Setelah itu, dengan berbagai cara, dokter Smith datang setiap hari untuk memeriksa kondisi kesehatan Shia Tang.
Setelah disuntik dengan obat penenang untuk pertama kalinya, Shia Tang belajar untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh dokter Smith secara aktif. Hari-hari saat ia harus menjawab pertanyaan dokter Smith yang berkunjung, berlangsung selama setengah bulan. Shia Tang akhirnya dinyatakan lulus tes dan telah tuntas menjalani terapinya.
Namun, setiap malam Shia Tang masih harus tetap tidur di atas ranjang yang sama dengan Billy Li, pria yang mengerikan itu. Ia sudah hafal betul kapan Billy Li akan kembali ke kamarnya di malam hari, pada pukul berapa pria itu tertidur, dan kapan pria itu pergi pada pagi hari.
Shia Tang mengingat-ingat ini bukan karena khawatir, tapi justru karena ia begitu takut sampai-sampai tidak bisa tidur nyenyak saat pria itu bersamanya. Selain takut pada Billy Li, ia juga takut pada foto gadis yang tertawa ceria di samping tempat tidurnya.
Pagi itu, Billy Li melirik ke arah Shia Tang dengan tatapan dingin seperti biasa. Shia Tang menyadari kenyataan bahwa Billy tidak akan menyukainya, bahkan sengaja membuatnya merasa tersiksa. Seolah-olah, pria itu benar-benar ingin melihatnya menderita.
Siang ini, Billy Li telah berada di Star Garden kembali. Sang dokter, Tuan Smith, mengatakan bahwa kondisi kesehatan Shia Tang normal. Atau setidaknya, tidak ada gejala penyakit jiwa yang terdeteksi hingga sekarang.
Billy Li masih menunjukkan ekspresi datar. Pria itu hanya mengangkat tangannya untuk memanggil orang untuk mengantarkan dokter itu pergi. Billy Li lalu bangkit dan mengenakan jasnya. Dengan anggun, ia mengancingkan kancing berlian pada jasnya lalu berjalan pergi.
Melihatnya akan pergi lagi, Shia Tang berlari mengejar Billy dan berkata, "Tunggu..."
Billy pun seketika berhenti dan itu membuat Shia Tang hampir menabrak punggungnya. Sepasang mata dingin dan ganas pria itu menatapnya dengan tajam. Shia Tang sedikit menciut dan tanpa sadar menggenggam roknya. Dengan rasa takut, ia memandang mata pria tersebut. Akhirnya, Shia Tang mengumpulkan keberanian dan berkata, "Aku... aku ingin pulang."
Mendengar hal tersebut Billy Li tidak mengatakan apapun. Ia hanya menatap Shia Tang dengan pandangan tajam ibarat elang yang terasa menembus jantung gadis itu. Kemudian, ia pergi dengan tetap tidak mengatakan sepatah kata pun.
Tidak tahu apakah Billy Li setuju atau tidak, tapi Shia Tang ingat dengan jelas bahwa setelah setengah bulan, Billy tidak pernah melarang apapun yang dilakukannya. Kenapa ia baru sadar hal itu sekarang? Jawabannya adalah, karena sebelumnya semua orang memandangnya sebagai 'Orang sakit'.
Jadi, seharusnya tidak masalah, kan kalau aku pulang? Pikir Shia Tang
※
Setelah meminta sopir untuk mengantarnya turun dari Star Garden yang berada di atas gunung. Shia Tang, meminta untuk diantarkan membeli barang-barang di sepanjang jalan menuju kediaman keluarga Tang. Mansion ketiga di sebelah kiri, taman musim gugur, milik keluarganya.
Namun, sesampainya di sana, pengurus rumah keluarga Tang mengatakan kepada Shia Tang bahwa pada hari kedua pernikahannya, ayahnya telah dipindahkan ke Afrika Selatan untuk mengambil alih perusahaan baru. Ibu dan saudara lelakinya pun juga ikut pindah, mungkin mereka tidak akan kembali.
Shia Tang berdiri di dalam rumah keluarganya yang sekarang kosong. Ia merasa sedih dan tersesat sesaat, perasaan gundah dan sakit di hatinya pun semakin besar. Ternyata pada akhirnya, Shia Tang tetap saja ditinggal sendirian.
Dalam ingatannya, ibunya adalah orang gila. Jadi, ia juga dianggap sebagai orang gila dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Setelah itu, ibunya meninggal. Kemudian, ayahnya datang untuk menjemputnya pulang. Meskipun mereka belum pernah bertemu, tapi dia masih merupakan anggota keluarga, atau setidaknya mereka memiliki hubungan darah.
Apakah aku dilupakan? Atau hanya lupa saja, kan?! Pasti hanya lupa, bukan benar-benar meninggalkanku untuk selamanya! Shia Tang menunduk dan menatap hadiah di tangannya.
Sebenarnya, keinginannya untuk pulang ke rumah hanyalah alasan untuk keluar dari Star Garden dan menghirup udara segar. Tetapi, tetap saja ia masih terkejut. Bagaimana mungkin ia bisa dengan khusus memilihkan begitu banyak hadiah? Padahal hubungannya dengan anggota keluarganya yang lain tidak dekat. Terutama kepada para sepupu laki-laki dan perempuan, karena Shia Tang selalu dianggap gila. Mereka akan langsung berpaling begitu melihatnya dari jauh.
Sepertinya, hadiah yang kubelikan ini sia-sia. Shia Tang menghela napas, berbalik badan dan berjalan pergi meninggalkan kediaman keluarga Tang.
Saat berjalan keluar dari gerbang kediaman keluarga Tang, ia kebetulan bertemu Kris Tang yang baru saja pulang. Ia adalah presdir keluarga Tang untuk saat ini dan pria tersebut harus dipanggil 'Kakak Kedua' oleh Shia Tang. Lamborghini yang mahal melaju dengan perlahan. Shia menunduk dan bergegas melewati mobil itu.
Tapi… Mobil itu malah berhenti di belakangnya, kemudian terdengar suara seseorang berkata, "Tunggu…!"