Sambil ngos-ngosan akupun sampai di depan ruangan nya,
aku langsung memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
tok... tok... tok
"permisi pak, saya Lisa yang Bapak panggil ke ruangan tadi"
kataku sambil menunduk.
"aahh... iyaaa kamu datang juga, tidak sia-sia saya suruh kamu datang kesini" ujarnya tersenyum sinis padaku.
"ada perlu apa sehingga Bapak menyuruh saya kesini pak" tanyaku heran.
Kulihat dia sedang mengeluarkan berkas-berkasnya ke atas meja.
"mulai hari ini dan seterusnya kamu akan mengikuti pelajaran tambahan dengan saya setiap jam 16.00 sore" ujarnya yang membuatku kebingungan.
"kenapa aku harus mengikuti pelajaran tambahan setiap hari" tanya batinku bingung.
"kamu dengarin saya ngomong gak sih, dari tadi sepertinya saya bicara sendiri, kamu dengar kan atau jangan-jangan kamu masih belum paham dengan yang saya katakan tadi" tanya nya marah sambil menatapku seram.
"eehh iyaa pak saya belum paham yang Bapak katakan tadi saya belum memahaminya pak" ujarku
"nilai mata kuliah kamu paling rendah dan jelek, semasa sekolah kamu ngapain aja kok bisa-bisanya nilai kamu paling jelek di antara teman-temanmu" tanya heran padaku.
"maaf Pak tapi apa tidak sebaiknya saya belajar sendiri saja ya pak, saya tidak bisa ikut kelas tambahan pak" ujarku kepadanya.
"tidak bisa, pokoknya kamu harus mengikuti kelas tambahan saya, kepala prodi sendiri yang menyuruh saya memberikan kelas tambahan padamu, kalau kamu menolak maka kamu tau akibatnya apa" jawabnya tersenyum jahil padaku.
"nilai kamu yang sudah bagus, tapi saya tidak menyangka kalau kamu lemah dalam B. Inggris, apa mungkin kamu sengaja biar kamu bisa dekat-dekat saya terus yaa" tanya nya yang langsung membuatku naik darah seketika.
"maaf Pak, kalau Bapak niat memberikan saya kelas tambahan dengan tujuan mengejek saya, mungkin saya tidak akan sudi menerima nya, Terima kasih Bapak sudah pehatian sama saya, tapi maaf saya gak bisa pak, permisi"
jawabku kesal padanya.
"enak aja emang dia kira dia itu siapa, bisa seenaknya ngatain orang segitunya uuhh buatku kesal saja" omelku dalam hati, sambil berjalan keluar dari ruangan nya.
"kamu mau kemana saya belum selesai Lisa, jangan lupa kamu masih berutang maaf sama saya"
Aku pun langsung menghentikan langkah ku, "maksud Bapak apa bicara seperti kepada saya" tanyaku bingung.
"kurasa kamu belum melupakan Lisa, setelah menabrak saya kamu membuat saya dan pacar saya putus gara-gara saya harus meladeni kamu saat itu" jawabnya sedang menahan emosi terhadap ku.
"apa yang Bapak inginkan dari saya" akupun memberanikan diri bertanya pada intinya.
"bagus memang kamu sangat pintar Lisa, tidak sia-sia kamu bisa kuliah disini" jawabnya padaku.
"langsung saja pak saya mau masuk sebentar lagi ada kelas" jawabku malas padanya.
"kamu ikut kelas tambahan saya, karena saya gak mau terus-menerus di paksa kepala prodi untuk memberikan kelas tambahan padamu, dan kamu juga harus membatalkan perjodohan antara kita, saya gak mau menikah dengan wanita IQnya di bawah saya, kamu tau lah tipe saya seperti apa" jawabnya terkekeh padaku.
"aduuhh ke geeran banget sih pak, siapa juga yang mau nikah sama orang yang gak punya sopan santun kayak Bapak, gelarnya aja sarjana sifatnya mahh gak patut di contoh" jawabku yang kesal padanya.
"kamu ngomong apa coba ulangi lagi saya kurang kedengeran tadi" jawabnya yang langsung membuatku emosi seketika.
"Bapak pasti dengar apa yang saya katakan tadi, saya ngomong apa yang liat dan saya rasakan pak" jawabku yang menahan emosi sedari tadi.
"sabar Lis, mungkin ini ujian buat kamu hhuuff" batinku sambil mengelus dadaku.
"ya sudah intinya mulai hari ini kamu akan mengikuti kelas tambahan saya setiap hari jam 16.00 kalau telat harus berdiri sesuai menit keterlambatan" katanya sambil membereskan berkasnya yang berserakan di atas mejanya.
"baiklah pak saya permisi" kataku pamit dan berjalan keluar.