Saat sedang menunggu hasil pemeriksaan di rumah sakit, ponsel Lan Qianyu tak hentinya berbunyi. Qiao Qing melirik sekilas ke layar ponselnya, namun nama penelepon tidak tertera di sana. Tetapi Qiao Qing mengenali nomornya, itu adalah nomor telepon Xiao Han.
Lan Qianyu mematikan suara teleponnya dan menyimpannya di dalam tas. Satu tangannya memegang dahinya, dia pun memejamkan matanya dan beristirahat sejenak.
Sebuah pesan teks masuk ke ponsel Qiao Qing. Dia melihatnya sejenak, itu adalah pesan dari Leng Ruobing yang bertanya apa Lan Qianyu sudah pulang. Qiao Qing tidak membalasnya.
Lei Lie berdiri di samping dan memandang Lan Qianyu dengan sorot mata yang kacau, dari tadi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Qiao Qing bertanya dengan cemas, "Qianyu, itu, sudah berapa lama tidak datang?"
Lan Qianyu menggigit bibir bawahnya dan berkata pelan, "Bulan ini sudah terlambat lebih dari dua puluh hari."
Qiao Qing mengerutkan keningnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
"Tidak mungkin aku benar-benar hamil, tidak mungkin…" Lan Qianyu bergumam sendiri, wajahnya terlihat sangat bingung.
"Lan Qianyu!" Seorang perawat memanggil namanya.
Lei Lie segera mengambil berkas laporan hasil pemeriksaan itu dengan gerakan yang sangat cepat.
Lan Qianyu melihatnya dengan tegang, jantungnya terus berdegup kencang.
Lei Lie terdiam setelah melihat berkas yang ada di tangannya.
Qiao Qing yang melihatnya seperti itu dalam hati sudah dapat menebak hasilnya. Dia pun berjalan menghampirinya dan mengambil berkas itu lalu melihatnya sekilas. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu menyerahkan berkasnya kepada Lan Qianyu.
Lan Qianyu memejamkan matanya dan tidak berani melihatnya. Dia bertanya dengan suara gemetar, "Benarkah aku hamil?"
"Iya." Qiao Qing mengangguk.
Lan Qianyu menundukkan kepalanya, air matanya mengalir turun. Hatinya bagaikan terbelah dan berdarah-darah, sakitnya tak tertahankan. Mengapa? Mengapa begini? Dicelakai sekali saja sudah cukup baginya, tetapi sekarang dia masih harus mengandung bayi dari jahanam itu…
Apa yang harus dia lakukan? Bagaimana ini?
"Qianyu!" Terdengar sebuah suara yang familiar memanggilnya. Mereka bertiga pun mendongak dan melihat Xiao Han yang berlari datang dari tangga. Melihat Lan Qianyu yang sedang duduk menunggu di sana, Xiao Han pun merasa sangat gembira dan melesat bagaikan anak panah, "Kamu benar-benar sudah kembali!"
"Dasar kau brengsek…" Lei Lie mengepalkan tinjunya dan mengayunkannya kepada Xiao Han. Xiao Han yang tidak siap pun terkena pukulannya. Dia mundur dengan terhuyung-huyung, terlihat lebam berwarna ungu di dahinya. Xiao Han menggertakkan giginya dan memaki, "Dasar sinting, apa yang kau lakukan?!"
"Kau sudah melukai Qianyu dan membuatnya hamil, kubunuh kau…" Lei Lie bersiap memukulnya lagi, namun para bodyguard Xiao Han bergegas datang dan menahannya. Xiao Han terkejut dan tidak bergerak, "Hamil???"
Dia menatap Lan Qianyu dengan tidak percaya, "Kamu hamil???"
Lan Qianyu memejamkan matanya dengan erat, kemudian membukanya kembali lebar-lebar, tampak air mata menggantung di sana bersama dengan pancaran sinar yang sangat dingin. Namun Lan Qianyu malah tertawa, tertawa sinis kepadanya, "Benar, aku hamil. Aku mengandung anak dari bajingan itu. Kamu senang? Puas???"
Lei Lie dan Qiao Qing sama-sama terdiam kaget, apa maksudnya? Apakah anak ini bukan anak Xiao Han??? Orang yang memperkosanya bukan Xiao Han???
Sorot mata Lan Qianyu bagaikan pedang tajam yang menusuk hati Xiao Han. Dia pun mengalihkan pandangannya tanpa berani menatap Lan Qianyu.
Lan Qianyu berdiri dan berjalan terhuyung-huyung ke hadapannya. Dia lalu mengangkat dagu Xiao Han dengan jarinya dan memelototinya dengan matanya yang memerah. Lan Qianyu berkata sepatah demi sepatah, "Kamu, kamu sendiri yang mendorongku masuk ke dalam lubang neraka. Kamu mendorongku naik ke tempat tidurnya, sekarang bukankah kamu sangat senang melihat hasil seperti ini?"
Air matanya bercucuran, suaranya pun bergetar, namun perkataannya itu membawa kebencian yang amat sangat.
"Qianyu, tidak, tidak, tidak…" Xiao Han tak hentinya menggelengkan kepalanya.
Lan Qianyu tertawa sinis sambil memejamkan matanya. Dia sama sekali tidak mempercayai perkataan Xiao Han itu. Dia pun berbalik dan melangkah pergi. Xiao Han melihatnya melangkah terhuyung-huyung, hatinya bergetar kesakitan, namun dia tidak memiliki keberanian untuk mengejarnya…