Lan Qianyu berjalan meninggalkan rumah sakit bagaikan kehilangan jiwanya, pikirannya sangat kacau…
Dalam pikirannya sesaat muncul ingatan akan peristiwa malam itu bersama Ye Yan, sesaat lagi muncul wajah Xiao Han dengan sorot matanya yang kacau, dan sesaat kemudian muncul dokumen hasil pemeriksaan tadi. Pikirannya benar-benar kalut bagaikan benang kusut yang membuatnya tidak dapat bernafas.
Saat ini hari masih siang, namun dia merasa langit sudah gelap. Sepertinya dunianya sudah tidak memiliki cahaya lagi dan hanya tersisa kegelapan tanpa batas, benar-benar gelap…
"Teett…" Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang menusuk telinganya, dua ruas cahaya datang dari sebelah kanannya. Lan Qianyu hanya dapat memejamkan matanya, dia sama sekali tidak tahu kalau dirinya sedang dalam bahaya.
Qiao Qing mengejarnya keluar dari rumah sakit dengan tergopoh-gopoh, dan saat itu dia pun melihat sebuah mobil yang sedang bergerak mengarah ke Lan Qianyu. Dia pun berteriak ketakutan, "Qianyu…"
Pada saat yang bersamaan, sebuah tangan menarik tubuh Lan Qianyu dengan kuat dan membuatnya terhindar dari terjangan mobil tadi.
"Cari mati ya!" Pengemudi mobil itu menjulurkan kepala dan berteriak memakinya.
Lan Qianyu pun tersadar, jantungnya melompat-lompat, dia pun mendongak dan melihat orang yang paling tidak ingin dilihatnya, Ye Yan!
Lan Qianyu sejenak terkejut, dia lalu mendorongnya dengan kuat dan hampir saja membuat dirinya sendiri terjatuh.
Ye Yan menangkapnya, namun Lan Qianyu menunjukkan reaksi yang sangat sengit, "Lepaskan aku, brengsek!"
Ye Yan tidak mengatakan apa-apa, dia menarik Lan Qianyu dan dengan paksa memasukkannya ke dalam mobil Lamborghini yang berhenti di sampingnya.
"Qianyu, Qianyu…" Saat Qiao Qing berlari mengejarnya, Lamborghini itu sudah pergi. Qiao Qing terkejut dan segera menghubungi Lei Lie, namun saat itu Lei Lie dan Xiao Han pun sudah ikut mengejar keluar dari rumah sakit.
"Lei Lie, Qianyu dibawa pergi orang." Qiao Qing berkata dengan tidak sabar.
"Siapa?" Kedua laki-laki itu bertanya pada saat yang bersamaan.
"Aku tidak melihat dengan jelas, tapi dia mengendarai Lamborghini." Qiao Qing berkata.
"Lamborghini?" Xiao Han terbelalak kaget, "Masa dia?"
Orang yang bisa mengendarai Lamborghini tidak banyak, pasti itu Ye Yan…
-------------------------------------------------
Lan Qianyu ingin membuka pintu mobil namun Ye Yan sudah menguncinya. Dia tidak mengerti mobil Lamborghini ini dan tidak tahu dimana letak tombol untuk membuka kuncinya. Dia hanya bisa berteriak murka, "Berhenti!"
"Jangan khawatir, kali ini aku tidak akan menyentuhmu." Ye Yan meliriknya sekilas, "Aku hanya ingin berbicara denganmu."
"Apa yang perlu dibicarakan di antara kita?" Lan Qianyu memelototinya dengan pandangan penuh kebencian yang menusuk tulang.
"Bagaimana rencanamu mengenai bayi ini?" Nada bicara Ye Yan tenang dan dingin, tidak ada sedikit pun kehangatan yang terdengar dari suaranya, seakan-akan saat ini dia sedang membicarakan bisnis saja.
Lan Qianyu terkejut, dia tidak mengira kalau Ye Yan akan secepat ini mengetahui kehamilannya. Tadi setelah Lan Qianyu memeriksakan dirinya. Ye Yan sudah terlebih dulu mendapatkan hasil pemeriksaannya, bahkan lebih cepat dari Lei Lie. Hanya saja dia tidak menampakkan dirinya di rumah sakit dan terus menunggunya di luar.
"Saat ini pasti perasaanmu sangat kacau, kan? Bagaimana kalau aku memberikan usul kepadamu?" Saat Ye Yan berbicara, ponselnya berbunyi. Terlihat nama Xiao Han di layarnya, dia pun langsung memutuskan teleponnya itu dan kemudian mematikan ponselnya. Dia lalu menoleh dan memandang Lan Qianyu, "Setelah anak ini lahir, serahkan dia kepadaku, kau tentukan sendiri berapa harganya!"
Lan Qianyu melihatnya dengan tidak percaya, "Apa kau bilang?"
"Aku membutuhkan anak ini!" Ye Yan berkata dengan wajah serius, "Kurasa melihat dari kebaikan hatimu, kau tidak mungkin tega untuk menggugurkannya. Aku akan membuatmu melalui masa kehamilan bagaikan seorang permaisuri. Setelah bayinya lahir, kau pun masih bisa mendapatkan uang!"
"Lalu?" Lan Qianyu tersenyum dingin.
"Lalu?" Ye Yan menaikkan alisnya, "Lalu kau pergi, menghilang dari hidupku dan anak itu."