Di dalam kegelapan, terlihat dua orang yang sedang mengobrol. Salah satu dari mereka berdiri tegak dan yang lainnya duduk bersimpuh di tanah. Di belakang mereka, terdapat sekelompok perusuh yang semakin berisik mengungkapkan tuntutan-tuntutan kepada seseorang.
Tiba-tiba, Shia Tang berhenti menggambar lingkaran di tanah. Tampaknya, ia masih berpikir tentang bagaimana ia akan menjawab pria itu. Setelah beberapa saat, ia kembali menunduk dan menggambar lingkaran.
"Kamu tidak menyukaiku, itu kenyataannya. Sudah jelas kita berdua menikah, setidaknya kita harus terlihat seperti pasangan suami istri. Ini… karena pernikahan kita juga nyata kan!" Setelah selesai berbicara, Shia Tang mendengar helaan napas.
Di atas tanah, terlihat gambar asal yang di buat Shia Tang. Saat sedang berbicara tadi, ia tidak sengaja menggambar sebuah hati yang utuh. Pandangan mata Billy Li pun berubah. Billy Li mengulurkan tangan, membantu Shia Tang berdiri. Ia mengangkat wajah gadis itu, memaksa untuk menatapnya.
Ketakutan di sorot mata gadis itu tidak dapat disembunyikan. Jika Shia Tang memiliki keberanian, itu adalah satu hal yang dilihat Billy Li hari ini. Kini ia juga tahu bahwa, Shia Tang bukan hanya seorang gadis pintar dan pendiam. Tetapi juga, seorang gadis yang berani mengerutkan alis dan berani menghadapi seorang Billy Li.
Shia Tang adalah seorang gadis yang telah menunjukkan sikap keras kepalanya di dalam hati. Billy Li jelas tidak suka melihat Shia Tang yang terlalu liar. Untuk saat ini, melihat Shia Tang dalam keadaan seperti itu membuatnya tidak suka!
"Bos, waktunya pergi." Steve yang selalu berdiri tepat di belakang Billy Li mengeluarkan suara dan tidak menatap Shia Tang.
Awalnya, kupikir dia hanya seorang wanita pemalu yang tidak bisa mengatakan sepatah kata pun di depan bos, tetapi hari ini sungguh membuatku terkejut. Steve rupanya tidak menyangka, tentang sifat asli Shia Tang yang selama ini tidak terlihat sama sekali sebelumnya. Ternyata, hatinya lebih lapang daripada orang lain.
Billy Li melepaskan tangannya yang dingin, matanya terlalu malas untuk sekadar melirik. Ia lalu berjalan pergi menjauh begitu saja.
"Nyonya, cepatlah berjalan menyusul." Steve mengingatkan Shia Tang yang masih di tempat. Shia Tang mengangguk berterima kasih pada Steve dan mengikuti Billy Li dengan langkah-langkah kecil.
Nyonya... Ini pertama kalinya ada seseorang memanggilku seperti itu. Shia Tang merasa sedikit bahagia mendengar panggilan itu.
※
Para perusuh terlihat tetap tidak menyerah, mereka terus berteriak menuntut keadilan. "Billy Li... jika kau tidak menyelesaikan masalah ini hari ini, kami tidak akan berhenti...!"
"Ya...! Selesaikan...!" sambung yang lain mempertegas tuntutan tersebut.
Teriakan menjadi semakin menggila, kerumunan menjadi semakin tidak terkendali. Tetapi, Billy Li terlihat tidak pernah khawatir jika ia akan terluka. Karena, orang-orang yang menjadi pengawalnya bukanlah orang biasa.
Tetapi, kecelakaan biasanya tidak dapat diprediksi ...
Ketika Shia Tang yang ada di belakang berlari ke arahnya, Billy melihat cahaya dingin melintasi matanya. Secara naluriah, ia mengulurkan tangan dan dengan sigap menarik Shia Tang ke belakang, kemudian sebilah pisau telah menikam dadanya.
Jas berkualitas tinggi yang dikenakan Billy pun tergores, tepat di dada kiri di dekat jantung.
Krak!
Sesuatu jatuh dari saku. Itu adalah sebuah dompet. Dompet pun terbuka, memperlihatkan foto yang ada di dalamnya… Tiba-tiba, sepasang kaki melangkah, menginjak foto itu tanpa ampun. Dalam sekejap, mata Billy Li berubah merah.
"Apa yang kau lakukan?!" ia meraung marah.
Kali ini, semuanya diluar kendali. Tujuan semula untuk tidak menyakiti siapapun tiba-tiba berubah. Para pengawal dengan sigap menghajar para perusuh. Perlahan tapi pasti, para tamu tak diundang itu pun terjatuh satu demi satu ke tanah.
"Kamu... Apa kamu baik-baik saja?" Shia Tang ingin menyentuh Billy Li dengan gemetar, takut kalau pria itu akan terluka karena menyelamatkan dirinya. Lagi pula, ini pertama kali dalam hidupnya, ada seseorang yang mau melindungi meskipun ini tidak disengaja.
Tetapi, belum sempat tangannya menyentuh Billy Li. Tangan Shia Tang ditepisnya, membuatnya terhempas begitu keras sehingga ia jatuh ke tanah, menambah memar pada lengannya yang halus.
Shia Tang menatap ke atas, dia melihat Billy Li maju dengan cemas, membungkuk, kemudian mengambil dompetnya dengan hati-hati. Mengusap foto yang telah diinjak-injak dan menghela nafas. Gerakannya sangat lembut.
Entah mengapa, hati Shia Tang terasa sangat berat melihatnya, seolah-olah ada cairan pelarut didalamnya yang membuat hatinya terasa semakin perih.
"Bos, semua sudah dibereskan." Steve datang dan melaporkannya pada Billy Li.
Kemudian, Steve maju ke depan, lalu menatap dan bertanya pada seseorang yang baru saja menginjak foto dalam dompet Billy Li, "Apa yang sebaiknya aku lakukan padamu ya?" tanya Steve dengan mengancam...