"Tolong, lepaskan aku...!" Shia Tang dengan marah mencoba melepaskan tangan berbulu yang mencengkeramnya, suaranya yang lembut menjadi gemetar ketakutan.
Shawn Li melihatnya seperti kelinci yang sedang gemetaran, membuat adrenalinnya semakin meningkat. "Aku akan melepaskannya kalau mau kamu ikut denganku masuk ke ruangan itu..." ajaknya kepada Shia Tang yang ketakutan.
"Tuan-tuan, saya manajer yang bertugas. Apa ada yang bisa saya bantu?" manajer Wang bergegas menghampiri mereka, seperti pahlawan yang sedang menyelamatkan tuan putri.
"Tidak! Aku hanya ingin mengajak nona ini untuk menemaniku makan." Shawn Li tertawa jahat.
"Begini... Tuan, Nona ini hanya seorang pianis di sini. Dia masih bekerja, bagaimana jika..." belum selesai manajer Wang berbicara, tetapi pria itu langsung memotong ucapannya.
"Omong kosong! Aku tidak mau, meskipun kau mencarikan orang untuk menggantikannya... apakah kalian semua tidak bisa makan, kalau tidak ada orang yang memainkan piano, hah!?" Shawn Li menatap para pelanggan restoran lain, membuat mereka menunduk.
"Gadis cantik, ayo ikut makan bersama kami." Shawn Li pergi dengan menggenggam tangan Shia Tang.
Shia Tang dengan sia-sia berusaha untuk melepaskan diri. Ia melihat manajer Wang untuk meminta bantuan, tapi sang manajer hanya bisa diam dan tidak berani maju menghentikan Shawn Li.
Billy Li pun tidak berniat untuk menghentikannya, sama seperti orang lain yang memandangnya dengan dingin. Hanya saja, tatapan matanya sekarang tak dapat ditebak. Karena dia tidak mengatakan apa-apa, maka Steve juga tidak berani menghentikannya.
Meskipun Steve bisa membuat keputusannya sendiri, ia tidak tahu arti Nona Tang bagi Billy Li. Meskipun Nona Tang pernah dimintai tolong bertanggung jawab untuk mengantarkan dompet Billy Li ke lantai atas dalam kamarnya. Tetapi kali ini, ia tidak berani mengacaukannya lagi.
Shia Tang dengan cepat diseret ke dalam ruangan. Billy Li menyipitkan matanya, "Steve, antarkan presdir Lu pergi." perintahnya kepada Steve. Steve mengerti, lalu membungkuk untuk bergegas mengantarkan Fendi Lu.
"Pengawal Steve, sepertinya presidenmu juga tertarik kepada kepada nona pemain piano itu?" Fendi Lu menengok ke belakang, karena melihat Billy Li berjalan lurus menuju ruangan itu.
"Presiden kami hanya ingin pergi untuk membersihkan kerusuhan, Tuan..." Steve tersenyum misterius.
※
Di dalam ruangan, beberapa lelaki menggenggam seorang gadis dengan wajah putih yang terlihat ketakutan saat sedang menuangkan segelas anggur.
"Ayo, minum anggur ini dan kami akan membiarkanmu pergi!" Shawn Li bersikeras membuka mulut Shia Tang, memaksanya meneguk segelas anggur merah.
Shia Tang dipaksa untuk tetap duduk, tangannya tertekuk di belakang kursi. Ia tidak bisa melawan. Wajah para laki-laki yang didekatnya, membuatnya ingin muntah. Ia menutup bibir rapat-rapat, menoleh ke kiri dan ke kanan untuk menghindar.
"Ah, tumpah…! Tidak masalah... Aku akan membersihkannya untukmu!" Shawn Li dengan sengaja memiringkan tangannya ke bawah untuk membiarkan anggur merah menetes ke kearah rok Shia Tang yang pendek dan terbuka. Lalu, ia menunduk dengan niat yang jahat.
Kriett!!!
Pintu terdorong pelan dari luar.
"Siapa berani masuk!? Tidak tahu kita sedang...." Shawn Li menengok ke belakang dengan marah. Tetapi, begitu dia melihat siapa yang berdiri di ambang pintu itu, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat pasi.
Shia Tang mendongak dan melihat bayangan gelap yang tingginya hampir bisa menutupi seluruh pintu. Wajah itu tampak seperti cahaya hangat yang mengalir ke dalam hatinya. Terlalu hangat baginya untuk ditolak.
Apa...? Billy Li sudah kembali dari luar negeri...? Ia pasti telah melihatku bermain piano di sini untuk menghasilkan uang, apakah itu artinya ia tahu bahwa selama ini aku telah menipunya…?! Saat ini, Shia Tang lebih takut kepada Billy Li daripada orang-orang ini.
Sebaliknya, teman-teman Shawn Li tidak melihat ekspresinya Shawn Li saat ini, kemudian, satu demi satu dari mereka maju untuk mengancam sosok yang baru datang itu, "Apa kau buta atau bodoh? Kau masuk ke dalam ruangan yang salah, pergi...!" hardik salah satu pria sembari melayangkan pukulan.
Namun, belum sampai pukulan itu mengenai Billy Li, langsung dicegah oleh kedatangan Steve, lalu dengan cepat menangkis dan mendorong pria yang menyerang bosnya itu.
Tidak terima dengan kedatangan Billy Li dan Steve, para pria bajingan itu bergerak maju untuk menyerang. Tanpa rasa takut, Billy Li menatap Shawn Li dengan dingin, kemudian tatapannya jatuh pada gadis yang sedang gemetar ketakutan.
"Berhenti, semuanya berhenti sekarang...!" Shawn Li dengan cepat menghentikan teman-temannya dan bertanya dengan segan. "Kak Billy, kamu juga datang ke restoran ini untuk makan ya? Restoran ini memang enak... Aku juga akrab dengan pemilik restoran ini." Tanya Shawn Li kepada Billy Li yang dipanggilnya kakak...