Lan Qianyu benar-benar hamil, apa dia akan membiarkannya atau tidak??
Kakek selalu menginginkan seorang penerus. Gong Yuyao tidak mungkin melahirkan anaknya, sedangkan dia juga tidak ingin menyentuh wanita lain. Mungkin saja ini adalah kehendak Tuhan!
Ye Yan pun meletakkan gelasnya lalu bangkit dan bergegas keluar…