Chereads / Nikah kontrak / Chapter 31 - Bab 30 ( Sehari Sebelumnya )

Chapter 31 - Bab 30 ( Sehari Sebelumnya )

Satu hari sebelumnya,

Ketika Cleo sampai di rumah begitu ia pulang dari waktu jalan-jalannya bersama dengan nenek Harry, ia segera mengabarkan kepulangannya itu pada Nyonya Sofia. Dan ketika nampaknya keadaan rumah masih sama seperti saat ia meninggalkannya tadi siang, yaitu masih terlihat sepi tanpa adanya tanda-tanda kehadiran Harry di rumah, Cleo langsung saja masuk ke dalam kamarnya dan berbenah diri.

Tak butuh lebih dari satu jam, Cleo sudah selesai dan keluar untuk mencari makanan. Ia berjalan ke arah dapur, dan mencari Ane.

"Bibi, Ane?" panggil Cleo beberapa kali. Tapi, Ane masih belum terlihat. Hingga dipanggilannya yang ketiga, Bibi Ane muncul dan menghampirinya.

"Apa Tuan Harry belum pulang?" tanya Cleo.

Bibi Ane menggeleng.

"Kalau begitu, tolong buatkan untukku sesuatu. Aku lapar," pinta Cleo.

Ane mengangguk. Dan kemudian menyediakan semangkuk nasi dan beberapa lauk lengkap dengan makanan pencuci mulut untuk Cleo. Melihat itu, Cleo menatapnya.

"Anda sudah makan?" tanya Cleo, "Jika belum, ayo ikut makan sama-sama."Ajaknya.

Ane terlihat bingung. Namun setelah beberapa saat, ia menggeleng dan tersenyum. Menandakan ia tidak ingin bergabung. Atau mungkin lebih tepatnya tidak berani. Melihat itu, Cleo menatapnya sedih.

"Apa Anda tidak ingin makan bersama denganku?" tanya Cleo dengan raut wajah kecewa. Bibi Ane menjadi panik.

"Sangat tidak menyenangkan jika harus makan makanan seenak ini, seorang diri," lanjut Cleo sedih, "Aku sudah mengalami itu selama bertahun-tahun. Tapi aku masih belum terbiasa. Dan karena Anda ada di sini, maukah Anda ikut makan bersama denganku?" ajak Cleo sekali lagi.

Bibi Ane yang selama ini belum pernah makan satu meja dengan majikannya, merasa permintaan Nyonya barunya ini sedikit aneh dan membingungkan. Karena itu, dia hanya berdiri dalam diam dan gelisah.

Membuat Cleo kembali bertanya.

"Baiklah. Jika Anda tidak ingin makan, bagaimana jika Anda menemani saya makan dengan duduk di sini?" tawar Cleo lagi. Kali ini ia menawarkan satu tempat duduk khusus untuknya.

Ane menatapnya ragu. Setelah terdiam cukup lama, ia akhirnya mengambil tempat duduk tepat di seberang Cleo. Melihat itu Cleo tersenyum senang.

"Nah! Begitu dong!" seru Cleo gembira. Ia kembali melanjutkan makannya lagi sambil menanyakan beberapa pertanyaan lain.

"Apa majikanmu itu biasa pulang sangat larut?" tanya Cleo pada Bibi Ane sambil melirik jam di dinding yang sudah menunjuk pukul delapan malam. Sendokan pertamanya malam ini membuay perasaannya senang. Tak peduli berapa kali pun Cleo merasakannya, ia selalu takjub.

Bibi Ane menjawab pertanyaan Cleo dengan anggukan. Dan Cleo langsung mengerutkan keningnya sedikit. Bukan heran karena mengetahui suaminya sering pulang larut, tapi Cleo justru merasa heran karena sejak tadi Bibi Ane hanya memberinya jawaban dengan anggukan.

Cleo mulai mengajukan pertanyaan lain.

"Apa Anda memang orang yang pendiam?" tanya Cleo pada akhirnya. Ia memutuskan untuk bertanya langsung tentang kepribadian Bibi Ane. Entah apakah ia akan mengerti maksudnya atau tidak. Tapi Cleo merasa ia perlu untuk menanyakan hal itu.

Sebelum Bibi Ane memberikannya jawaban, sebuah suara dari belakang sudah mewakilinya. Dengan suaranya yang cukup berat dan begitu tiba-tiba, pria itu menjawab pernyataan Cleo mewakili Bibi Ane.

"Percuma kau bertanya padanya. Dia tidak akan menjawabmu," seru sebuah suara bariton yang membuat Cleo menoleh padanya.

"Kau sudah pulang?" tanya Cleo kaget.

Harry tak menjawabnya. Ia malah membahas hal yang lain.

"Dia bisu," seru Harry singkat, padat, dan tidak jelas.

Cleo mengerutkan keningnya. Mencoba mencerna ucapan Harry. Bisu? Siapa?

Ketika detik berikutnya Cleo mengalihkan pandangannya kepada Bibi Ane dan kemudian pada Harry secara bergantian, Cleo akhirnya mengerti.

"Dia bisu? Bibi Ane?" tanya Cleo memastikan.

Harry tak bergeming. Membuat Cleo menganggapnya sebagai jawaban 'iya' dari pertanyaannya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?" tanya Cleo pada Harry.

Harry seolah menimbang sesuatu, "Apa kau bertanya padaku?" tanyanya. Hah?

Dengan sikapnya yang santai Harry menarik sebuah kursi dan duduk di depan Cleo. Sambil melirik Ane, ia mengisyaratkan sesuatu padanya. Melihat itu Ane segera berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan sesuatu untuk majikannya.

Berbeda dengan Cleo yang justru menatapnya dengan tidak senang.

"Tapi paling tidak, jika aku tidak bertanya, bukankah kau seharusnya bisa mengatakannya? Sekretarismu itu juga bahkan tidak mengatakan apapun padaku!" protes Cleo.

Cleo tahu hal ini bukan urusannya. Tapi bagaimanapun juga bukankah ia juga adalah anggota keluarga di rumah ini? Bagaimana bisa hal sepenting itu tidak dikatakan padanya?! Pantas saja selama ini Bibi Ane tidak pernah menjawabnya jika ia bertanya. Karena memang dia tidak bisa berbicara!!

Oh, Tuhan... ternyata selama ini ia telah sangat salah paham dengan banyak terhadap sikap Bibi Ane!

Demi apapun! Apa ia masih sanggup berbicara padanya jika saja ia tadi hampir saja keceplosan bicara yang tidak-tidak?!

Cleo menatap Harry dengan kesal. Pantas saja, Harry begitu yakin Bibi Ane tidak akan membocorkan urusan pernikahan palsu yang mereka lakukan. Jadi inikah alasannya?

"Sejak kapan dia mengalami itu?" tanya Cleo mencoba mencari tahu. Ia menatap Bibi Ane dengan iba. Menyandang status sebagai tunarungu jelas bukan hal yang mudah. Apalagi jika itu sudah ia alaminya sejak lahir.

Bibi Ane beruntung karena keluarga Theodore masih mau memperkerjakannya. Jika itu luar sana, Cleo tidak yakin Bibi Ane akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan apapun itu karena kekurangannya ini. Walaupun tentu saja, masakan Bibi Ane adalah yang terenak!

"Entahlah. Mungkin sudah 20tahunan," jawab Harry sekedarnya.

Cleo langsung mengangguk mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut. Ia tiba-tiba ingat kembali kalau Harry tidak suka jika ia banyak bertanya. Karena itu ketika ia melihat Bibi Ane keluar dari dapur membawakan makanan untuk Harry, Cleo segera saja buru-buru menghabiskan makananya.

Cleo sengaja mengambil beberapa suapan besar untuk mulutnya agar ia bica cepat menyelesaikan acara makannya. Tapi baru disuapan yang ketiga, suara Harry yang tenang langsung mengejutkannya.

***