Chereads / Tidak Terlambat Untuk Mencintaimu / Chapter 31 - Ya Tuhan, Gu Xicheng!

Chapter 31 - Ya Tuhan, Gu Xicheng!

"Terima kasih."

Chi Wan bersiap untuk mundur, tetapi tiba-tiba Wen Mo memegang pinggang Chi Wan. Wen Mo menunjukan sifatnya yang sangat romantis dan lembut. Tubuh Chi Wan tiba-tiba merasa canggung. 

Tiba-tiba terdengar suara, "Ada wartawan."

Chi Wan mencoba untuk tetap terlihat tenang dan santai, dengan lembut ia bersandar pada lengan Wen Mo. Di Wajahnya terlihat senyum bahagia. Tindakan Chi Wan pada Wen Mo saat ini, sebelumnya memang sudah mereka rencanakan, agar di depan para wartawan hubungan mereka tetap terlihat harmonis. kemudian mereka melangkah perlahan menuju pintu masuk klub mewah itu.

"Tuan muda."

Manajer klub secara pribadi menyapanya, membungkuk 90 derajat dan dengan sopan berkata, "Tuan Muda Gu sedang menunggumu."

Wen Mo tidak berkata apapun, mereka berdua berjalan melewati aula yang megah dan perlahan-lahan berjalan menuju pintu utama.

Pelayan itu segera membukakan pintunya.

Pandangan mata Chi Wan mengarah menuju ke dalam ruangan. Saat itu masih pagi hari tetapi ruang yang ada di dalam klub itu terlihat redup, cahayanya tidak terlalu terang. Dan terdengar suara tawa para pria dan wanita dari dalam yang membuat suasananya terasa hidup. 

"Hei, Tuan Muda Wen kita sudah datang! Cepat, ayolah kemari dan minum alkohol!" Ucap Gu Xicheng.

Seorang pria dengan rokok di mulutnya, ia sedikit mengangkat kepalanya, kemudian ia mengambil rokoknya itu dari mulutnya dan meletakkannya ke dalam asbak.

Wajahnya yang tampan, alisnya yang tebal menggambarkan ketegasan dalam dirinya, bibir merahnya yang tipis dan temperamen yang menyeramkan, sama seperti putra aristokrat pada zaman kuno.

"Kakak Mo, jika kamu tidak datang lagi, aku akan menusuk perut!"

Pria muda itu dengan setengah berbaring di atas sofa, wajahnya terlihat merah dan sepertinya ia sedang mabuk. 

"Sungguh tidak berguna!" Sebelum mengatakan itu tampak terlihat dari wajahnya seperti ia sudah tidak suka kepadanya.

Wen Mo mempersilahkan Chi Wan duduk..

Chi Wan pun sekilas melihat-lihat situasi yang ada di sekitarnya, kemudian ia duduk di sana dengan santai.

"Kalian berdua mencariku ada masalah apa?"

Gu Xicheng yang terlihat jahat memandangi gadis cantik yang menuangkan anggur untuknya. kemudian dia dan gadis itu berciuman dengan panas, setelah itu dia membuka mulutnya dan berkata, "Aku dengar kamu punya pacar." 

Dia berbalik dan pandangannya jatuh pada Chi Wan, "Sepertinya dia orang yang baik, tapi dadanya terlalu kecil."

Ukurannya C menurutnya terlalu kecil, saat itu ia sedang mabuk.

Chi Wna sangat terkejut melihat perlakuan Gu Xicheng yang saat itu ada di depannya. Berani-beraninya dia menilai Chi wan seperti itu, Chi Wan pun merasa emosi dalam benaknya semakin memuncak ketika melihat perlakuannya.

Wen Mo saat itu masih tetap terdiam. Orang yang ada di depannya itu adalah temannya. Chi Wan masih mencoba untuk menahan diri, meskipun dalam hati emosinya sudah memuncak, dan terlihat wajahnya pun mulai memerah karena menahan emosi.

Kesembronoan Gu Xicheng membuat Wen Mo merasa tidak senang. Wen Mo sebelumnya terlihat ramah namun kini ekspresi di wajahnya mulai muram, alisnya pun terlihat mengernyit. 

"Chi Wan adalah pacarku. Jaga ucapanmu."

Gu Xicheng mungkin minum terlalu banyak. Dia sama sekali tidak memikirkan perasaan Wen Mo saat itu. "Hei, apa yang kalian lakukan jangan pikir aku tidak tahu. Lagi pula selama beberapa bulan aku sudah lama menunggu kalian putus kamu tidak keberatan membiarkanku mengajaknya berkencan kan?"

Ucapan pria itu terlalu sudah keterlaluan. Chi Wan tiba-tiba memukulnya karena sudah tidak bisa lagi menahan diri kemudian ia berdiri lalu berbicara:

"Jika sudah tidak ada keperluan lagi, saya akan pergi dulu."

Wen Mo mencoba meraih tangan Chi Wan yang bergegas ingin pergi. Perilaku Cu Xicheng pada Chi Wan memang sudah keterlaluan, ini karena ia sudah terlalu banyak minum dan sudah mabuk berat.

Apa tujuannya seorang teman berperilaku seperti itu. Sudah sangat jelas, ini berarti, "Maksudnya dia bukan seperti itu."

Mendengar ucapannya, Chi Wan yang sebelumnya sangat marah tiba-tiba amarahnya hilang begitu saja dan rasanya ia ingin tertawa dengan keras.

Dia memaksa membuka tangan Wen Mo. Dan saat itu ada sebuah suara yang menjerit.

"Chi Wan? Chi Wan dimana?!"

Chi Wan mendengar suara itu, tetapi dalam benaknya masih ada sedikit keraguan. Pria muda yang tadinya setengah berbaring di sofa tampak mabuk dan kini ia telah melompat, matanya yang melotot terlihat sangat besar, seperti bola lampu!

Rong Xi menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di dalam ruangan itu kemudian ia melihat Chi Wan. Beberapa kali ia mencoba membuka matanya lebar-lebar tetapi apalah daya, ia sudah mabuk berat. Tidak disangka tiba-tiba ia menjatuhkan dirinya sendiri dan langsung tertidur pulas. Tidak lama kemudian ia membuka mulutnya dan mendengkur seperti seekor serigala!