Hans sendiri tidak mengerti kenapa dia berada di tempat ini, bersama orang asing itu, tanpa sungkan Hans pun bertanya kepadanya.
"Oi Paman.. Di mana sebenarnya aku?
"Apakah kau tahu tempat apa ini?"
"Bagaimana cara aku keluar dari tempat ini?"
Hans yang tidak terintimidasi oleh kengerian mukanya dan badanya yang besar, melainkan merasa lega bertemu seseorang di tempat asing seperti ini.
"Hua hua hua"
"Bocah, kau tersesat terlalu jauh!"
"Ketika kau sudah melihatku, itu tandanya, tidak ada jalan keluar untukmu"
"WOI, CEPAT LEPASKAN RANTAIKU!!"
Orang itu berteriak ke atas langit-langit.
Rantai pun terlepas dari kedua tangannya, dengan sendirinya.
"Baiklah.."
Kemudian orang itu melakukan peregangan, menggerakan lehernya ke kiri dan ke kanan, mengepalkan tinjunya.
Hans : "Aku tidak mengerti apa yang terjadi"
"Bisakah kau menjelaskan kepadaku Paman"
Kemudian orang itu, dengan sombongnya menjawab..
"Hua hua hua"
"Aku akan menjelaskan kepadamu secara singkat bocah"
"Jalan keluar dari sini hanya bisa di selesaikan dengan pertarungan hidup dan mati kita"
"Jadi singkatnya bocah, kau tidak ada harapan untuk keluar dari sini"
Hans : "Hah, maksudmu kau terjebak di sini sama sepertiku?
"Aku sudah sepuluh tahun mendekap di tempat neraka ini!!"
Kemudian orang itu melanjutkan berbicara dalam hatinya
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini"
"Kulihat dia bukan lawan yang susah"
"Dia hanya bocah yang terperangkap di tempat ini"
Lalu tiba-tiba jembatan muncul di kedua tempat mereka berdiri menuju arena pertarungan.
Tony : "Yosh, kebebasanku akan mulai"
Lalu dia berjalan ke depan, menuju arena.
Hans : "Paman kenapa aku harus bertarung denganmu?"
"Apakah tidak ada jalan lain? Selain melawanmu?"
"Ayo kita cari jalan keluar sama-sama"
Saat Hans ingin bekerja sama untuk mencari jalan keluar, orang itu malah menertawakannya.
"Hua hua hua"
"Kau pikir ini taman bermain?
"Kau tidak tahu kau berada di mana?
"Mungkin sebelum kau mati, tidak ada salahnya jika kau ingin tahu kau akan mati di tempat seperti apa"
"Siapa namamu bocah?"
"Biar aku kenang kematianmu dalam hidupku"
Hans : "Aku Hans.."
"Siapa namamu Paman?"
"Aku Tony"
"Ini adalah tempat sebuah kerajaan yang berada di bawah laut bernama Pantai Selatan"
"Dan aku sudah membunuh banyak orang, dengan tanganku sendiri"
"Jadi aku tidak akan segan membunuhmu nak"
Hans : "Baikalah Paman jika itu maumu, aku akan bertarungan sepenuh hati"
Hans pun berjalan ke arena pertarungan dengan wajah yang tenang.
Orang mengerikan itu, berbicara lagi kepada Hans saat meraka berdua sudah saling berhadapan.
"Apakah kau tahu, kenapa mereka menahanku?"
Hans pun hanya terdiam di tempatnya dengan wajah polosnya.
"Aku akan memberi tahumu bocah, lihatlah kekuatan ini!
Suasana pun menjadi tegang.
Semua aura berubah menjadi kacau di arena pentandingan, sampai obor api pun bertiup angin karena Tony mengeluarkan segenap kekuatannya.
"YAAAAAAH"
"Aku akan datang bocah"
"Bersiaplah"
Kemudian Tony meloncat dari tempatnya dengan cepat ke arah Hans berada, lalu Tony menyerang Hans dengan tinjunya.
Hans yang sedang di posisinya pun hanya terdiam, dia tidak melakukan apapun.
"BOOM"
Tinju pun di layangkan oleh Tony dengan kekuatan yang besar.
Namun setelah Tony meninjunya, tidak ada yang terjadi apapun, Hans hanya diam berdiri di tempatnya menahan tinjunya dengan hanya menggunakan satu tangan saja.
"APAAAA?"
Tony pun terkejut di buatnya.. Tony pun bertanya-tanya dalam hatinya.
"Siapa anak ini?"
"Dia bisa menahan tinjuku hanya dengan hanya satu tangan?"
Kemudian Tony pun merasakan sakit yang luar biasa di tangannya.
Hans yang menahan tinjunya kini, menggenggamnya dengan sangat erat seolah-olah sedang meremukan tangannya.
"Arrrrgh"
Tony yang berteriak kesakitan sampai-sampai, tubuhnya jatuh setengah badan.
"Paman sebenarnya aku tidak mau membunuhmu, tapi jika ini kebenaran jalan untuk keluar dari tempat ini, maka aku tidak punya pilihan selain membunuhmu"
"Keparat kau bocah!!"
Tony pun melayangkan tinjunya lagi dengan tangan satunya, namun Hans dengan mudah menghindarinya, menjauh dari jarak Tony berada.
"Sekarang aku tidak akan segan membunuhmu"
"Aku akan mulai serius bocah"
Kemudian Tony mengambil senjata tombak tajam di kedua sisinya dari kantong dimensinya.
"Meraunglah"
Suasana pun berubah percikan tanah-tanah bertebangan ke udara, lalu tubuh Tony mengeluarkan aura yang menyelimuti tubuhnya dari kaki sampai kepalanya.
Hans pun berusaha menyeimbangkan kekuatannya, namun itu terlalu berlebihan sehingga Hans harus menutupi bagian kepalanya untuk bisa melihat target musuhnya berada.
Tony pun dengan cepat bergerak ke arah Hans menusukkan tombaknya, berputar-putar seperti tornado.
Hans dengan kecepatannya tentu saja mampu menyaingi kecepatan, namun tombok itu berubah menjadi seribu tusukan.
"Rasakan ini bocah!!"
"Hurricane dance"
Hans hanya bisa bertahan menggunakan daya kontrol untuk melindungi tubuhnya, namun daya kontrol Tony begitu besar dia memusatkan seluruh kekuatannya ke bagian tusukannya.
Tusukan demi tusukan dari kedua ujung tombak pun melukai tubuh Hans, mereka berdua meloncat-loncat dari tempat ke tempat lain dengan sangat cepat.
Hans yang sadar bahwa dia tidak bisa terus bertahan akhirnya, mengeluarkan kemampuannya yang baru saja dia dapat.
Dari bawah Tony tidak sadar ada air yang menyerangnya sehingga dia terpental jauh dari jarah Hans berada.
Kadita yang sedang duduk pun langsung berdiri ketika melihat Hans menggunakan kemampuannya, bukan hanya Kadita semua orang yang melihat di ruangan tersebut.
Badar : "APA!!"
Jack : "Apakah aku tidak salah lihat?"
Badar : "Aku juga melihatnya!"
Jack : "Dia telah berhasil bukan?"
Tony yang terbaring akibat serangan kejutan dari Hans, perlahan bangkit..
"Ouch, aku tidak menduga, kau mempunyai kekuatan seperti itu.."
"Ini akan menjadi semakin menarik, bukan"
Hans : "Paman sebenarnya aku tidak tahu cara menggunakan kekuatanku ini"
"Tapi aku beruntung, gara-gara pertarungan kita, aku jadi sedikit mengeti tentang kekuatanku"
"Jangan besar kepala kau!!"
"Kau pikir, kau bisa mengalahkanku dengan hanya kemampuan seperti itu"
Aku akan menunjukkan bagaimana kekuatan sejati.
Tony pun berdiri mengambil tombaknya. Area sekitar pun berubah tidak karuan, angin yang berhembus kencang datang dari tubuhnya.
Dengan muka gelapnya, Tony bersiap melakukan serangan selanjutnya, tubuhnya melakukan kuda-kuda seperti atlet tombak.
Kemudian dia berteriak dengan keras.
"Rasakanlah kekuatanku bocah!!!"
"Matilah!!"
Tombak pun melesat dengan cepat, namun yang mengejutkan adalah tombak itu mengeluarkan unsur-unsur air yang mengelilinginya seperti tornado dengan kecepatan yang hampir tidak terlihat.
Hans dengan refleksnya, meludahkan air liurnya ke tanah, untuk menggunakannya menjadi sumber air satu-satunya di arena tersebut, kemudian setelah ludahnya menetes ke tanah, perlahan Hans merubahnya menjadi perisai air yang sangat besar.
Dengan efek slomo, hampir saja perisai airnya tidak bisa mengimbangi kecepatan tombak yang sedang melesat dengan kecepatan yang sangat dasyat.
Tapi, perisai yang di gunakan Hans tidak bisa membendung lagi kekuatan dari tombak yang lemparkannya, kini tombaknya telah menembus menghancurkan perisai air yang baut Hans.
Kali ini Hans yang beruntung mampu menghindar dengan refleksnya karena Hans tahu, perisainya tidak mampu membendung kekuatan sebesar itu, Hans hanya mampu membuat tombak itu sedikit melambat menggunakan perisainya.
Tombak Tony yang lemparkan pun melesat mengarah dinding, menghancurkan sebagian besar dinding batu-batu.
Setelah Hans melihat tombak itu, Hans merasa bersyukur telah menghindarinya.
"Sialan Paman kau sangat kuat"
"Refleks yang bagus bocah"
Tapi kali ini aku tidak menjamin"
"Hua hua hua"
Kemudian di atas langit Tony muncul beberapa tombak air.
"Kita lihat seberuntung apa dirimu"
Kemudian badan tubuhnya melengkok ke belakang sedangkan kedua tangannya yang mencekal berbareng bersama irama tubuhnya bersiap meluncurkan tombak-tombak air yang berada di atas udara.
"MATILAH!!"
Hans yang masih berdiri tetap tenang, tidak terintimidasi oleh kekuatannya, hanya tersenyum melihatnya.
Badar : "Apa kau lihat dia tadi tersenyum?"
"Itu adalah senyuman keputusasaan!"
Kemudian di pertarungan, tombak-tombak air dengan cepat, melesat secara bersamaan, tanpa melewatkan celah sedikit pun untuk menyerang Hans tidak bisa lagi menghindar.
Tombak-tombak pun mendarat menyerang Hans secara acak sampai menghancurkan dasar tanah, sehingga menimbulkan asap yang begitu besar sampai menutupi seluruh arena pertarungan.
Badar : "Ini sudah berakhir!"
"Dia tidak mungkin selamat"
Jack : "Aku rasa tidak".
"Aku yakin dia mempunyai sesuatu".
Badar : "Asap bodoh, cepat hilanglah!!"
Di arena pertarungan asap pun perlahan semakin memudar, semua yang melihatnya tertuju fokus dengan penasaran apa yang terjadi.
Badar : "APA-APAAN INI!!"
Jack : "Kemana mereka berdua perginya!"
Di arena pertarungan setelah asap menghilang, di sana tidak terlihat seorang pun, hanya ada sisa-sisa tanah yang hancur.
Arena pertarungan pun menjadi tempat yang hening.
Di ruangan tempat orang-orang sedang menonton Hans, tiba-tiba Kadita berbicara.
"Mereka tidak menghilang!"
"Mereka berdua ada di bawah arena itu!"
Semua orang disana yang mendengarnya, hanya terbingung, mereka tidak mengerti apa yang dikatakannya,.
"Apa yang dimaksud Ratu?"
"Aku tidak melihatnya?"
Di arena pertarungan tiba-tiba, muncul sebuah air yang meluncur ke atas udara bersamaan dengan tubuh Tony yang terangkat.
BUAAAAR..
Jack, Badar dan yang lainnya pun melihat dengan terkejut, kecuali Kadita yang bisa melihatnya.
"Tidak mungkin!"
"Bagaimana dia melakukannya?"
Hans pun muncul dari bawah tanah dengan nafas yang terengah-engah, sedangkan Tony terbaring di tanah dengan luka yang serius
Kadita pun menjelaskan kepada mereka apa yang baru saja terjadi di pertarungan tadi.
Kadita : "Hans memanfaatkan lantai tanah untuk memanipulasinya menjadi air"
"Ketika Tony menyerangnya dengan tombak-tombaknya, Hans masuk ke dalam tanah yang sudah dimanipulasinya menjadi air".
"Lalu dia menarik Tony ke dalam lautnya, dan menyerangnya terus menerus membabi buta"
"Hans tidak hanya bisa menggunakan air, tapi juga bisa memanipulasi objek menjadi kemampuannya"
Badar : "Woaw itu kemampuan yang luar biasa"
"Tapi aku penasaran seberapa jauh dia bisa memanipulasinya"
Kemudian di arena pertarungan, Hans berjalan mendekati Tony yang sedang terbaring penuh luka,
"Paman beritahu aku jalan keluar tanpa harus membunuhmu"
Tony yang terbatuk-batuk karena air yang masuk ke dalam tubuhnya dan luka dalam yang di alaminya, begitu parah, sehingga ia tidak mampu lagi berdiri.
"Hua hua hua.. Bunuhlah aku"
"Kenapa?.. kau tidak bisa? Karena kau hanya seorang bocah!"
Dengan keadaannya yang sekarat Tony pun masih berusaha mengintimidasi Hans.
"Paman, kau berbicara terlalu banyak".
Hans pun mengeluarkan belati dari sakunya, kemudian berjalan lebih dekat ke arahnya.
"Woah lihatlah dirimu.."
"Cepat selesaikan, pengecut!"
Tanpa keraguan Hans pun menancapkan belatinya ke arah tepat di jantungnya, kemudian mengoyak-ngoyaknya sampai jantungnya berhenti berdetak.
Darah-darah pun berhamburan, tubuh Hans di penuhi darahnya, terutama yang mengenai bagian mukanya, itu menjadi mengerikan ketika melihatnya.
Hans pun mencabut dan membersihkan noda darah pada belatinya pada Tony yang sudah menjadi mayat, lalu jembatan pun terbuka dengan sendirinya.
Hans lalu pergi begitu saja meninggalkan arena pertarungan.
***
Badar yang menelan ludah saat melihatnya, dalam hatinya mengatakan..
"Kenapa bocah itu mengerikan sekali"
Jack : "Apakah kau sudah merasa puas?"
Bertanya kepada Kadita..
Lalu Kadita pun menyuruh anak buahnya lewak alat komunikasi.
Kadita : "Uji dia.."
Jack : "Apa?"
"Apaku sadah gila?!"
"Kenapa kau belum merasa puas?"
Kadita : "Dia yang akan menyelamatkan kerajaanku nanti, aku hanya ingin melatihnya dengan cepat!"
Jack : "Bukankah kau tidak berlebihan?"
"Kau akan hanya membuatnya menjadi mesin pembunuh"
"Ayo kita sudahi hari ini Kadita!"
Kadita : "Sudah, serahkan saja padaku"
"Percayalah"
***
Lima panglima perang berbaris ke samping, memakai pakaian zirah lengkap ciri khas sudah menunggunya di ruangan selanjutnya.
Namun mereka merasa ada yang aneh, karena Hans belum juga membuka pintu tersebut yang seharusnya dia sudah sampai ke ruangan itu.
Lalu orang berada di tengah, mengatakan sesuatu.
"Ada yang aneh, kita harus memeriksanya.."
Lalu orang di sebelahnya mengajukan diri, untuk memeriksanya
"Biar aku saja.."
Lalu orang yang dari samping kiri ujung itu, berinisiatif.
"Aku akan ikut denganmu untuk memeriksanya"
"Baiklah"
Dua orang petarung itu lalu pergi untuk mencari Hans.
Setelah lama menunggu, mereka mendapat laporan dari dua orang yang memeriksa Hans.
"Sepertinya dia tidak ada di sini.."
"Tidak ada tanda-tanda"
"Baiklah, kalian kembalilah"
"Aku akan melaporkan situasinya dulu kepada Ratu"
"Baiklah"
Kemudian orang itu berbicara dalam hatinya.
"Kemana orang itu perginya.."
"Ratu.."
"Ada yang terjadi?"
"Hans menghilang begitu saja"
"Kita sudah mencarinya, namun tidak ada jejaknya sama sekali"
"Baiklah, kembalilah dia tidak akan kesana"
"Baik Ratu"
Komunikasi pun tertutup..
Kadita pun membuat kesimpulannya sendiri.
"Aku belum tahu betul bagaimana kemampuannya"
"Tapi aku tahu anak itu berada di mana"
"Bagaimana kau tahu?"
"Dia bersembunyi, di bawah tanah, yang sudah di manipulasinya"
"Dia tidak bisa bersembunyi selamanya di bawah sana"
"Aku akan ke sana sendiri mencarinya"
Ratu, tidak usah repot biar kami saja yang turun untuk mencarinya
"Tidak, biar aku sendiri yang mencarinya".
"Kalian tetap awasi saja"
Kadita pun pergi meninggalkan ruangan itu..
Setelah Kadita baru saja mau pergi, tiba-tiba Hans muncul yang entah dari mana.
Bukan hanya itu, Hans terkejut ketika melihat ada Paman Jack di sana
Hans : "Paman Jack?"
"Kenapa kau ada di sini?"
Tiba-tiba saja Hans muncul entah dari mana, yang terkejut melihat Jack berada di ruangan tersebut, bersama orang-orang yang tak di kenalnya.