Chereads / Masa Lalu Atau Masa Depan? / Chapter 3 - Perjodohan

Chapter 3 - Perjodohan

Setelah sampai di restoran tiba - tiba kakek menelpon ku.

"Hallo kek ada apa?"

"Kakek hanya mau mengatakan nanti akan ada makan malam. Kamu nanti harus ikut"

"Tapi kek aku tidak bisa"

Aku selalu merasa malas jika harus berkumpul dengan keluarga.(kata hati Jolyne).

"Tidak ada tapi tapi. Pokoknya kamu harus datang"

Malam pun tiba. Aku melihat keluar jendela. Langit mulai menurunkan air matanya. Apakah langit sedang bersedih?. Miris sekali memikirkan cerita itu.

Flashback On

Di kota Cornwall

"Mom hari ini hujan apakah kita masih perlu untuk daftar ke sekolah sekarang?"

"Tentu saja Jeje sayang"

"Tapi aku tidak suka dengan hujan mom"

Setelah lama menunggu taxi akhirnya ada juga taxi yang berhenti. Aku,mommy, Jacalyn, Jonathan pergi ke sekolah untuk mendaftar. Pada saat diperjalanan mommy mulai menunjukkan kebiasaan mendongeng nya.

"Kalian tau tidak kalau hujan itu adalah rahmat dari tuhan"

"Rahmat dari tuhan?"

"Iya rahmat tuhan. Pada saat hujan dewa dan dewi di atas langit akan menangis"

"Hah kenapa menangis?"

"Karena pada awalnya dewa & dewi merasa kebingungan karena di bumi mulai mengalami kekeringan. Dewa & dewi merasa sedih. Banyak orang - orang di bumi yang meninggal karena kekurangan air. Tanaman - tanaman mulai layu, hewan - hewan mulai mati kelaparan."

"Lalu setelah itu apa yang dilakukan oleh dewa & dewi mom?" Sahut Jacalyn.

"Akhirnya ada seorang dewi mulai menangis karena merasa sedih dan bingung. Ternyata tangisan tersebut mendatangkan hujan di bumi. Akhirnya orang - orang di bumi merasa senang dan terselamatkan".

"Ayo turun kita sudah sampai"

Flashback off

"Nona salah satu orang tuan Adam sudah datang menjemput nona."

"Apakah tidak ada alasan lain yang bisa kugunakan untuk menolaknya?"

"Sepertinya tidak ada nona. Tuan besar sepertinya sangat menginginkan kehadiran nona untuk makan malam kali ini"

"Hmm baiklah suruh mereka tunggu sebentar Angela"

Angela. Hmm dia adalah salah satu orang yang paling aku percaya selain Keana. Angela sudah lama ikut dengan ku. Aku adopsi dia dari panti asuhan. Saat itu umurnya sudah besar. Karena rasa terima kasihnya dia ingin melayaniku. Akhirnya kujadikan dia sekretaris ku. Hampir setiap hari, hari - hari ku kuhabiskan dengannya.

Drrt drrt drrt. Telpon bergetar.

"Halo kakek ada apa?"

"Kamu dimana cepatlah datang kesini. Disini sudah mulai ramai"

"Baiklah kakek"

Tut tut tut. Telepon dimatikan.

Aku harus bergegas kesana.

Saat aku keluar hawa dingin terasa dimana - mana. Petir mulai menyambar - nyambar seakan ingin menyantap makanan yang sangat enak. Kilat mulai bergerak dengan kecepatannya. Angin mulai meniupkan kekuatannya. Hujan mulai menguasai dunia dengan turun lebih lebat. Badan ku yang kurus dan lemah mulai tidak tahan dengan serangan itu. Sesegera mungkin aku masuk ke mobil.

Sesampainya di depan hotel. Aku mulai melihat banyak tamu berlalu lalang seakan hujan bukanlah hambatan bagi mereka. Setelah itu, segara aku masuk dalam ballroom hotel. Disana sudah banyak tamu yang hadir. Aku pergi menemui kakek.

"Selamat malam kakek" sapa ku pada kakek.

"O kamu sudah disini, kemarilah biar kuperkenalkan kamu pada tuan tuan ini".

Aku mulai berjalan mengikuti kakek menuju orang - orang dengan balutan kain yang mahal. Saat pertama kali melihatnya saja aku sudah tau siapa mereka. Ya mereka adalah penguasa di negara T. Semua orang takut pada mereka. Tapi aku menganggap mereka adalah para mafia negara T. Entah berapa banyak kejahatan yang pernah mereka lakukan.

"Hei kalian semua. Perkenalkan ini adalah cucuku Miseille Jolyne Vernandes CJ."

"Wah cucumu sangat cantik tuan" sahut seseorang dari salah satu geng mereka.

"Dia adalah CEO CJ Entertainment"

Aku mulai menjabat tangan mereka.

"Kakek aku harus bertemu dengan teman ku yang lainnya"

"Baiklah kalau begitu pergilah"

Lega rasanya bisa kabur dari kakek.

Aku mulai berjalan keluar hotel. Melihat - lihat kebun hotel. Hawa dingin setelah hujan memang berbeda. Baunya pun juga berbeda. Aku sangat menyukainya.

Setelah cukup lama aku berjalan - jalan aku melihat seseorang sedang berciuman dengan mesranya. Tentu aku merasa mual melihat mereka dan tentunya aku tidak ingin menggangu mereka. Aku pergi dengan cara mengendap - endap seperti seorang pencuri. Krak.

"Oh shit kenapa aku menginjak dahan pohon"

Sesegera mungkin aku bersembunyi darinya.

"Sepertinya pria itu tidak menyadari kehadiran ku. Syukurlah lebih baik aku pergi dari sini"

Ketika aku hendak pergi. Aku dikejutkan kehadirannya yang ada di belakang ku. Aku tidak bisa berkata - kata lagi.