Tiba-tiba terdengar sebuah suara jernih. Hal tersebut membuat langkah Shia Tang terhenti sejenak. Tetapi, ia tidak berani berbalik karena takut kalau ternyata bukan dirinya yang dipanggil. Tidak lama kemudian, terdengar bunyi langkah kaki terburu-buru dan berhenti tepat di belakangnya. Ada sesosok pria berbadan tinggi yang menghalangi sinar matahari.
Kris Tang melirik tas yang dibawa Shia Tang dan dengan lembut bertanya, "Kamu, apakah kamu ingin pulang?" kemudian, Shia Tang mengangguk, gadis itu merasa gugup dan sedikit terkejut.
"Kenapa kamu tidak menoleh? Apa kamu tidak ingin bertemu kakak keduamu ini?" pria itu seolah mempertegas bahwa yang diajak bicara adalah benar dirinya.
Kakak kedua? Apakah aku boleh memanggilnya kakak kedua? Pikir Shia Tang tak percaya.
"Apakah kamu akan menyalahkanku karena memindahkan ayahmu ke Afrika Selatan Shia?" Kris Tang kembali berusaha mengajak Shia Tang berbicara, "Kamu tahu? Karena kamu bersedia menikah dengan keluarga Li, paman bersedia melepaskan paman ketiga. Tetapi aku? Aku tidak bisa mencegah apa yang sudah terjadi, karena itu aku harus mengirim paman ketiga ke Afrika Selatan." Ia pun menjelaskan kronologinya kepada Shia Tang.
Bukannya Shia tidak mau bertemu dan berbicara dengan Kris Tang. Hanya saja, ia memang tidak pernah saling bersapa, jadi Shia tidak tahu harus bagaimana.
Di masa lalu, seluruh anggota keluarga Tang mengabaikanku. Kenapa kali ini Kris Tang menghentikan langkahku untuk pergi? Pikiran Shia Tang masih berkecamuk.
Perlahan, Shia Tang berbalik dan mengarahkan pandangan matanya yang jernih dan polos ke arah pria yang lebih tinggi itu. Kemudian, ia bertanya dengan ragu, "Apa ada yang bisa aku bantu… Kakak Kedua?" sebenarnya, terasa aneh bagi Shia Tang untuk memanggil orang itu sebagai 'Kakak Kedua.'
Kakak kedua tiba-tiba berteriak menghentikannya. Apakah ada sesuatu yang bisa Shia Tang bantu? Tetapi, ia tidak yakin apa yang bisa ia lakukan untuk membantunya. Karena, ia tidak bisa melakukan apapun selain bermain piano.
Kris Tang tertegun sampai ia menyadari bahwa selama ini ia telah salah paham dan hatinya yang dingin perlahan melunak.
Kemudian, ia menyentuh kepala Shia Tang dengan rasa bersalah. "Aku menghentikanmu bukan karena membutuhkan bantuanmu. Tetapi karena aku melihat, kamu tidak masuk ke dalam rumah." Kris Tang berbicara dengan nada rendah.
Mata Shia Tang memerah, ia tak kuasa menahan air mata.
Melihat gadis itu tersentuh, Kris Tang pun semakin merasa bersalah. "Di masa lalu, aku terlalu dingin padamu, itu adalah kesalahanku." ia pun menjelaskan kepada Shia Tang.
Shia Tang pun menggeleng. Ia tidak pernah menyalahkan siapapun.
"Sebentar lagi aku ada rapat. Apa kamu ingin pulang bersamaku terlebih dahulu? Aku akan menyuruh pelayan Wang untuk menjagamu." Kris Tang mengangkat tangannya dan melihat jam tangannya. Lalu, ia mengambil barang-barang di tangan Shia Tang yang terlihat cukup berat.
Shia Tang tertegun dan mengangguk, "Kakak Kedua... Terima kasih... Terima kasih telah mengakui keberadaanku…"
Kris Tang hanya mengusap kepala Shia Tang sambil tersenyum dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.
Disana, Shia Tang hanya meminum secangkir teh hangat lalu pergi. Ia senang karena Kris Tang mengenalinya. Akhirnya, setelah sekian lama ia mengerti seperti apa rasanya memiliki seorang saudara.
Setelah seharian berada di luar sampai petang tiba, Shia Tang baru kembali ke Star Garden yang terasa begitu dingin baginya.
Karena jalan menuju tempat itu tertutup, tidak mungkin Shia Tang kesana dengan mobil yang tidak dikenal. Jadi, ia hanya bisa turun di depan gerbang dan berjalan selangkah demi selangkah sejauh 100 meter.
Terlihat jelas bahwa Star Garden dibangun pada puncak gunung yang sunyi. Meskipun jalanan milik pribadi yang panjang ini telah dipagari oleh pohon maple, Shia Tang berpikir bahwa, ini bukan waktunya untuk menikmati pemandangan. Selain itu, ini adalah tempat pribadi dimana tidak sembarang orang diizinkan untuk berkeliling semaunya sendiri.
Tiba-tiba, Shia Tang melihat segerombolan orang di depannya, Kalau ini milik pribadi. Lalu, kalau begitu, apa yang dilakukan segerombolan orang di depan sana? Shia Tang sebenarnya penasaran, tetapi ia mengurungkan niatnya untuk mendekat dan memilih menjauh dari keramaian. Kemudian ia meremas tasnya dengan erat dan mempercepat langkah, takut mendapatkan masalah.
Ketika ia berusaha untuk diam-diam melewati mereka, seseorang yang sepertinya mengenalinya berteriak, "Lihat...! itu istri baru Billy Li! Cepat tangkap dia...!"
Tangan Shia Tang tertangkap seseorang, tubuhnya kembali gemetar dan ia sangat ketakutan. Kemudian, satu demi satu pria dengan wajah garang dan menakutkan mengelilinginya, membuat ia tidak berdaya. Shia Tang belum pernah mengalami hal seperti itu, ia hanya bisa memegang tasnya erat-erat untuk melindungi diri.
Setelah itu, ada seseorang yang tiba-tiba mendorong, memaki, dan terus-menerus memarahinya.
"Kau tahu kalau suamimu itu sudah gila? Setelah menjadi presdir keluarga Li, dia memecat dua pertiga staf dan menggantinya... Kami adalah sebagian dari orang-orang yang dipecat begitu saja olehnya. Padahal, kami telah menandatangani kontrak kerja. Dia tidak berhak memecat kami tanpa alasan!" orang itu mengeluarkan amarahnya kepada Shia Tang.
"Iya...! Dia tidak berhak...!" yang lain pun ikut menimpali dengan amarah yang sama.
"Aku mendengar bahwa siapapun yang menikahimu bisa menjadi presdir keluarga Li. Artinya, kau lah alasan kenapa kami semua dipecat!" suara-suara tersebut kini menyalahkan Shia Tang.
Shia Tang terkejut. Ternyata, semua masalah ini ada karena dirinya...