Chereads / Legendary the Devil Knight (Indonesia) / Chapter 20 - Chapter 20 - Pesan Untuk Jack

Chapter 20 - Chapter 20 - Pesan Untuk Jack

Tiba di gerbang, para penjaga gerbang melihat tiga orang sedang berlari ke arah mereka, kemudian di susul oleh teriakan Badar.

Badar : "Buka gerbangnya!"

Berteriak keras.

"Tuan Badar?!"

Penjaga gerbang itu terlihat gugup ketika melihatnya, mereka lalu pergi ke arah orang yang sedang bersantai tidur dengan memegang botol minuman sakenya.

"Cepat bangunkan Tuan Bisquat!!"

Bisquat adalah orang yang di percaya Kadita untuk menjaga gerbang keluar masuknya seseorang, dia hanya patuh kepada Kadita, izin masuk maupun keluar itu di tentukan olehnya sendiri.

Para penjaga itu dengan hati-hati membangunkannya.

"Tuan, Tuan..."

"Aiiish sialan!"

"Siapa yang berani-berani membangunkanku!"

Sembari mabuk yang masih melandanya.

Badar pun dengan kesal berteriak di depan mukanya

Badar : "Aku brengsek!! Mau apa kau?!"

"Bukan bertugas malah mabuk-mabukan si berandal ini!"

Bisquat : "Badar?!.. Bajingan?!"

Kemudian mereka berdua bersitegang, saling menatap dengan jarak yang sangat dekat. Para pengawal yang melihatnya pun tiba-tiba menjaga jarak karena ketakutan.

Badar : "Aku akan melaporkanmu kepada Ratu!"

Bisquat : "Silahkan!, aku akan membunuhmu sebelum itu terjadi"

Jack : "YAAAA hentikan!"

"Bisakah kalian menunda perkelahiannya nanti!!"

Kemudian Bisquat menatap dua orang yang tak di kenalnya.

Bisquat : "Siapa kalian, hah?"

Badar : "Apa kau bodoh?"

"Mereka adalah tamu kehormatan, dan aku bertugas untuk menjaga anak ini!"

Setelah di ingat-ingat kembali, Bisquat mengingat momen saat mereka berdua saat memasuki gerbang yang di jaganya.

Tanpa banyak berpikir lagi Bisquat berteriak kepada anak buahnya.

Bisquat : "Cepat buka gerbangnya!!"

Mereka para penjaga dengan cepat menuruti perkataannya

Pintu gerbang kerajaan itu bukan sembarang pintu gerbang biasa yang pada umumnya ada di kerajaan, pintu gerbang itu terlihat seperti bulatan yang ingin menyerap apapun seperti pusaran air yang di segel oleh sihir kuat.

Ketika mereka saat ingin membuka gerbangnya, mereka membuat lingkaran di tengah pintu gerbang tersebut, dan masing-masing dari mereka membuka gulungan kertas yang berisi mantra sihir.

Kemudian lingkaran pintu gerbang pun perlahan terbuka. Badar langsung mengajak Hans dan Jack.

"Ayo!!"

Hans dan Jack mengikutinya dari belakang.

Setelah mereka meloncat ke lingkaran gerbang itu, sensasi yang mereka rasakan adalah seperti tergelincir ke dalam jurang, penuh dengan ardenalin.

Mereka bertiga pun keluar dari lingkaran lingkaran gerbang tersebut, yang di sambut oleh air, karena mereka berada di dasar laut yang dalam.

Hans dan Jack pun menggunakan dayanya, sedangkan Badar yang memang pribumi laut yang tidak perlu menggunakan hal tersebut.

"Woi kalian tidak akan menyelam sampai ke daratan kan?"

Mereka berdua memasang tampang bingung setelah apa yang di katakan Badar, seolah bertanya-tanya, memangnya ada jalan lagi selain itu.

Badar pun bersiul.

Pwwweiit...

Dengan cepat seekor ikan besar menghampirinya yang tidak asing lagi bagi Hans, ya benar itu adalah Mojun yang melahapnya saat keracunan.

Mojun pun membuka rahang mulutnya lebar-lebar, memberi tanda agar masuk ke dalam mulutnya yang besar.

Hans : "Ikan itu!!"

Jack yang tidak mengetahui apa-apa, mengeluarkan senjata dari dimensinya, bersiap menyerang ikan yang besar tersebut, yang di sangkanya ikan tersebut akan menyerangnya.

Jack : "Biar aku yang menghabisinya"

Badar : "Apa kau sudah gila!"

"Mojun yang akan mengantar kita ke atas bodoh!"

Jack : "Heh?"

Jack bingung dengan apa yang terjadi

"Kau yang memanggilnya tadi?"

"Ngomong dong dari tadi"

Badar yang mendengar perkataan Jack pun tidak tahu lagi harus membalas perkataannya, yang bisa ia lakukan hanyalah menghela nafas yang dalam.

"Huffft..."

Badar pun yang pertama masuk ke dalam mulut Mojun.

Badar : "Cepatlah!"

Kemudian Hans dan Jack pun mengikutinya tanpa ragu.

Mojun pun bergerak pergi.

Hans : "Wah aku baru tahu seekor ikan dapat menjadi kendaraan"

Jack : "Bisakah kau menyuruhnya mempercepatnya lagi Badar?"

Jack yang sedang khawatir.

Badar : "Baiklah"

"Mojun kecepatan maksimal!!"

OOOUUU..

Mojun pun mendengarnya, kini kecepatannya bertambah.

Namun perkataan Jack barusan membuat Badar kesal setelah menyadarinya, sampai darahnya naik hingga ke seluruh otaknya.

Badar : "Bentar, biar kuluruskan sesuatu Jack"

"Aku di sini hanya untuk menjaga anak ini!!"

"Jadi jangan berani sesekali memerintahku!!"

Jack : "Kenapa?.. kau tidak terima?"

Badar : "Aiish.. ini membuatku gila"

Hans : "Kenapa kalian malah bertengkar?"

Jack & Badar : "Diam kau!!"

Tubuh Hans menjadi seperti semut setelah mendengar mereka berteriak.

Perseteruan mereka berdua kembali memanas, mereka saling bertatap tajam dengan jarak yang begitu dekat.

***

Di ruangan, di mana Hana sedang di kurung, di sana terlihat Hana yang murung, terkapar di lantai, bahkan badannya pun penuh dengan memar biru, penyiksaan yang terus berlanjut, Kemudian datang Semanta membawakan sebuah makanan dan minuman.

"Yaaah, sampai kapan kau akan bersikap seperti itu"

Semanta melihat makanan dan minuman yang sebelumnya ternyata masih utuh, bahkan tidak tersentuh sedikitpun.

Hana yang sedang terbaring pun menyempatkan untuk tertawa kecil, namun tertawanya seperti keputusasaan yang sedikit lebih ke gila.

Hana : "Aku tidak akan makan apapun sebelum rantaiku terlepas, dan lalu aku akan memakan kedua bola matamu, dan semua usus di semua perutmu"

Semanta "Aiiish.. kau memang wanita yang mengerikan, masih saja berbicara omong kosong"

Lalu kaki Semanta pun menginjak wajah Hana, dengan tekanan yang kuat.

Semanta : "Aku tidak peduli jika kau mati, tapi setidaknya bertahanlah sedikit lagi sampai aku membunuh Ayahmu"

Hana : "Bunuh aku!"

"Bunuh aku, pengecut"

BUUAG..

Tendangan keras pun di layangkan Semanta tepat di wajahnya, sampai darahnya bermuncratan kemana-mana.

Lalu Semanta menarik nafas yang dalam sambil merapihkan pakaiannya.

"Hiduplah sedikit lagi"

Semanta pun pergi meninggalkan ruangan.

Hana yang sedang terluka mengatakan sesuatu dengan nada pelan yang terbata-bata.

Hana : "Aku tidak akan membiarkan kau memanfaatkanku, untuk kepentingan busukmu"

Semanta : "Maaf, aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas, sampai jumpa Hana hehe"

Pintu pun tertutup rapat dengan suara mengunci pintu tersebut.

Setelah Semanta pergi dia melihat Bima yang berjalan ke arahnya yang sebentar lagi akan berpapasan denganya. Ketika mereka semakin mendekat Semanta pu berbicara kepadanya.

Semanta : "Bisakah kau memberi makan kepadanya?

"Kau boleh melakukan dengan cara apapun"

Bima "Siap Bos!!"

Kemudian Semanta memberikan sebuah kunci kepadanya.

Lalu Bima dengan ekspresi dengan sedikit takut bertanya kepadanya.

"Hei bos apakah aku boleh bermain-main dengannya?"

Tatapannya penuh dengan kebusukan.

Semanta yang mendengarnya pun geram, mendatanginya perlahan.

Semanta : "Jangan perlakukan gadis itu seperti kau memperlakukan kepada pelacur-pelacur lainnya".

"Aku peringatkan kau!!"

"Jangan sampai terbunuh!!"

Bima : "Yaaa, Bos kau memang yang terbaik!"

Semanta : "Aku akan ke pusat kota untuk melapor"

"Kau sudah memisahkan barang-barang yang akan di kirim kan?"

Bima : "Semua sudah di lakukan sesuai perintahmu Bos"

Semanta : "Bagus.."

"Bersenang-senanglah"

Sambil menepuk pundaknya lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.

***

Pemandangan di permukaan laut yang tenang, kini berubah begitu saja ketika seekor ikan yang sangat besar meloncat yang menyebabkan ricuh, dan membuat ombak besar, ya itu adalah Mojun yang yang bergerak dengan kecepatan penuhnya.

Lalu beberapa menit kemudian air pun menjadi tenang kembali dan, Mojun membuka mulutnya yang menyampaikan kepada mereka tempat yang di tuju sudah sampai pada tempat tujuan.

Mereka pun keluar dari rahang mulut Mojun yang sangat besar.

Namun setelah keluar Badar mengusap kulit luarnya dengan halus sambil berkata.

Badar : "Terima kasih Mojun, kau sudah boleh pergi"

Kemudian Mojun mengeluarkan bunyi suara yang mendengung, sambil berputar-putar seperti sedang menari seolah-olah dia minta di puji.

Badar : "Iya-iya kerja bagus Mojun".

Hans : "Ikan yang lucu"

"Terima kasih Mojun, karena telah menyelamatkanku waktu itu"

Mojun pun kembali mengeluarkan bunyi suara aneh lagi, seolah dia menjawab terima kasihnya.

Jack : "Hmm, bukankah itu adalah hal yang aneh"

"Ayo cepat, kita harus bergegas"

"Aku khawatir terjadi sesuatu kepada Hana!!"

"Baiklah"

Mereka pun pergi menuruti Jack.

***

Terdengar suara pintu terbuka, Hana melihat Bima yang masuk ke dalam ruangan.

Bima : "Hai, apa kabarmu?"

"Sepertinya kau cukup menderita"

"Setelah kedatangan Semanta tadi"

"Tenang saja aku akan menyelamatkanmu"

Bima pun berjalan perlahan mendekatinya, dengan tatapan mesumnya.

Hana yang masih terbaring dengan keadaan berlumuran darah, memilih untuk diam tanpa berkata satu kata pun.

Tidak ada jawaban Bima pun langsung mengangkat kepalanya sehingga Hana terpaksa menatapnya.

Bima : "Kenapa kau tidak menjawabku hah?"

"Kau menjadi bisu?"

"Hana apa yang harus aku lakukan denganmu?"

"Aku sebenarnya kasian kepadamu"

"Biar aku bersihkan seluruh tubuhmu yang indah ini"

Dengan tatapan senyum yang membuat semua wanita di dunia ini akan menamparnya ketika melihatnya.

Perlahan tangan Bima pun mulai meraba-raba wajahnya.

Hana tidak tinggal diam, dian memberontak dengan keadaannya yang sekarang, namun Bima dengan kekuatannya menekan wajahnya yang membuat Hana terpaksa untuk menatapnya lagi.

"Jangan bertindak bodoh"

"Itu akan sia-sia"

"Cuiiih.."

Hana meludahi langsung tepat di depan wajahnya.

"Pergi saja ke neraka"

Bima dengan tenang membersihkan ludah di wajahnya, kemudian menghela nafas dalam-dalam.

"Aku akan menikmati tubuhmu tanpa segan".

Bima lalu membuka pakaian yang Hana kenakan dengan secara paksa, sehingga Bima sampai merobek bagian atas pakaian Hana.

Hana yang memberontak pun percuma dia tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya. Namun ketika Bima mencoba membuka kaki Hana lebar-lebar, yang tidak di sangka-sangka olehnya kini Hana mendapatkan sebuah belati yang di ambil secara diam-diam ketika Bima sedang lengah, dengan menodongkan ke arahnya secara tiba-tiba.

Hana pun berteriak dengan lantang.

"MENJAUUH DARIKU!!"

Bima yang terkejut pun dengan refleksnya mundur ke belakang dengan berdiri menghindari belati yang di gunakan Hana, namun itu tidak membuat mengubah niatannya, Bima merasa semakin tertantang.

"Aww aku sangat takut"

"Hahaha, apa yang akan kau lakukan dengan itu?"

"Membunuhku?"

Kemudian wajah Hana tersenyum dengan wajah gelapnya.

Hana : "Aku memang tidak bisa membunuhmu?"

"Tapi aku bisa membunuh diriku sendiri"

Kemudian Hana membalikkan belati itu menjadi mengarah ke arahnya.

Bima : "Apa kau sudah gila?"

Hana : "Memang aku sudah gila bajingan"

Bima : "Oke baiklah, silahkan coba"

Hana : "Kau pikir aku tidak cukup berani?!"

Ketika Hana ingin benar-benar ingin melakukannya, Bima lalu berteriak dengan keras.

"BAIKLAH, BAIKLAH!"

"Kau menang!"

Kemudian dalam hatinya berkata.

"Sialan jika dia tadi benar-benar melakukannya, maka aku akan habis oleh Semanta"

Hana : "Berikan kuncinya!!"

Semanta : "Kunci apa?"

Hana : "Baiklah jika kau ingin bersikap seperti itu"

Hana pun mencoba menusukkan belatinya ke dirinya sendiri lagi.

Bima : "Baiklah, baiklah, tenang, aku akan mengambilnya"

"Lihat!.. kunci itu tidak ada padaku"

"Ayo jatuhkan dulu belatinya"

Hana : "Jika kau berani bertindak bodoh, lihat saja"

"Cepat pergi ambil kuncinya"

Bima : "Aissssh"

Bima pun tidak punya pilihan selain memberikan kunci itu padanya.

Bima : "Mati sudah hidupku"

Dalam hatinya berkata

Lalu Hana melepaskan gembok yang ada pada tangan dan kakinya.

Kemudian Hana memberi kunci itu kepada Bima.

Hana : "Cepat pasang gembok itu!!"

Bima : "Aeeerrgh apa kau becanda"

Hana kemudian melakukan percobaannya untuk ketiga kalinya, Bima yang melihatnya pun langsung menghentikannya.

Bima : "Baiklah-baiklah, aku akan melakukannya"

Kemudian Bima menuruti Hana dengan mengunci gembok ke dirinya sendiri.

Bima : "Puas?"

"Kau akan menyesal, untuk ini"

"Aku pastikan kau akan membayarnya seribu kali lipat dari ini"

Hana yang memegang belati pun tanpa banyak basa-basi lagi menusukan belatinya ke arah jantung Bima.

*Tnnnggggg...

Namun setelah Belati itu mengarah ke jantungnya, yang terjadi adalah belati itu seperti menusuk besi yang kuat.

Hana pun mencobanya lagi dengan menyerangnya secara membabi buta.

Bima : "Hahahaha"

"Percuma saja"

Bima dengan tatapan kesalnya.

Hana : "Aissssh".

Hana pun pergi bergegas dari ruangan itu dengan terseok-seok.

***

Tiba di dekat area rumah, Jack berlari karena tidak sabar ingin melihat keadaan rumahnya.

Jack : "Aku akan memastikannya!!"

Badar : "Woi Jack tunggu!!"

"Apa yang sebenarnya terjadi kepada Hana?"

"Aku tidak pernah melihat wajah Paman sekhawatir itu"

Dalam hati Hans berkata.

Hans dan Badar yang juga ikut berlari menyusul Jack, melihatnya yang sedang berdiri.

Hans : "Kenapa Paman?"

Dengan wajah terkejut, dan tatapan kosong, Jack melihat rumahnya yang habis terbakar menjadi arang.

Jack : "Tidak, tidak, tidak, ini tidak mungkin"

Badar : "Ya ampun, Apa-apaan semua ini!"

Hans yang melihat rumahnya terbakar pun hanya bisa mengepalkan tangannya, sambil menggigit bibirnya, karena berusaha menahan semua kemarahannya.

Lalu Jack dan Hans pun berlari mendekat memastikan keadaannya, namun ini percuma, tidak ada yang tersisa apapun dari rumahnya.

Jack : "Hana, Hana, di mana dia?!.. pasti dia sedang bersembunyi di dekat sini".

"Hanaaaaa?"

"Hanaaaaa?"

Berteriak keras, memanggil namanya beberapa kali.

Keadaan membuat keputusasaan tidak dapat di hindari lagi, seorang Ayah yang sedang kehilangan anaknya. Lalu Jack pun terduduk lemas, dan air matanya mulai keluar tanpa di sadarinya.

Hans : "Apa yang kau sedang lakukan Paman?"

"Bukankah kita seharusnya mencari Hana?"

Jack : "Apa kau tidak lihat situasi ini?

Hans : "Jangan-jangan kau sudah menganggap Hana ma.."

Jack : "Apa?! Kau ingin aku melakukan apa?

Hans : "Aku tidak akan percaya, sebelum melihat mayatnya Paman!!"

"Aku akan mencarinya!"

Namun ketika Hans hendak pergi mencari, tiba-tiba seseorang datang memakai seragam ksatria gagak hitam.

"Hallo"

"Saya telah di utus oleh Tuan Semanta untuk memberi pesan kepada yang bernama Jack".

Hans : "Semanta?!"

Setelah mendengarnya, tingkat kemarahannya semakin tak terbendung lagi.

Kemudian orang itu menyodorkan sebuah gulungan kertas yang masih tersegel, dengan sikap sopannya.

Tiba-tiba Jack menghampiri orang tersebut dengan mencekiknya sampai ke udara.

"Katakan di mana anakku hah?"

"#^^^%&^&"

Semua perkataannya tidak jelas karena sesak di tenggorokannya.

Jack pun melemparnya ke tanah dengan emosi.

Orang itu sambil terkapar ketakutan berbicara dengan gagap.

"Tu-tuan maafkan saya, saya bersumpah tidak tahu apa-apa, selain hanya di beri tugas memberikan pesan untuk anda".

Jack mengeluarkan sebuah aura besar yang membuat seluruh di sekitarnya menjadi riuh.

Sambil berjalan pelan ke arahnya, Jack mengambil sebuah senjata belati di dimensi yang di buatnya.

Ekspresinya kosong, dia tidak memperdulikan apapun selain membunuhnya.

Jack yang berniat membunuhnya pun tiba-tiba Badar menghalanginya.

Badar : "Jack sadarkan dirimu!"

"Dia sudah mengatakan yang sebenarnya"

"Mari kita tenang dulu"

Auranya menghilang begitu saja. Jack pun kemudian membuka surat yang di kirim oleh Semnata.

Sebelum Jack membukanya, Badar berbicara kepada orang yang di utus oleh Semnata.

Badar : "Hey kau!!"

"Kau boleh pergi"

"Sebaiknya, aku tidak melihatmu lagi"

"Te-terima kasih Tuan"

Menjawab dengan nada ketakutan, Orang itu lalu pergi lari ketakutan meninggalkan tempat.

Jack pun membuka surat tersebut, di sana tertulis.

"Untuk Jack"

"Jika kau ingin anakmu selamat"

"Datanglah ke tempat ini dengan tenang".

"Kab. Bandung Desa 21-B/155-B"

"Tidak usah bertindak bodoh yang membuat kau akan menyesal".

"Aku menunggumu"

"Semanta".

"BAJINGAN.. aku akan membunuhnya!!"

Jack dengan mata yang tertutup tidak memperdulikan apapun yang terjadi. Dia langsung pergi ke tempat yang Semanta sebutkan.

Badar : "Hey Jack sebaiknya kau tenang dulu"

Hans : "Paman kau mau ke mana?"

Badar : "YAAA"

"Dia sudah kehilangan akalnya"

Hans kemudian membaca surat yang di berikan Semanta.

"YAAAAAAAAAA"

Berteriak kesal dengan melampiaskannya.

Hans pun megepalkan tinjunya.

"Aku akan membunuhnya sendiri"

Hans pun pergi dengan kesal.

"Woi bocah tunggu, kau mempunyai rencana kan?

"Apa aku saja yang waras"

"Aissssh sialan"