Chereads / Nikah kontrak / Chapter 32 - Bab 31 ( Surat Gugatan Pelanggaran kontrak )

Chapter 32 - Bab 31 ( Surat Gugatan Pelanggaran kontrak )

"Kau baru saja habis berbelanja?" tanya Harry pada Cleo.

Cleo langsung menjawabnya dengan bingung.

"Ya, aku baru saja berbelanja sedikit tadi pagi. Tapi.. darimana kau tahu?" tanya Cleo.

Harry yang sudah melihat beberapa tumpukan kantung belanjaan di atas sofa yang ada di ruang tamu, tak serta merta langsung mengatakan itu dengan jelas.

"Kau meninggalkan sampahmu di tempatku," ujar Harry secara membingungkan.

Cleo menatapnya bingung. Sampah? Di tempatnya?

Tepat ketika ia ingin bertanya lagi karena tidak mengerti ucapannya, Cleo mendadak teringat sesuatu.

"Oh, ya ampun! Aku lupa meletakkan semua kantung belanjaanku itu ke kamar," teriaknya heboh ketika ia baru ingat kalau pemilik rumahnya tidak suka sesuatu yang berantakan. Setumpuk sampah yang dimaksudkan Harry tentu bukan benar-benar menunjuk pada sampah yang sesungguhnya.

Pria itu hanya menganggap semua barang yang tidak berguna baginya sebagai 'sampah'. Karena itu, ketika pria itu melihat semua barang-barang Cleo di ruang tamu, dia bepikir Cleo sudah mengotori tempatnya dengan barang yang tidak penting seperti 'seonggok sampah'.

Tadi siang saat ia kembali ke rumah setelah berbelanja beberapa barang yang akan ia hadiahkan untuk teman-temannya di tempat kerjanya yang lama, Nyonya Sofia mendadak menelponnya. Memintanya untuk menemaninya makan bersama dan berakhir dengan sesuatu yang tentu melelahkan untuk Cleo.

Alhasil siapa sangka karena panggilannya yang mendadak dan ia pulang tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya, Cleo jadi lupa dengan semua hadiahnya itu. Dengan cepat ia menyantap kembali semua makanannya dan berujar.

"Aku akan segera membereskannya, segera setelah aku selesai menghabiskan makanan ini. Tunggu, sebentar," ujarnya patuh sambil mempercepat gerakan tangannya yang menyendok.

Tak butuh waktu dua menit, Cleo sudah selesai dengan makan malamnya. Ia berjalan ke ruang tamu depan. Dan mengambil semua kantung belanjaannya sekaligus. Membawanya masuk ke kamarnya dengan tenang dan tidak keluar lagi dari sana untuk waktu yang cukup lama.

Harry yang melihat itu, hanya duduk dengan tenang di posisinya. Dan tidak mengatakan apapun sampai ia menyudahi makannya.

***

Berkat kejadian semalam itu, Harry tentu bisa menebak kemana semua uang yang digunakan Cleo itu pergi ketika Dirga menanyakan perihal apakah ia masih harus menyelidikan masalah ini lebih lanjut atau tidak.

Sesuai dengan apa yang dikatakannya, dan berdasarkan apa yang sudah ia lihat semalam, Harry tentu hanya bisa menyuruh Dirga untuk membuat suatu surat gugatan.

Padahal sudah dengan sangat jelas Dirga telah memperingatkan wanita itu untuk mengunakan semua fasilitas yang dimilikinya itu secara bijak. Tapi bukannya berhati-hati dengan segala kebiasaannya atau apapun itu, Cleo justru menggunakan kartu itu dengan seenaknya dan secara sembarang.

Harry memang tidak pernah mempermasalahan seberapa banyak uang yang dihabiskan oleh Cleo untuk kesenangannya. Tapi ia tidak senang jika perintahnya itu tidak dipatuhi.

Walaupun ia memang menitipkan kartu itu padanya dengan maksud krusial. Tapi menggunakan seluruh uangnya dengan tidak tahu malu dan hanya dalam selang waktu dua hari setelah ia menerima kartu itu, jelas bukan tindakan yang menyenangkan untuknya.

Dengan berbekal semua infomasi yang sudah ia dapat dan lihat serta pertimbangkan, Harry bisa secara garis besar mengambarkan bagaimana sifat dan pola pikir dari istri kontraknya itu.

Cleo mungkin terlihat lugu dan polos dari luarnya. Tapi dibalik itu, wanita itu ternyata terlalu menganggap remeh dirinya.

Maka dari itu, ketika tugas yang diberikan Harry pada Dirga telah selesai dikerjakannya, Harry segera memberikan surat gugatan itu padanya.

Melemparkannya ke atas meja dan menatapnya dingin.

"Apa ini?" tanya Cleo pagi-pagi sekali saat ia tengah sarapan bersama Harry dan ia memberikan Cleo sebuah dokumen.

"Bacalah," perintahnya.

Cleo mengambil dokumen itu dan membacanya.

"Surat gugatan pelanggaran kontrak?" tanyanya tak mengerti.

"Untuk apa dan siapa?" tanya Cleo.

"Untuk menuntut sejumlah uang ganti rugi. Padamu," jawab Harry.

"Apa?"

Cleo dengan cepat membaca isi dokumen itu pada lembar berikutnya.

"550juta?" pekik Cleo kencang. Ia menatap Harry dengan tidak percaya.

"Kenapa aku harus membayar uang sebanyak itu? Apa aku melanggar suatu perjanjian? Tidak, lagi pula memangnya ada sangsi pelanggaran seperti itu di dalam surat kontrak kita?" protesku tak serta merta menerima.

"Pasal 41 di surat kontrak. Disana tertulis jelas kau dilarang keras menggunakan uangku secara sembarangan untuk keperluan pribadimu sendiri. Apa kau bahkan tidak tahu hal itu?" tanya Harry tanpa emosi.

"Apa?"

Cleo tidak pernah merasa ada syarat semacam itu di dalam surat kontrak mereka. Oke! Cleo memang tidak membacanya secara lengkap semua isi perjanjian itu. Tapi apa-apaan ini?

Dia sudah mengunakan uangnya secara sembarang untuk keperluan pribadinya sendiri? Kapan? Dan dimana? Cleo berpikir dengan keras.

"Bukankah Dirga sudah menyuruhmu untuk menggunakan kartu yang kuberikan secara bijak dan tepat?" tanya Harry yang lebih seperti sebuah pernyataan.

Cleo langsung mengerti ke arah mana sebenarnya masalah ini berawal. Jadi Harry mempermasalahkan soal ia yang menggesek kartu kreditnya itu dengaan seenaknya tanpa sepengetahuannya? Tapi bukankah kartu itu digunakan untuk keperluan neneknya sendiri? Apa hal itu bahkan tidak boleh??

Cleo jelas tidak mengunakan uang itu sepeser pun, kecuali tentu saja saat acara makan siangnya bersama dengan nenek Harry, jika itu masih terhitung dalam kategori menggunakan uangnya untuk diri sendiri agar bisa makan di restoran mewah.

Tapi demi Tuhan! Tuduhan itu tidak seimbang dengan kenyataannya. Apa pria itu bahkan akan menagih satu piring porsi makannya waktu itu di restoran?

Cleo menepuk keningnya pelan

Oh, Tuhan! Cobaan apa lagi ini?!

"Harry, aku memang menggunakan kartu itu secara sepihak, tanpa memberitahukannya padamu terlebih dahulu. Karena awalnya aku pikir kau tidak akan punya banyak waktu untuk mendengar izinku. Tapi kau jelas tidak bisa menuntutku! Uang itu..."

***