Monica kemudian menjawabnya.
"Tentu saja ini mengenai jadwal-jadwal tambahan yang seharusnya tidak terdata dan tergabung dalam jadwalku yang sudah ketat. Apa kau tidak salah dengan menggabungkan rutinitas yang tidak perlu ke dalamnya?" jawab Monica.
Martha kemudian bertanya dengan polosnya kembali.
"Rutinitas dan jadwal tambahan mana yang kau maksudkan? Jadwal kencanmu yang aku selipkan masing-masing dalam dua hari sekali itu?" tanya Martha yang langsung mendapatkan keyakinan.
Monica sudah menatapnya dengan pandangan menyala.
"Ya! Memangnya ada hal yang lain?" ucap Monica bersikap menantang.
Namun Martha yang sudah biasa dengan sikapnya itu tidak terlalu bersikap terkejut dengan serangkaian tatapan tajam yang hanya ditujukan Monica padanya.
Sehingga berkelit adalah solusi yang paling bisa dipikirkan oleh Martha.