Saat ini di tengah pesta, Shia Tang benar-benar berusaha keras untuk berbaur dengan yang lain. Tetapi, para wanita yang berkumpul di tengah pesta hanya melihat Shia Tang dengan ekspresi jijik ketika dirinya berusaha mendekat, kemudian para wanita itu langsung berpindah ke tempat lain. Penolakan mereka terhadap Shia Tang terlihat sangat jelas.
Setelah itu, Shia Tang terus mencoba beberapa kali untuk berbaur, karena secara terus-menerus menerima penolakan, semangatnya pun menjadi sirna. Kemudian, Shia Tang berpikir, Aku tidak cocok ada di pesta ini… Lalu ia melihat ke arah Billy Li, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain yaitu ke arah kakak keduanya.
Kakak kedua terlihat sedang berbicara hangat dengan ayah dan putri keluarga Lu. Shia Tang mengangkat tangannya ke arah Kakak kedua, mengisyaratkan jika dirinya ingin pulang terlebih dahulu. Tetapi, Kakak kedua terlihat tidak mengerti dengan tindakannya, ia malah membalas lambaian tangan Shia Tang.
Shia Tang tampak ragu untuk pergi meninggalkan pesta itu, tiba-tiba seorang perempuan mengulurkan tangannya dengan ramah dan berkata, "Halo, Nyonya Li, namaku Mary. Senang bertemu denganmu!"
Di pesta ini sangat jarang ada orang yang berinisiatif menyapanya, bahkan tidak ada yang akan menyapanya. Shia Tang tersenyum dan membalas jabat tangan wanita itu. "Halo, aku Shia Tang, panggil saja Shia."
"Emm Shia, disana kami ada permainan kecil, apa kamu mau bergabung?" Mary menunjuk ke arah tepi danau buatan di balik semak-semak bunga yang tingginya setengah badan.
Shia Tang tidak tahu harus bagaimana menghabiskan waktu disini, matanya berbinar setelah mendengar ajakan Mary, "Bolehkah aku bergabung dengan kalian?"
"Tentu saja boleh! Ikuti aku!" Balas Mary mengiyakan.
Shia Tang lalu berpikir, Sepertinya ini adalah kesempatan ku untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri.
Shia Tang tidak menaruh curiga sedikitpun karena ia tidak melihat senyum jahat di bibir Mary. Namun ketika Shia Tang berbalik...
※
Di tepi danau yang berkilauan, para wanita cantik berkumpul untuk membicarakan mode. Ketika mereka melihat Shia Tang dan Mary datang, mereka langsung berhenti berbicara.
"Mary, sejak kapan kamu berteman dengan gadis kecil ini?" Wanita berbaju merah membuka obrolan dengan menampakkan punggungnya yang terbuka.
"Halo semuanya, namaku Shia Tang. Apa kalian keberatan jika aku bergabung?" Shia Tang berusaha menunjukkan niat baik dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, sebelum Mary memperkenalkan dirinya.
Tiba-tiba Shia Tang teringat, Apa yang dikatakan kakak kedua benar. Jika aku ingin berdiri di samping Billy Li, pertama-tama aku harus memantaskan diri supaya cocok dengannya. Aku tidak boleh menjadi seperti yang dulu. Waktu dulu, dalam hal apapun itu aku memang terlalu cuek.
"Wah! Kenapa terdengar familiar ya? Apa kalian ingat?" Wanita dengan rok merah berbalik dan bertanya kepada yang lainnya.
Para wanita itu menggelengkan kepala dan memandang sekilas pada Shia Tang.
"Bukankah Presiden Grup Li baru saja mengumumkan acara bahagia itu! Pantas saja aku merasa familiar."
Ternyata Mary datang untuk bermain-main dengan Shia Tang, ia berhasil menipu Shia Tang menggunakan senyum palsunya.
"Oh! Benar, benar! itu dia!" Tiba-tiba para wanita itu sadar. Namun, tatapan mereka berubah menajam seakan menembaki tubuh Shia Tang.
Karena lingkungan hidup yang berbeda sejak kecil, membuat hati Shia Tang jauh lebih sensitif daripada orang biasa. Ia tahu bahwa ada ejekan yang terus diperlihatkan di mata mereka. Kemudian, Shia Tang melihat senyum munafik menumpuk di wajah Mary dan tiba-tiba dirinya mengerti sesuatu.
Shia Tang tersenyum tipis, "Maaf, tiba-tiba aku teringat, aku masih ada urusan dan tidak bisa bermain dengan kalian."
"Ah! Jangan terburu-buru!" Melihat Shia Tang akan pergi, Mary dengan cepat meraih tangannya dan membuat Shia Tang menoleh ke gadis-gadis itu. Lalu Mary berkata lagi, "Kalian sudah sampai mana bermainnya?"
"Sampai di bagian orang gila melarikan diri, lalu tertangkap oleh dokter!" wanita bertubuh tinggi itu menjawab.
"Hahaha... orang gila harus tahu apa yang dinamakan 'menurut'! Apa orang-orang masih bisa menyebutnya orang gila?" Wanita kedua tertawa.
"Nyonya Li, karena kamu sudah ada di sini, kelihatannya kamu juga ingin bergabung dengan kami. Bagaimana jika yang berakting menjadi orang gila ini, kamu saja yang memerankannya?" Wanita rok merah itu tertawa menggoda Shia Tang.
Wajah Shia Tang semakin lama semakin pucat dengan tangan mengepal. Ia tahu, semua kalimat yang keluar dari mulut mereka ditujukan kepadanya. Termasuk dari awal, sejak Mary mengajaknya untuk bergabung, sudah bisa dipastikan jika tuan rumah pesta malam inilah yang menyuruh mereka, kan?
Tumit Shia Tang terangkat ingin beranjak pergi, ia menganggap bahwa dirinya tidak pernah berniat untuk mengobrol dengan mereka. Lalu, Shia Tang akan meninggalkan mereka dan berusaha mengabaikan kata-kata mereka. Tetapi, sifat keras kepalanya yang tersembunyi itu, seperti telah mendarah daging di tubuhnya. Sehingga, seolah melarangnya untuk pergi...