Daniel segera turun dari mobil dan melihat seseorang yang tertabrak mobilnya. dapat Daniel lihat seorang wanita telah menjadi korbannya, Dan seorang remaja menangisi sang wanita. juga beberapa orang yang mengelilingi wanita tersebut. "aku tak akan pernah melepaskanmu" ucap Remaja yang terisak sembari memfoto dirinya juga mobilnya.
"sayang, kita harus pergi"tarik Mika sambil membawa Daniel kembali kemobilnya. Dan mereka pun meninggalkan kejadian itu begitu saja. "Mika...kenapa kamu membawaku melarikan diri, kamu lihat tadi wanita itu berlumuran darah, bagaimana kalau dia tidak selamat" ucap Daniel frustasi. "Daniel....kalau dia mati, kita bisa dipenjara, karena itu kita harus pergi" ucap Mika.
sementara itu Malvin membawa Mirella ke rumah sakit. "Nak Alvin, coba hubungi orang tua kamu, kita butuh mereka kalau terjadi sesuatu dengan bu Ella," ucap salah satu pegawai Mirella.
Malvin menganguk dan segera menghubungi Papa dan mamanya.
selang dua jam orang tuanya datang Malvin langsung memeluk mamanya sambil terisak. " mama....kakak ma..."adu Malvin masih dipelukan mamanya.
sang mama hanya bisa memeluk sang putra, Tak berselang lama dokter keluar dari ruang operasi. Malvin refleks langsung menyerbu sang dokter. " dik, bagaimana keadaan kakak?" Tanya Malvin panik. "dok, bagaimana keadaan anak Saya?"Tanya sang mama menimpali. Dokter menoleh ke arah sang mama dan memintanya untuk ikut keruangannya. Mam dan Papa mengikuti dokter dan dengan hati berdebar menantikan kabar tentang putrinya.
"maaf dok, gimana keadaan putri kami sebenarnya?" Tanya sang mama dengan Tak sabar. "keadaan putri ibu baik"ucap sang dokter. sang mama pun menghela nafas Lega. "namun kita belum bisa memastikan, apa yang akan terjadi dengan putri ibu, tapi satu hal yang pasti,,,putri ibu akan mengalami kelumpuhan"ucap Dokter lagi.
Raut wajah syok nampak dari pasangan tersebut. sang mama Tak mampu membendung air matanya dan memeluk papanya.
melihat wajah kedua orang tuanya Malvin Tak kuasa untuk Tak menangis semakin keras dan keras lagi.."kakak....maaf....maaf kak,,semua gara - gara aku, dari dulu semua gara - gara Alvin,,"seru Alvin bercampur dengan tangisan.
"Alvin" sang mama membawa sang putra dalam pelukannya. "mama,,,Alvin selalu buat kakak susah ma, kakak selalu dipukul mama karena kesalahan ku dulu, kakak terseret arus,gara -gara aku dan kak Mirna yang melangar aturan papa untuk main disungai, sekarang.....kakak hampir kehilangan nyawanya, demi menyelamatkanku ma...." isak Malvin makin menjadi.
ucapan Malvin membuat sang mama dan sang papa kaget, mereka teringat bagaimana mereka slalu menyalahkan dan menghukum Mirella.
Akhirnya hal yang mereka nantikan terjadi. Mirella membuka matanya ,dan Hal itu membuat Malvin langsung memeluknya . Semua nampak bahagia dengan sadarnya Mirella, namun ...."Dokter, apa kakiku diamputasi?" Tanya Mirella lemah. Dokter segera memandang Mirella, Dan semua orang juga melakukan hal yang sama."tidak kak, kakak tidak diamputasi" kata Malvin. Perkataan Malvin membuat setetes air Mata menetes dari Mata Mirella dan segera dihapusnya. Dokter yang memahami kondisi ini langsung meminta semua orang untuk meninggalkan ruangan.
"Saya,....lumpuh ya dokter?" Tanya Mirella lagi. "dengan Terapi juga pengobatan yang baik, nanti anda akan bisa jalan lagi" kata dokter. Namun Mirella tau dokter hanya akan menghiburnya saja. " dok, satu hal tolong jangan kasih tau kondisi Saya pada keluarga Saya dok, nanti mereka khawatir" pinta Mirella pada sang dokter dan diangguki oleh dokter. 'papa , mama, kalian pasti akan semakin malu dan semakin kecewa sama Mira,maafin Mira pa ma, kalian benar aku hanya anak cacat yang bikin malu kalian...' batin Mirella sedih.