"Kak Yan!" Gong Yuyao memanggilnya dengan bahasa isyarat, "Gadis yang tadi itu sangat cantik."
"Tidak secantik dirimu." Ye Yan mencium rambutnya, "Yuyao-ku adalah gadis tercantik di seluruh dunia."
Gong Yuyao tertunduk malu, wajahnya pun memerah.
Tiba-tiba ponsel Ye Yan berbunyi. Dia menoleh ke arah anak buahnya sekilas lalu berkata kepada Gong Yuyao, "Yuyao, naiklah dulu ke mobil. Aku akan menerima telepon, setelah itu aku segera ke sana."
Gong Yuyao mengangguk dengan patuh, lalu berjalan mengikuti anak buah Ye Yan keluar.
Ye Yan melihat Yu Yao berjalan pergi, setelah itu dia pun menjawab telepon, "Ningruo!"
"Yan, akhirnya kamu bisa dihubungi juga. Bagus sekali!" Shen Ningruo sangat gembira, "Sekarang kamu ada di mana? Kapan pulang? Lusa adalah hari pernikahan kita."
"Aku sudah kembali ke Hong Kong, tapi sekarang masih ada sedikit urusan yang harus kuselesaikan. Nanti malam kita bertemu di tempat biasanya." Meskipun nada bicara Ye Yan lembut, tetapi sama sekali tidak mengandung kehangatan.
"Baiklah, nanti malam aku akan menunggumu." Shen Ningruo sedikit bersemangat.
"Bye!" Ye Yan menutup telepon lalu memberi perintah kepada Zhao Jun, "Lakukan semuanya sesuai rencana."
"Tapi kali ini Tuan Besar dan yang lainnya akan datang. Kalau nanti Anda membatalkan pernikahan pada saat acara berlangsung, beliau pasti akan marah." Zhao Jun sedikit khawatir.
"Pernikahan ini bukan keinginanku sendiri, dia yang berkeras memaksakannya." Ye Yan memutar bola matanya, "Toh ini bukan pertama kalinya aku menolak rencananya, apa bedanya?"
"Tapi kalau Anda memaksa seperti ini, Tuan Besar akan mempersulit Nona Gong lagi. Dulu waktu Anda membatalkan pernikahan, Tuan Besar memaki-maki Nona Gong. Nona Gong sudah bersembunyi dari Anda selama setahun." Zhao Jun membujuknya dengan suara pelan, "Tuan, Anda memang dekat dengan Nona Gong, tetapi hubungan yang tabu ini tidak diperbolehkan…"
Zhao Jun tidak menyelesaikan perkataannya, Ye Yan telah menatapnya dengan sorot mata ingin membunuh. Dia pun tertunduk dengan ketakutan, bahkan dia tidak berani bernafas dengan keras.
"Lain kali kalau berani membicarakan hal ini lagi, kau akan mati dengan sangat mengenaskan." Ye Yan memperingatkannya dengan dingin.
"Baik, saya tidak berani lagi." Keringat membasahi dahi Zhao Jun.
Ye Yan melotot kepadanya sekilas, kemudian dia bergegas berjalan keluar.
…..
Meskipun Tuan Besar Ye usianya sudah mendekati tujuh puluh tahun, namun sorot matanya masih tetap tajam. Dia sangat berhati-hati, baik dalam dunia bisnis maupun dalam politik, dia memiliki posisi yang cukup tinggi. Hanya dengan berdehem pelan saja dia dapat membuat orang di sekitarnya menjadi gugup. Dia memiliki watak yang keras dan berkuasa, dia tidak akan membiarkan siapapun menentang keinginannya. Ye Yan adalah cucu satu-satunya, sehingga masa depan dan pernikahannya pun harus Tuan Besar Ye yang mengaturnya.
Mengenai masa depan, Ye Yan dan kakeknya memiliki pandangan yang sama. Mereka sama-sama ingin membuat Grup keluarga Ye berkembang menjadi grup bisnis terbesar di dunia. Mengenai hal ini, kakek dan Cucunya sama-sama saling pengertian.
Namun mengenai hubungan pribadi, kedua orang itu sangatlah berbeda. Tuan Besar Ye sangat berharap dapat menemukan seorang puteri dari dunia bisnis yang sepadan dengan Ye Yan, namun Ye Yan hanya mencintai adik sepupunya, Gong Yuyao!
Agar Grup Ye di masa depan dapat memiliki penerus yang sehat, Tuan Besar Ye tentu tidak akan membiarkan hubungan yang tabu di antara mereka itu terus berlanjut. Itu sebabnya dia telah mengatur pernikahan untuk Ye Yan secara paksa sebanyak tiga kali. Kedua pernikahan sebelumnya telah ditolak oleh Ye Yan, namun kali ini tidak disangka dia menyetujui pernikahan dengan Shen Ningruo, bahkan tanggal pernikahan pun telah ditentukan. Tuan Besar sangat gembira karena akhirnya dia dapat memiliki cucu menantu. Namun sebenarnya Ye Yan memiliki rencana lain.
…..
Di pintu restoran, Ye Yan sekali lagi bertemu dengan Lan Qianyu. Dia pun memperlambat langkahnya. Wajah Lan Qianyu terlihat tidak sehat, seorang gadis memeganginya dan bertanya dengan penuh perhatian, "Qianyu, tadi kamu baik-baik saja, kenapa tiba-tiba bisa muntah? Apa perutmu tidak enak? Ayo, biar kutemani kamu ke dokter."
"Tidak usah, aku hanya…" Begitu melihat Ye Yan, Lan Qianyu tidak meneruskan perkataannya. Kedua tangannya mengepal kuat, matanya menatap Ye Yan dengan pancaran sinar dingin dan penuh kebencian yang menusuk tulang.